Sudah terhitung enam bulan Safira tinggal di pesantren. Dirinya sudah bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Sungguh Safira yang sekarang sangat berbeda dengan Safira yang dulu bahkan teman sekamarnya pun merasakan perubahan dalam diri Safira. Ya meskipun ia belum begitu fasih dan paham membaca Al-Quran.
"Duhh, ngga kerasa ya bulan depan kita udah memasuki bulan Ramadhan." Ucap Diah
"Bener vibes nya pasti beda" Tutur Aisya
Aisya mengernyitkan dahinya. "Ra? kenapa?"
Safira menarik nafas panjang. "Aku bisa ga ya? ini kan baru pertama kali aku puasa...."
"Pasti bisa! kita lewatin semua bareng-bareng. Tenang aja pasti bisa kokk." Balas Ayu mencoba menenangkan Safira.
"Betuulll!!!" Sahut Aisya dan Diah bersamaan.
Sungguh Safira sangat beruntung di kehidupannya sekarang ia dikelilingi orang-orang yang sangat mendukungnya.
Tok tok tok....
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab Safira, Diah, Ayu, Aisya bersamaan.
Aisya segera berjalan untuk membuka pintu kamarnya. "Eh ustadzah Nadia, silahkan masuk"
Kedatangan ustadzah Nadia tentu saja mengejutkan keempat gadis itu.
"Afwan ustadzah, ada tujuan apa ustadzah datang kesini?" Tanya Aisya kebingungan.
"Saya sedang mencari Safira." ucap ustadzah Nadia tersenyum manis. "Safira, mari ikut saya ke ndalem. Kyai Husein ingin berbicara penting dengan kamu." Sambungnya.
Safira tersenyum sumringah. "Mari ustadzah" Dengan penuh semangat ia merapikan penampilannya karna ia pikir Anjani datang ke pesantren untuk menjenguknya. Jujur Safira sangat merindukan kakaknya itu. Kalau dipikir-pikir sudah hampir satu bulan Anjani tidak mengunjunginya.
"Aisya, Diah, Ayu saya permisi dulu ya. Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam." Ketiga gadis itu menatap bingung kepergian Ustadzah Nadia beserta Safira.
"Kira-kira ada apa ya? Apa Safira ngelakuin kesalahan?" Tanya Aisya.
Diah menatap Aisya dan Ayu bergantian. "Kayaknya engga deh dia kan tergolong santri baru yang ga pernah neko-neko."
Sementara disisi lain, Kyai Husein, Umi Maryam beserta gus Afnan sudah duduk manis di depan ndalem berbincang sembari menunggu kedatangan seseorang perempuan yang di dambakan oleh gus Afnan.
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab Gus Afnan dan umi Maryam bersamaan.
"Waalaikumsalam, akhirnya yang di tunggu datang juga." Kiyai Husein menimpali.
"Kalau begitu saya permisi dulu nggih." Pamit ustadzah Nadia.
"Silahkan duduk nak." Ucap Maryam dengan lembut.
"I,iya umi. emmm... ini mbak Anjani nya mana?"
Kiyai Husein tersenyum "Nak Anjani ada dirumahnya."
"Loh? afwan pak Kiyai, umi, ada apa ya saya dipanggil kesini? apa saya melakukan sebuah kesalahan?" Tanya Safira.
"Ada nak Safira." Ucap Kiyai Husein menggantung.
"Kalau boleh tau saya melakukan kesalahan apa pak kiyai? Saya minta maaf jika kesalahan yang saya buat merugikan orang lain." Ucap Safira dengan penuh rasa bersalah seraya mengingat-ingat apa saja yang ia lakukan akhir-akhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
sehangat cinta gus afnan [ REVISI ]
Teen FictionPutra Afnan Ramadhan seorang gus muda berusia 23 tahun yang memiliki paras tampan, kesabaran seluas samudera, lulusan salah satu universitas terbaik di Arab, sangat paham agama serta mempunyai calon istri seorang ning dipertemukan dengan seorang gad...