4

1.7K 53 3
                                    

Sella menangis menatap menyedihkan, ia mencoba menenangkan ku, sesekali mengusap pipiku yang sembab, "Ray, hari ini kita bolos aja. Yuk keluar main, tenangin diri kamu dulu." Ajaknya menggandeng tangan ku untuk keluar.

Aku dan Sella berkeliling kota Semarang pagi itu, aku memeluknya dari belakang, kepalaku ku sandarkan pada pundak kecil Sella. Pukul 9 ini matahari sudah memanas, Sella masih mengendarai motornya, aku hanya pasrah mau kemana.

Tujuan terhenti disebuah taman yang rindang, cukup ramai, tapi tak masalah, pohon dan kencangnya angin sudah membuatku tenang, kami memarkir motor lalu duduk kearah bawah pohon besar yang sedikit menjauh dari keramaian.

Aku mulai menceritakan apa yang terjadi, mengenai Arion, pernikahan, serta hutang. Sella mendengarkan seksama, sesekali menutup mulut tak percaya. "Ray, mungkin kalimat sabar ga akan bisa dan ga cocok buat elo saat ini, tapi coba untuk berfikir tenang,  elo harus tenang dulu, tapi mau ga mau, gue cuman bisa bilang, sabar... Mungking ini cobaan buat elo. Sabar ya Ray, mungkin Tuhan sayang sama Lo dengan kasih cobaan ini, elo harus kuat, jangan mikir aneh-aneh dulu ya ."

Aku hanya mengangguk pasrah, menyenderkan tubuhku ke dada Sella yang empuk, harumnya vanila ciri khas Sella, teman ku ini tiada dua.

---
Kami memutuskan kembali ke kampus untuk mata kuliah selanjutnya, aku menutup muka ku dengan Hoodie hitam, dan berjalan menunduk, Sella menggandeng ku menuju kelas selanjutnya.

Pelajaran ini tak ada yang ku ingat, materi Dosen pun aku tak tahu apa yang beliau bahas. Kepalaku sangat pening, Sella sesekali mengelus lembut punggung ku.

Aku tersentak kaget tiba-tiba Sella menarik tangan ku, aku menatap nya lemas, dia berbisik serius, "ayo kita keruangan BEM!"

Aku menundukkan kepala lesu, ia memaksa ku untuk ke sana setelah kejadian kemarin, untuk menemui Ketua BEM itu, Arion!

Setelah mata kuliah itu setelah, Sella menarik ku keruangan BEM  di gedung G, setelah ia mencari tahu dimana ruangan BEM kepada teman kelas kami, gadis itu penyelam handal, aku pasrah kan padanya.

Kita berdua berdiri di pintu, tulisan di depan pun "RUANG BEM FAKULTAS" tertera jelas di depan, Sella tak sabar, membukanya pintu itu kasar. Banyak mata memandang kami di bibir pintu, sorot mata tajam itu menghujami kami, aku menundukkan kepala, "Arion! Muncul Lo, sini gue mau ngomong!" Teriak Sella kepada sekumpulan mahasiswa yang melingkar itu.

"Heh cewe! Elo ngapain teriak disini, gada etika Lo?!" Bentak seorang mahasiswa, mungkin dia kating, pikirku.

"Gue cuma mau ketemu sama Arion!" bentak Sella tak mau kalah.

"Cewe sinting!"

Kulihat Sella tak gentar, dia masih berdiri di bibir pintu, menatap sekumpulan mahasiswa itu. Laki-laki dengan tinggi 180 itu bangkit, menatap malas kearah Sella, dan-- melirik ku.

"Udah Jo, dia nyari gue. Daripada makin ribut si cewe itu."

Dia berjalan ke arah kami, memandang kami datar, "kita bicara di luar"

---
Sella menghujami Arion tak henti, laki-laki itu menatap nya datar, aku membelakangi dirinya, memandang jalan lebih baik bagi ku.

Ku rasakan tangan kekar mengusap kepalaku, aku tersentak kaget, balik dan menatap wajah nya, jarak kami dekat, dia tinggi, harumnya parfum nya ketara dihidungku, kuat.

"Matamu sembab, kau menangis semalaman, ya?"

Aku menempisnya, Sella menyela dan menuding laki-laki itu, mendorong dan memakinya, "jangan sentuh temen gue!"

Arion menatap Sella tajam, mendekatkan wajah tampan nya ke Sella, lalu tersenyum, menyentuh pipinya lembut, "ssstt.... Elo seharusnya ga ikut campur urusan ini" kemudian melepaskan tangannya dari wajah cantik Sella.

"Ray, besok luangin waktu setelah kuliah, kita fitting baju buat Lo " ujar nya lalu mendekati pintu, dan berbalik menatap kami berdua, "gue masuk dulu, ya-- sayang." Ujarnya tersenyum manis kepadaku.

---
💚💚
Jangan lupa follow vote dan komen
See u on next part

Bismillah, untuk part selanjutnya akan di update setiap hari.
Yuk, ramaikan.

BEM (Badan Eksekutif Mas-suami) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang