Sebuah Awal

20.1K 389 2
                                    

“Stop Ra!!!” cegah Reyhan.


“Lepas Rey, tolong... aku udah gamau lagi. Aku cape...”

Reyhan mengangkat sudut bibirnya. “Oke kalau itu mau kamu. Aku bakalan sebar video ini.” ancam Reyhan.

Safira membulat kan kedua bola matanya. “Reyhan jangan gila.”

“Hahahaha makanya jangan main main sayang, oke kamu pilih ngasih tubuh kamu sekarang dan video ini aman atau....” Reyhan sengaja menjeda ucapannya. “Atau video ini akan tersebar. hmm?”

Safira terdiam sejenak memikirkan perkataan Reyhan. Buliran air mata mulai membasahi paras cantik Safira. MENYESAL itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan perasaan yang Safira rasakan.

“Gimana manis?” tanya Reyhan sekali lagi.

“A-aku... maaf aku ga bisa Rey.” tolak Safira.

“AKU GA MAIN MAIN SAFIRA!!!” Reyhan mengangkat ponselnya. “kamu lihat ini? dalam waktu sekejap video kamu akan tersebar dan artinya mereka bisa ngeliat tubuh seksi sama muka kamu yang keenakan itu.”

Safira hanya bisa terisak sambil memejamkan matanya. mau tidak mau dirinya harus mengambil keputusan sekarang bukan?

Ia harus membuktikan bahwa dirinya tidak selemah itu. “Kamu laki-laki brengsek Rey!” maki Safira sambil melangkah pergi.

"TUNGGU NOTIFIKASINYA NANTI MALAM SAYANG." Teriak Reyhan yang masih terdengar jelas di telinga Safira namun dirinya lebih memilih mengabaikan ancaman Reyhan karna ia pikir itu hanyalah gertakan semata.

“Wa'alaikumussalam, kamu pulang kapan to nakk, disini umi sudah kangen sekali sama kamu.”

Abi sama umi sabar ya, InsyaAllah secepatnya aku pulang ke Indonesia.

“Setiap umi tanya jawabnya selalu aja sabar-sabar, nanti-nanti. Gatau apa umi sudah kangen berat.”

Hahahaha, afwan umi

“Kamu ini lho nakk, kok malah ketawa gitu”

Tok tok tok tok...

Suara ketukan pintu membuat Maryam harus mematikan sambungan telfon dengan anaknya.

“Nak, Umi matiin dulu ya ini ada tamu. Assalamualaikum.” Maryam menggenggam erat ponsel miliknya. Maryam sedikit mempercepat langkah kakinya takut jika ada tamu penting atau ada santri yang membutuhkan bantuan.

“Assalamu'alaikum umi cantik”

Betapa terkejutnya Maryam melihat siapa tamunya itu. “Wa'alaikumussalam” reflek Maryam melepaskan genggaman ponselnya begitu saja seraya berlari ke arah sang putra tercinta.

“Afnan umi kangen sekali nakk sama kamu.” Maryam mengeratkan pelukannya

“Afnan juga kangen dengan umi” ucap Afnan sambil membalas pelukan Maryam tak kalah eratnya.

“Ayo masuk nak.” Afnan mengikuti langkah Maryam tak lupa ia memungut ponsel milik sang ibu yang terjatuh. Afnan menggelengkan kepalanya melihat tingkah ibunya.

•••

Hallo semua !!!
Gimana kabar kalian?

Terimakasih sudah mampir di cerita baru ku. Aku harap kalian suka yaaa

oh iyaa, sekiranya ada salah kata atau penulisan tolong di koreksi. kita belajar bareng-bareng. terimakasiiiih...

jangan lupa vote & komen.

jangan lupa juga share cerita ini ke temen-temen kalian.


see you next chapter!

sehangat cinta gus afnan [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang