Afnan menatap perempuan yang sedang tertidur pulas di pangkuannya. Jujur saja Afnan memilih Safira sebagai seorang istri bukan karena perasaan cinta atau tertarik namun Safira satu-satunya perempuan yang berhasil membuat Afnan merasakan ketika melihatnya saja timbul perasaan ingin melindungi.
"Sayang, mas janji sampai kapanpun mas akan selalu melindungi kamu. Mas akan selalu ada dimanapun dan kapanpun kamu butuh. Dan mas akan selalu memberi kenyamanan untuk kamu, humairah ku." Batin Afnan sambil mengecup dahi Safira.
Waktu sudah semakin sore. Afnan merapikan berkasnya kemudian menggendong Safira menuju mobil. Kejadian tersebut tak luput dari pandangan teman kerja Afnan dan beberapa pengunjung.
Sesampainya di mobil, Afnan menempatkan Safira di kursi samping kemudi tak lupa ia memasangkan sabuk pengaman dan memberi sedikit kecupan di dahi Safira.
Afnan melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah, agar tidak mengganggu kenyamanan sang istri.
"Mass?" Panggil Safira sambil menggeliat.
Afnan mengalihkan pandangannya sejenak untuk menatap istrinya. "Sudah bangun?"
"Sudah, kita mau kemana mas? Bukannya tadi masih di warung?"
"Kamu kalo tidur nyenyak banget yaaa? Sampe ga kerasa kalo pindah tempat."
"Kayaknya bukan karna tidurku yang nyenyak deh mas, Tapi karena aku nyaman sama kamu jadi bawaannya nyenyak."
Afnan tertawa terbahak-bahak. "Huss, kamu ga boleh gombal sayanggg. Siapa sih yang ngajarinn?" Tanya Afnan sambil menyeka air mata di ujung matanya.
Ini kali pertama Safira melihat Afnan tertawa selepas ini. "Ga tauuu tuuu! efek kebanyakan bergaul sama kamu jadinya suka gombal gini."
"Mas aku bawa cadar, mau nyoba pake boleh?" Ucap Safira sambil melemparkan tatapan penuh harap.
Afnan tersenyum. "Tentu saja boleh sayaaanggg."
"Mas, kenapa selama ini kamu ga nyuruh aku pakai cadar kayak cerita yang sering aku baca? Suami nyuruh istrinya untuk bercadar malah di paksa gitu supaya istrinya jadi lebih baik."
Afnan menepikan mobilnya. Tangan Afnan terulur untuk menggengam jemari Safira. "Mas ga akan maksa kamu untuk pakai cadar sayang, karna kalau mas yang nyuruh kamu bercadar berarti niat kamu bercadar karna di suruh sama mas, beda lagi kalau kamu punya keinginan sendiri untuk memakai cadar. Lagi pula islam tidak mewajibkan seorang perempuan muslim untuk bercadar."
"Emmm gitu yaaa? Tapi kalau aku pengen pakai cadar boleh kan mas?"
"Tentu saja boleh sayanggkuuuu, cintakuuuuu, tuan putrikuuu, humairahkuuuu"
Safira sedikit geli mendengar jawaban Afnan. "Yaudah bentarrr, mas lihat yaaa" Ucap Safira sambil berusaha memasang cadar tidak begitu sulit baginya karna dari lama Safira sudah berniat memakai cadar sehingga ia sering kali menonton tutorial di ponselnya.
"Udah rapi belum mas?" Tanya Safira sambil menghadap ke arah Afnan.
"Udah sayang, MasyaAllah istri mas cantiknya makin nambah." Balas Afnan sambil membantu Safira untuk merapihkan cadarnya.
"Terimakasih masss!!!"
"Sayang, mau eskrim?" Tanya Afnan sambil menatap sebuah kedai es krim yang letaknya tak begitu jauh dari mobilnya.
"Mauuuuuu!"
saat Afnan hendak melangkahkan kakinya tiba-tiba saja Safira menarik tangan Afnan. "Mas fotoin aku sebentar boleeeeh?"
"Pakai HP mas yaaa?" Tanya Afnan.
"Iyaaaa!!!!"
"Siappp, satu dua tiga"
KAMU SEDANG MEMBACA
sehangat cinta gus afnan [ REVISI ]
أدب المراهقينPutra Afnan Ramadhan seorang gus muda berusia 23 tahun yang memiliki paras tampan, kesabaran seluas samudera, lulusan salah satu universitas terbaik di Arab, sangat paham agama serta mempunyai calon istri seorang ning dipertemukan dengan seorang gad...