Musim semi tahun itu tiba lebih cepat dari yang seharusnya.
Ini seperti Jeno membuka mata pada suatu pagi dan mendapati langit menjadi lebih cerah, warna putih memudar, dan seiring matahari yang memuncak, bumi seakan menarik napas yang membuat salju di tanah meleleh. Ketika Jeno menjejakkan sebelah kakinya di atas permukaan sungai Edra yang tertutup es, es itu retak membentuk pola yang menyebar mirip jaring laba-laba.
Jeno duduk tenang mengamati perubahan alam di tempatnya yang biasa. Perubahan yang, tidak berefek padanya, kendati dia merasa lebih baik di musim semi. Seseorang kiranya tak bisa memandangi bunga-bunga dan tetap merasa buruk. Saat ini memang tidak banyak bunga yang telah terbangun dari tidur panjangnya, tetapi nanti, Jeno berjanji, dia akan mengumpulkan bunga-bunga liar dan memberikannya pada Karina. Hadiah pertamanya.
Sesekali dia menoleh ke belakang, mengecek: Karina belum datang.
Baiklah, jadi rencananya dia akan menghadiahkan Karina bunga. Jeno belum pernah bertemu satu wanita pun yang tidak menyukai bunga. Dia curiga ada hubungan istimewa yang susah dijelaskan antara wanita dan bunga. Padahal, tentu saja, bunga tak bisa di makan dan layu dalam sekejap. Romantis, mereka bilang. Benarkah demikian? Menyangkut berkencan, Jeno tidak berpengalaman. Kesimpulannya, di mana Karina sekarang?
Mudah melewatkan waktu saat kau tenggelam dalam pikiranmu sendiri. Sebagai penjaga, Jeno mampu tinggal dalam satu posisi dan mempertahankannya untuk waktu yang lama. Begitu dia sadar, matahari sudah hampir tenggelam. Sinarnya menyapu tanah yang tak terusik jejak kaki seorang manusia yang tak pernah muncul tanpa keributan. Tak ada tanda-tanda Karina. Kini, Jeno memutar badannya ke belakang.
Apakah kemarin Karina mengucapkan 'sampai jumpa besok'? Jeno yakin itu yang terjadi. Karina datang nyaris setiap hari. Ada kalanya gadis itu terlambat. Namun dia tak pernah absen dari pertemuan mereka tanpa alasan, yang kebanyakan adalah pekerjaannya yang terlalu banyak. Mengapa hari ini harus berbeda? Jeno memasang telinganya baik-baik, memilah-milah antara suara hutan dan angin yang berembus pelan. Nihil. Pendengaran bangsanya jarang salah. Jika Jeno tidak mendengar apa-apa, berarti memang tidak ada apa-apa.
Itu hari pertama Karina tidak datang tanpa penjelasan.
.
.
.Apa yang bisa mencegah seseorang tidak menepati perkataannya?
Imajinasi Jeno bisa memasok banyak hal. Daftarnya akan sangat panjang, dengan pekerjaan menempati posisi teratas. Karina pernah bercerita bahwa normalnya restorannya tutup saat sore, tapi bisa buka sampai malam tergantung apakah masih ada pelanggan atau tidak. Lalu orang tua. Mungkinkah orang tuanya jengkel sebab Karina kerap menyelinap ke hutan? Kemudian sakit—ini yang paling membuat Jeno cemas.
Secara postur, Karina termasuk gadis yang jangkung. Tungkai-tungkai kakinya panjang dan indah. Kecanggungannya disamarkan oleh posturnya yang menarik dan wajahnya yang cantik. Namun meski tak menyinggungnya terang-terangan, Jeno bukannya tidak memperhatikan bahwa Karina terlalu kurus. Dia sering menggigil. Dia sering bersin, dan dia selalu mengenakan berlapis-lapis pakaian bahkan di musim gugur. Apakah itu berlaku pada semua manusia atau hanya Karina—kerapuhan itu? Apakah Karina sakit? Imajinasi itu mengganggu Jeno, membayangkan Karina sakit dan tak ada cara baginya untuk mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Seven Lies ✔️
FanfictionPernah berpikir berburu makhluk mitos? Karina, seorang manusia; terlihat lugu dan ramah一setidaknya dari luar. Mengaku pandai menyimpan rahasia, tetapi lebih pandai lagi berpura-pura. Dirinya yang sejati tersembunyi di balik permukaan es tebal, hanya...