BAB 12 - malaikat kecil

689 45 2
                                    

sehabis pulang jax mendapati justin , cerise dan josef sedang berkumpul diruang tamu

"darimana saja kamu jax" tanya cerise
jax duduk bersama mereka lalu menghela nafas kuat kuat
"ada apa denganmu kak, tidak seperti biasanya" ucap josef

"paling paling itu karena ana" sahut justin

"jangan sok tahu" ketus jax
"terus?" tanya josef
"aku tidak jadi mengikuti pertandingan bulan depan" ucap jax dengan lesu

"kenapa bisa?kamu melakukan kesalahan?" tanya cerise
/jax menggelengkan kepala

"kata coach skill ku kurang maksimal, jadi posisiku diganti oleh david" sambung jax

"kasihan sekali adik ku ini, spiritt BROO" ucap justin sembari menepuk pundak jax

"thanks" ujar jax dan beranjak pergi meninggalkan mereka

jax mengambil kunci mobilnya

"ingin pergi kemana lagi kak?" tanya josef

"aku ingin pergi ke stdm" jawab jax

"aku ikut" ucap josef
"jangan aku hanya ingin sendiri" jax bergegas menuju mobil

josef sangat merasa kasihan dengan kakak nya itu
biasanya jika jax sedang putus asa , pasti jax akan susah dibujuk

namun josef tahu, sekarang ada ana dihidupnya
pasti ana bisa membuat jax merasa jauh lebih baik

josef mengirim pesan kepada ana

disisi lain handphone ana muncul notif dari josef


disisi lain handphone ana muncul notif dari josef

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

outfit ana hari ini

(josef)

*hai kakak cantik

haii, ada apa josef?*

*kakak cantik, josef ingin meminta bantuanmu


bolehh,apa kah itu?*

*(josef menceritakan semua
hal yang terjadi kepada jax)


baiklah kakak akan segera menyusul*
kakakmu




"yes" ujar jax

"sedang apa kamu josef" tanya cerise

"aku sedang memberi tahu kakak cantik untuk menyusul kak jax" balas josef
"pintar juga kamu" sahut justin

ana segera menuju stdm untuk menghampiri jax

"jax jaxx" panggil ana

ana melihat sekeliling , namun ana tak kunjung menemukannya
ia memutuskan untuk masuk kedalam

ana terus mencari keberadaan jax

ditengah pencariannya
akhirnya ana menemukan jax

ana melihat jax sedang duduk termenung sembari memandangi matahari yang sebentar lagi akan terbenam

ana perlahan menghampiri jax

"jax" ana memanggil dengan suara pelan

sontak jax menoleh ke arah ana

/ana duduk disebelah jax

"apa yang kamu lakukan disini?" tanya jax

ana pun ikut menangis melihat mata jax yang terus menetes kan air mata di pipinya

beberapa saat mereka saling berhadapan dan menatap mata satu sama lain

ana melentangkan tangannya tanda jika ana ingin memeluk jax

jax tak kuasa menahan tangisnya, akhirnya jax memeluk ana dengan erat

pundak ana menjadi sandaran ternyaman bagi jax
ana terus menenangkan jax

/ana melepaskan pelukannya dan memegang pipi jax yang basah

"jax, aku tahu apa yang kamu alami sekarang, tapi kamu tidak harus menjadi putus asa seperti ini" ucap ana

"ana coba bayangkan, selama berminggu minggu aku latihan tak kenal lelah. sekarang, hari yang kunanti nanti akan segera datang. namun sialnya posisiku diganti oleh orang yang sebelumnya sama sekali tidak pernah mengikuti latihan, hanya karena skill ku yang masih dibawahnya. aku dipandang sebelah mata, aku merasa gagal dan bodoh ana" ucap jax dengan se segukan

"jax, pemikiranmu itu salah. kamu berfikir saat ini dirimu mengalami kegagalan karena kualitasmu masih dibawah david, tetapi perlu kamu ketahui. kegagalan ada bukan untuk menilai seberapa hebat kualitasmu, namun kegagalan tercipta karena ingin melihat seberapa besar usahamu. jadi, kamu jangan menyalahkan dirimu terus terusan seperti ini. aku yakin, kamu itu laki laki yang hebat. kamu bisa menunjukkan kehebatan kamu kepada semua orang, jangan terpuruk karena perkataan orang lain. cukup jadi dirimu sendiri dan fokus dengan impianmu" ana menjelaskan panjang lebar agar jax tidak merasa putus asa

jax diam sejenak
ia berusaha mencerna perkataan ana

"an benar" jax bergumam dalam hati

"ana kamu benar, thanks ana. jika bukan karenamu, saat ini aku akan terus terusan menyalahkan diriku sendiri. aku bersyukur kepada tuhan karena telah mempertemukan kita" balas jax

/ana tersenyum "baiklah, sekarang kita segera pulang. jangan menangis, hapus air matamu itu. aku akan selalu mendukungmu dalam kondisi apapun itu jax" ana mengelap air matanya

akhirnya mereka berdua pulang menuju rumah masing masing

hari sudah semakin gelap

jax tengah merebahkan tubuhnya di halaman belakang rumah

tangan dilipat dibelakang kepala, pandangannya terus melihat ke arah langit

jax berfikir, jika ana adalah wanita yang selama ini ia cari

ana bagaikan malaikat kecil bagi jax

hanya ana yang bisa membuat dirinya bangkit dari keterpurukan ini

sejak saat itu jax memberi nama ana "malaikat kecil"

jax bertekad akan tetap latihan dengan harap coach dapat merubah keputusannya

(ana pov)










































jared penaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang