BAB 13 - terharu

554 52 1
                                    

(ana pov)

"mom" ucap ana dengan muka yang lesu
"dari mana saja kok lama sekali? " tanya joana

ana tak bergairah untuk merespon pertanyaan joana
lalu ia bergegas menuju kamarnya

joana pun keheranan setengah mati melihat tingkah aneh ana hari ini
anak yang biasanya terlihat ceria tiba tiba menjadi murung dan lesu

disisi lain ana pergi menuju balkon kamarnya

ana sangat kasihan melihat keadaan jax saat ini
ia tak ingin jika mimpi cinta sejatinya itu harus terhenti ditengah jalan

ana berfikir keras mencari cara bagaimana agar jax bisa kembali mengikuti pertandingan bulan depan

___________________

hari sudah berganti di keesokan paginya

hari ini jax ada jadwal latihan, namun karena posisinya sudah diganti sementara coach tidak meminta jax untuk mengikuti latihan

tetapi jax teringat dengan ucapan ana kemarin
jax akan terus berusaha menunjukkan skill nya di hadapan orang orang terutama kepada sang senior

lalu jax mengambil handuknya dan pergi ke kamar mandi

ia membersihkan tubuhnya dibawah air mengalir

setelah selesai, jax mengambil kunci mobilnya dan turun menuju mobil

"mau kemana jax?" tanya justin yang sedang asyik menonton tv
"biasa, latihan" balas jax
"bukannya coach tidak memintamu untuk mengikuti latihan? tanya justin

"tidak ada salahnya jika aku pergi mengikuti latihan"

"tapi buk-" belum sempat justin menyelesaikan perkataannya, jax sudah pergi meninggalkan justin
"huftt anak ini" gumam justin

mesin mobil sudah dinyalakan dan jax bergegas menuju stdm

sesampainya disana lagi lagi terdapat lexa yang sedari tadi sedang menunggunya didepan stdm
"mengapa harus ada anak sialan disini" jax bergerutu dalam hati
"hi jax" panggil lexa
jax tak menggubris dan pergi meninggalkan lexa
"j-jaxx tungguu" lexa mengejar jax

setibanya jax didalam stdm, coach pun heran mengapa jax datang ke latihan

"jax, apa yang kamu lakukan disini?" tanya coach
"tentu saja latihan lah, apa lagi" ucap jax dengan santai
"tapi coach tidak memintamu datang latihan jax" sahut salah satu teman jax

"memangnya salah?coach berkata jika skill ku kurang maksimal, jadi apa salahnya jika aku ingin menunjukkan skill ku yang sesungguhnya" ujar jax

coach hanya terdiam dan memerintah mereka untuk segera latihan

berhari hari jax latihan bersama mereka
ia tak peduli posisinya akan kembali atau tidak, setidaknya ia sudah menunjukkan tekad dan skill hebatnya kepada teman temannya

hari sudah berlalu, 5 hari lagi pertandingan akan segera dimulai
namun belum ada tanda tanda sang coach merubah keputusannya
jax tak menyerah, ia tetap mengikuti latihan hingga tak terasa tinggal 3 hari lagi hari itu akan datang

jax pulang dari latihan
ia membantingkan tubuhnya keatas kasur nya yang empuk

sudah berhari hari jax tidak bertemu dengan ana
ia memutuskan untuk menghubungi ana

"tut..tut..tut..📞"

(panggilan telefon)

"hi ana"

"hi jax, ada apa telfon jam segini?"

"tidak, aku hanya ingin mengetahui kabarmu. akhir akhir ini kita jarang sekali bertemu, jujur saja aku sangat merindukanmu"

jared penaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang