5

1.8K 53 8
                                    

Aku mendiamkan kedua orang tua ku, bahkan ayah dan ibu tidak menyapa sekedar bertanya sudah makan atau belum, bagaimana keadaanku, tidak ada pertanyaan itu keluar dari mereka. Mereka sibuk bekerja dan menidurkan tubuh saat malam tiba.

"Ibu.." sapa ku lembut di ujung pintu menengok ibuku yang sedang sibuk melipat baju. Beliau menoleh, "sudah ingin bicara?" Ucapnya.

Aku mendekat ke arahnya, duduk di samping kasur kapuk tua milik orang tua ku, "Bu, aku masih ingin bertanya alasan yang masuk akal untuk ku"

Tidak ada jawaban dari ibu, dia diam cukup lama. Aku menunggu nya, menatap nya sayu, " tidak ada, kau akan tau sendiri nanti. Jadi jangan bertanya. "

"Apa ibu sayang padaku?"

"Tentu, ayah mu juga. Karena kami sayang padamu, maka menurut lah."

---
Setelah berbincang pada ibu, tangis ku sudah tak ada artinya lagi, keputusan sudah bulat. Bahkan, rencana pernikahan semua keluarga Arion yang mengurusnya, ayah dan ibu bahkan aku tak di izinkan mengurusi hal itu.

Aku mengingat ucapkan laki-laki kemarin, menunggunya selepas kuliah? Apa itu tidak gila, banyak mata akan membunuhku, identitas ku sebagai mahasiswa kupu-kupu akan terbongkar, menjadi buah bibir , dan cibiran para gadis pengabdi cogan. Itu tidak mungkin. Aku memijat pelan kepalaku, pening dan gelisah memenuhi diriku. Bagaimana ini.

Pagi pun tiba, aku dan Sella melakukan aktivitas biasa di perkuliahan, karena ini hari Jumat, hari terakhir perkuliahan, dan besok waktu untuk libur, mungkin Arion berfikir ini waktu yang tepat, bagaimana pun pernikahan kilat ku akan terjadi besok Minggu. Luar biasa! Bagaimana mereka mempersiapkan pernikahan secepat ini.

"Raya!" Teriak suara berat itu di balik punggung, aku mendelik kaget karena terkejut, Sella menoleh ke arah belakang, dia menutup mulutnya, "Ray, sana Ray, cabut ke arah sana, buruan!" Dorong Sella kepadaku, aku berlari keluar dari gerbang kampus menuju ke arah yang sepi.

"Raya Jang Gudono!" Teriak nya memecahkan ramainya halaman kampus.
Aku terhenti tak percaya, "eh elo, mentang-mentang ganteng jangan sok ya Lo ke Raya!" Bela Sella dengan menuding Arion yang melipat tangannya di dada. Pandangan nya acuh kepada Sella.

"Raya Jang Gudono! Calon istri gue besok Minggu!" Teriaknya lagi.

Aku tak bisa berlari, tubuhku membeku disana, aku bisa merasakan tatapan maut para gadis, aku yakin. Bahkan Sella mengeluarkan suara terkejut nya. Tas ransel yang ku bawa terangkat dari belakang, aku menoleh nya ragu, ku tatap lelaki tampan itu di belakang ku.

"Mau kemana, kan udah gue bilang selepas kuliah, kita fitting baju. Ga usah pakai kabur!" Ujar nya yang masih menarik ujung tas ku ke atas, aku menjinjit memandang nya.

"Lepasin!" Bentak ku sembari melepaskan tangan nya dari tas ku.

Tangan kekar itu merangkul tubuhku untuk mendekat kearahnya. Bukan yakin, tapi 10000 persen yakin, para gadis disana pasti ingin membunuhku.

"Nurut sama mas-- calon mas suami Lo"

Di--dia, membawaku menuju mobil miliknya, bodohnya aku hanya menuruti dia untuk sejajar, bahkan tangannya sudah berada di pinggul ku untuk berjalan berdampingan.

---

Kita berdua sampai di butik, Arion membawa ku kesini, aku hanya diam saja sedari tadi, bahkan aku lupa Sella masih melongo disana, ku yakin. Aku menatapnya berbincang dengan pegawai wanita, lalu memandangku, pegawai wanita itu tersenyum lalu menghampiri ku, Arion duduk bersila di ujung sofa panjang.

"Mari nona, saya tunjukan gaunnya." Ujar lembut pegawai itu lalu menggiring ke arah dalam.

Aku berhenti dihadapan Arion, "aku mau pakai gaun apa?" Tanyaku kepadanya.

Arion bangkit lalu menatapku lama, "elo mau pakai? Coba bilang sama pegawainya, mau model apa, gue ngikut selera Lo"

Aku mengerutkan dahi, dia melimpahkan kepadaku? Aku tak percaya, "mba tolong yang simple aja, calon istri saya suka yang simple " ujarnya kepada pegawai wanita, lalu menyentil pelan dahi ku.

Cukup lama aku tertarik dengan gaun-gaun itu, tapi satu gaun yang membuatku tertarik, menurut ku, gaun itu tampak sederhana, apalagi untuk bentuk tubuhku.

Kurasa ini cocok untukku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kurasa ini cocok untukku. Arion bangkit, lalu menempelkan tangannya di pinggang ku, memutar pelan tubuhku, sembari mengangguk setuju.

"Cocok, elo cantik banget." Senyumnya, lalu-- aku terpana sesaat memandang dirinya tersenyum, kecupan yang mungkin lama-- mendarat di bibirku, sungguh aku terpana dan tidak sadar apa yang terjadi, ku tatap begitu dekat wajahnya, deru nafasnya terasa begitu hangat di wajahku, kecupan terakhir lagi mendarat di ujung hidungku, lalu dia tersenyum. Begitu manis, aku mengakuinya, dia sangat tampan.

"Eh!!!!!" Sontak ku terkejut karena seperkian detik aku baru sadar apa yang sedang terjadi!

---
💚💚
Jangan lupa follow vote dan komen
See u on next part

BEM (Badan Eksekutif Mas-suami) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang