7

1.6K 43 1
                                    

Acara pernikahan telah selesai, mereka menikmati nya. Hanya aku, ayah dan ibu yang terlihat jelas bahwa kami tak menikmati nya. Semua senyum kami, terpaksa.

Arion sering memperhatikan ku, sesekali mengusap punggung ku lembut. Kami pergi meninggalkan tempat itu, aku bersama Arion dalam satu mobil, orang tua ku diantar oleh sopir keluarga Arion.

Rega Adena dan Arinias Adena adalah ayah dan ibu mertua ku sekarang. Beliau masih berbincang kepada ayah dan ibu, dan mereka memutuskan kembali ke rumah, mungkin untuk membicarakan sesuatu hingga mereka pulang bersama.

Hanya aku dan Arion dalam keheningan mobil, ia mengendarai mobil dengan cepat, "kita kerumah." Aku hanya mengangguk pelan. Bagiku sekarang terserah, ku jalani seperti biasa. Ku coba untuk menerimanya.

Tak lama, mobil Arion berhenti disebuah rumah, sederhana namun sepertinya harga rumah ini sangat mahal, terlihat berada di tempat sekumpulan orang-orang kaya.

Dia membukakan pintu mobil, menyuruhku keluar. Sembari masuk ia mengatakan semua pakaian dan barang milikku yang usang tak perlu dibawa, dia sudah mempersiapkan semua untukku.

Aku mengangguk lesu dan berjalan pelan masuk kedalam rumah itu. "Disini kita berdua, rumah ini pemberian orang tua gue. Dan sekarang ini juga rumah elo." Ucapnya, aku memandang nya lalu memandang seluruh rumah itu.

Arion menuju di ruang keluarga, dan disamping itu terlihat kitchen minimalis di sudut ruangan, tangan nya menunjuk di meja kitchen itu, "disini, cocok sih buat sex kita nanti. Nanti kamu nungging disini" Ujarnya sambil tersenyum mesum.

Aku merespon nya lama, "Hehhhh!!!!!" Teriakku kaget.

--Aku beristirahat didalam kamar, Arion bermain game diruang depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


--
Aku beristirahat didalam kamar, Arion bermain game diruang depan. Katanya, aku istirahat saja karena seharian mungkin lelah. Ku liat handphone ku, tidak ada pesan dari ortuku. Akhirnya aku memutuskan panggilan video kepada Sella.

Diangkat lah oleh Sella, aku berbincang dengan Sella, dia tidak percaya bahwa aku sudah menikah, bahkan dia menggerutu aku tidak mengajaknya ke pernikahan. Aku mencoba menjelaskan, bahwa itu pernikahan itu privat, bahkan teman-teman Arion tidak ada yang datang, hanya sekumpulan orang-orang dewasa.

Kami berbincang cukup lama, "wahh Ray, bentar lagi elo liat titidnya Arion dongg" ujar Sella mesum. Dia tertawa terbahak-bahak di sebrang sana.

"Sembarangan!! Program dulu ga sih Sella, aku masih ingin lanjutin kuliah. Jangan dulu lah." Yakin ku pada Sella, gadis itu masih mengejek ku dan tertawa.

Tiba-tiba aku terkejut tangan menepuk pantat ku cukup keras. Aku melingking kaget, karena aku melakukan VC dengan Sella dengan posisi tidur tengkurap, aku tidak tahu bahwa Arion datang menghampiri ku.

Tubuhnya mengkunci tubuhku dengan tubuh besarnya, aku bahkan tak sempat bangkit atau merubah posisi awal. Aku memberontak kaget, "lepasin!! Ada Sella!" Teriakku yang masih memegang handphone.

Arion merebut handphone ku, lalu berbicara pada Sella di VC, "ssstt, jangan ganggu dulu. Gue matiin telpon, pasutri mau unboxing dulu." Ujar Arion yang tersenyum ada Sella.

"WOI RAYY!!!! Awas, ati-ati bentar lagi dimasukin titid !!!" Teriak Sella histeris dengan nada bercanda.

Aku memberontak kaget, dan bingung, aarggh aku takut. Aku mencoba mengelak, telpon di matikan oleh Arion, dia melempar handphone ku sampai ujung kasur. Dia memelukku erat, aku mencoba memukul nya untuk menyingkir dariku. Bahkan bibirku sudah di bungkam olehnya , lamutan bibirnya membuat nafasku Kekurangan oksigen.

Dia--diaa kenapa ih!!!
Tiba-tiba!!!!

Aku masih mengelak dan menghindar, namun sialnya, tangan nya menyentuh dimana-mana, tubuhku merespon nya. Dan-- aku terlena padanya.

---
Aku menutup tubuhku dengan selimut, sakit dan-- mengapa capek sekali!
Arion membuatku sangat lelah, bagaimana bisa dia kuat untuk melakukan berkali-kali, aku mengerutkan sakit yang masih aku rasakan. Arion ke ruang keluarga untuk bermain game lagi, sial! Mengapa hanya wanita yang merasa seperti ini, laki-laki tidak merasakan apapun. Dasar!

Aku menatap langit kamar, menggerutu "ouh seperti ini toh rasanya" ujarku yang sesekali menghentakkan kaki mengingat kejadian beberapa saat sebelumnya, aku sangat malu.

--
Malam telah tiba, aku berjalan pelan ke kitchen untuk memasak makanan, Arion menghampiri ku dan memelukku dari belakang, menciumi tengkuk leherku. Aku mengelak dan menyuruh nya untuk tidak menyentuh ku. Tapi dia sangat keras kepala, bahkan parahnya dia mulai membuka pakaian ku lagi, aku melotot padanya, "hentikan Arion! Aku masih mau kuliah, jangan bikin anak sering sering!" Ucapku membentaknya.

Bibirku dibungkam oleh bibirnya, dia memandang ku tajam, "panggil, mas!"

Aku menelan ludah, lalu membuang muka. Bibirnya menciumi leher ku yang terekspos jelas karena memakai daster motif bunga. Aku menggeliat, "hentikan!" Rengek Ku.

Tangannya menjalar kemana-mana, bahkan rengekan ku dan dorongan tanganku padanya untuk tidak menyentuh ku tidak ia hiraukan.

"Panggil gue, mas" ucapnya yang memandang ku, matanya menyorot dalam padaku, pandangan yang sama saat ia ingin melakukan unboxing padaku. Buluku merinding menatapnya.

Sungguh, tenaganya tak main-main, aku sangat kewalahan untuk menghindari dan mendorong nya. Tangannya mulai masuk kedalam pakaian ku, aku mencoba tidak mengeluarkan suara erangan, "hentikan--" ucapku lemas.

"Panggil gue mas!"

"Iya..." Jawabku melemas karena tangan nya membuatku harus tunduk.

"Mas..mas Arion, udah..." Ucapku, aku benar-benar melemas.

"Iya sayang. " Jawab Arion tersenyum dan  langsung menyuruhku untuk melakukan hal awal kita sampai dirumah ini.

Yah, kita melakukan nya lagi.

Sampai aku lupa belum makan. Dasar suami menyebalkan!

--
💚💚
Jangan lupa follow vote dan
See u on next part

BEM (Badan Eksekutif Mas-suami) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang