Ayah ibu dan aku berdebat keras, aku meminta penjelasan yang masuk akal, namun di tepis lagi dan lagi dengan jawaban aneh itu, apa maksud mereka pembayaran hutang, aku?? Anak mereka sebagai transaksi pembayaran?
"Kumohon ayah ibu" melas ku terhadap mereka , bahkan aku bersujud didepan mereka, mengenaskan, sebegini diriku memohon penjelasan, air mataku sudah tak terhitung berapa liter yang keluar. Mereka tak menghiraukan ku.
"Raya! Jadilah gadis yang berguna untuk kedua orang tua mu ini, kau hanya menikah dengan nya. Arion bukan mafia, bukan pengedar narkoba, dia anak orang kaya. Kau cukup menjadi istrinya saja." Jelas ayahku dengan muka memerah. Ibuku hanya terduduk jauh dipandang ku, ia hanya melihat ku saja.
Aku terisak, mataku mungkin sembab, nafasku tak teratur, "t-tapi mengapa? Mengapa aku menjadi pembayaran hutang kaliannn!" Teriak ku yang sudah frustasi.
"Karena ayah memiliki hutang pada mereka, ayah sudah tak punya apa-apa, rumah ini pun akan dijual, ayah dan ibu sudah tua, kau yang masih muda. Menikah dengan dirinya sebagai pembayaran hutang sekaligus menyelamatkan mu, Raya!" Jelas ayahku dengan mencengkeram erat pundak ku. Aku menatapnya melas, sungguh diriku tak percaya apa yang sedang terjadi. Aku menangis sejadinya, air mataku mungkin sudah tak keluar, hanya teriakan sakit tanpa suara yang bisa ku lakukan.
---
Tahun 2019
Tahun kematian bagi keluargaku. Usaha ayahku tutup, para karyawan nya pun di PHK masal, gaji untuk mereka pun dari hutang yang banyak, semuanya hilang. Tahun kematian saat itu, untuk bertahan makan dan minum suatu berkah bagi kami. Ayahku ditipu oleh teman nya sendiri, uang yang seharusnya investasi jangka panjang dibawa pergi, usaha yang menjadi pegangan lenyap oleh takdir. Ironis, namun kami memakannya mentah.
Semua kita jual untuk hidup, kerja serabutan ayahku lakukan, bahkan ibu yang dulunya selalu berdandan cantik, sekarang hanya ikatan Cepol dan daster lusuh untuk mengasuh anak orang lain, ya, pekerjaan ibu rumah tangga. Aku membantu pekerjaan rumah. Alhamdulillah, ibuku masih memiliki rumah dari peninggalan orang tua nya, jadi kami masih bisa punya tempat bernaung.
Masa jaya kami sudah sirna.
Setiap hari penagih hutang datang, ayah selalu memohon, kalimat "beri kami waktu" selalu keluar dari mulutnya.
---
Tahun 2023Dua tahun aku di perkuliahan, kupikir masa kuliah ku santai dan tenang, walau cobaan tugas yang tak henti, aku tetap menjalani nya dengan baik. Aku menatap langit kamarku, kosong, seperti pikiran ku saat ini. Mataku perih karena terlalu banyak menangis , nafasku tersendat, tanganku dingin, ruangan ini membunuhku.
Ku tatap jam di dinding, pukul 2 pagi, selarut ini aku masih diam, tak menutup mata, mencoba mati dalam sunyi, tapi tak bisa. Aku bangkit dari kasurku, menatap diriku di kaca, menyedihkan sekali. Aku mengambil gunting di laci, dan--
berniat untuk memotong.
---
Teriakan Sella menggema di penjuru rumah, "Raya ayo berangkat"Sella sudah tau masalah ku, masalah ku dari awal, orang tua ku sejak pagi sudah keluar untuk bekerja, dan kamu mempercayai sella, dia mudah masuk ke dalam rumah dengan akses kepercayaan. Pagi itu Sella berteriak untuk memanggil ku, aku berjalan sempoyongan, memakai Hoodie gelap dan celana jeans, bahkan aku tak berniat untuk kuliah pagi ini.
Sella menatap ku mendelik, menutup mulutnya tak percaya, "Raya! Elo potong rambut? OMG!"
Aku berjalan kearahnya, terisak tangis tiba-tiba, aku memeluknya, Sella terkejut dan membalas pelukan ku, dia meremang ikut menangis, "ada apa Ray!" Tanya nya, mengeratkan pelukan kepadaku.
"Sel, aku pingin mati aja" ujar ku dengan isak tangis yang sudah tak keluar air mata.
--
💚💚
Jangan lupa follow vote dan komen.
See u on next part.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEM (Badan Eksekutif Mas-suami)
TeenfikceYang suka cerita perjodohan, anak kuliahan, komedi romantis dan sedikit bumbu mesum bisa mampir di ceritaku, ya! 💚💚 Kampusku terkenal dengan ketua BEM yang tampan, namanya Arion Adena. Para mahasiswi memuja nya, idaman wanita banget, mahasiswi r...