Hari ini, genap sudah satu minggu mereka berlibur di villa milik Afnan. Kini keduanya pun sedang sibuk beberes. Rencana, hari ini mereka akan kembali ke Surabaya. Afnan sudah cukup banyak meninggalkan pekerjaannya sementara Safira juga sudah cukup lama tidak mengikuti kegiatan pembelajaran di pesantren.
"Sayang, semua sudah siap?" Tanya Afnan sambil menatap istrinya yang mondar mandir seperti orang bingung.
"Kayaknya sih udah mas, bentar-bentar." Ucap Safira sambil memasuki kamar mandi.
Afnan hanya menggelengkan kepala padahal istrinya sudah mengecek kamar mandi tiga kali.
"Udah deh mas, semua udah masuk."
"Udah? Kalo gitu mas bawa barang-barang kita ke mobil dulu yaaa. Jangan lupa dipake kaos kakinya." Ucap Afnan sambil menenteng dua buah tas berisi pakaian mereka.
Setelah selesai memakai kaos kakinya Safira keluar dari kamar untuk menemui budhe Yati.
"Assalamu'alaikum budhe" Sapa Safira
"Wa'alaikumussalam, kamu sama Afnan mau pulang hari ini to nduk?"
"Iya budhe, liburannya ngga bisa lama-lama mas Afnan kan juga harus lanjut kerja, akunya juga masih lanjut sekolah." Jawab Safira sambil membantu budhe Yati memasak.
"Nduk cah ayu. Rumah tangga itu banyak sekali kejutan, perjalanannya pun sangat panjang, ini baru 0.001% nya kamu jalani bersama suami kamu masih ada banyak sekali hal-hal menyenangkan dan menyedihkan yang belum kamu jalani. Jadi budhe berharap kamu menyiapkan diri kamu. Satu lagi, Afnan itu banyak yang suka nduk... kamu mesti tau to perempuan jaman sekarang kan ganas-ganas." di akhir kalimat budhe Yati sengaja memelankan suaranya seperti berbisik. Safira tersenyum sambil mengangguk.
"Nduk, di dalam sebuah pernikahan itu ada banyak macam ujiannya. Mulai dari ekonomi, keturunan, pengelolaan emosi, atau bisa juga ujian kalian melalui orang-orang terdekat. Budhe harap kalian bisa melewati itu ya ndukkk, kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk cerita ke budhe. Afnan itu anak yang baik dari kecil budhe ikut merawat dia, budhe rasa kamu juga anak yang baik kalian sangat cocok." Di akhir kalimat budhe Yati menoel hidung Safira
"Iya budheee, nanti aku minta nomornya budhe ke mas Afnan aja yaa." Balas Safira sambil membawa semangkuk sayur asem ke meja makan.
"Yaudah nduk ayo kita makan dulu, kamu panggil suami kamu"
"Nggeh budhe." Jawab Safira sambil melangkahkan kaki keluar villa.
Safira yang melihat Afnan sedang mengangkat telfon menunggu sejenak hingga suaminya selesai. Saat Afnan menurunkan ponselnya Safira segera menghampiri Afnan sambil memegang bahunya. "Mas"
Afnan membalikkan tubuhnya menghadap Safira. "Dalem, kenapa dek?"
"Ayo makan duluuuu, biar nanti pulangnya ngga kesiangan."
"Ayo sayang." Jawab Afnan sambil menggandeng tangan istrinya.
"Budhe disini hati-hati yaaa, tadi Afnan sudah menghubungi pak Karyo dan pak Agus. Mereka yang bantuin budhe mengurus villa ini biar budhe ngga sendirian." Jawab Afnan sambil menikmati makanannya.
"Iya leee, terimakasih yaa."
"Sama-sama budhe"
Setelah selesai melakukan kegiatan sarapan Safira dan Afnan segera berpamitan dengan budhe Yati. Tak lupa budhe Yati memberi sedikit nasihat untuk Afnan.
"Mas setelah pulang ini kegiatan kamu apa?" Tanya Safira sambil memperhatikan suaminya yang sedang fokus mengemudi.
"Nanti belum ada sih, tapi besok mas ada undangan untuk ngisi kajian. Kamu temenin yaaa?" Pinta Afnan.
KAMU SEDANG MEMBACA
sehangat cinta gus afnan [ REVISI ]
Teen FictionPutra Afnan Ramadhan seorang gus muda berusia 23 tahun yang memiliki paras tampan, kesabaran seluas samudera, lulusan salah satu universitas terbaik di Arab, sangat paham agama serta mempunyai calon istri seorang ning dipertemukan dengan seorang gad...