BAB 23 - haruskah berpisah?

502 47 1
                                    

tidak terasa satu minggu lagi mereka akan melaksanakan ujian kelulusan

ana memanfaatkan waktunya untuk fokus belajar dan tidak memikirkan hal hal yang tidak penting

saking fokus nya belajar, bahkan ana hanya memegang handphone nya sehari 2-4 jam

alhasil itulah yang membuat hubungan antara ana dan jax semakin renggang

5 hari kemudian...

"anaa" terdengar suara ibu memanggil dari lantai bawah

namun selang beberapa saat ana tak kunjung menghampiri sang ibu

biasanya setiap kali ana dipanggil, ia akan langsung turun kebawah tanpa membuat ibunya harus menunggu

tetapi joana mengerti jika sang buah hati sedang fokus belajar untuk mempersiapkan ujian lusa

karena tak tega, joana memutuskan untuk mengantarkan makan malam ke kamar ana

"sayang" ucap joana sembari membuka pintu kamar

joana mendapati ana yang tengah menopangkan kepalanya di atas meja belajar dan tertidur pulas

lantas joana pun membangunkan ana agar ia pindah ke tempat tidurnya

"ana, jangan tidur disini sayang. ayo pindah" ucap lembut joana sembari mengoyak kan tubuh ana pelan pelan

ana terbangun lalu mengusap usap matanya yang sedikit kabur

"ayo pindah ke kasur" ujar joana

bukan nya pindah, ana malah ingin tetap melanjutkan belajarnya hingga selesai

"nanti mom, ana mau ngelanjutin belajarnya dulu.nanggung soalnya" balas ana

"tapi udah seharian loh kamu belajar, belajar emang penting sayang. tapi kesehatan kamu juga jauh lebih penting"

"em..tapi bentar lagi ya mom" pinta ana

"yasudah, nanti dimakan ya makanan nya" ucap joana sembari beranjak pergi meninggalkan ana

ana mengangguk mengerti

"hufttt" ana menghela nafasnya dalam dalam sembari membuka buku catatan miliknya

"capee" gumam ana dengan dagu yang ia topangkan di atas punggung tangan lalu memainkan pulpennya

tersedia susu hangat bersama satu porsi makanan disampingnya. ana hanya ingin meminum susu tersebut untuk menghilangkan dahaga

*gluk..gluk..gluk

"ahhh" gumam ana

setelah selesai ana memulai kembali belajarnya. disaat ia tengah mencatat materi materi yang ia tulis, tiba tiba tinta pulpen nya habis tak bersisa

namun ana masih memiliki beberapa pulpen yang memang ia sediakan jikalau pulpen yang sedang ia gunakan habis

ana mulai mencari pulpen barunya di laci meja belajar.

"nahh ini dia" seru ana

saat ana ingin menutup lacinya kembali, tak sengaja ana melihat buku diary nya sewaktu smp

ana pun mengambil buku diary tersebut keluar dari laci

buku tersebut memilik jumlah halaman yang tebal. ana menghiasi nya dengan stiker stiker lucu dan menggemaskan

jari jemarinya mulai membuka dan melihat setiap halaman buku tersebut.

ana terkejut ternyata isi didalam buku itu semuanya tentang jared atau sang pujaan hati

jared penaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang