Lebih Baik Kita Bercerai

6.3K 236 9
                                    

Saat ini Afnan sudah berhadapan dengan Kiyai Husein dan Maryam. Afnan sudah berjanji dalam dirinya ia akan melindungi Safira sampai kapan pun.

"Nak coba jelaskan apa yang sudah terjadi." Pinta Kiyai Husein dengan lembut.

"Abi, umi. Istri Afnan memang bersalah tapi apakah dia tidak berhak mendapatkan kehidupan yang layak setelah semua kesalahan yang pernah dia perbuat?" Ucap Afnan.

Maryam menggeleng tak setuju. "Tapi tetap saja, kamu itu anak seorang kiyai Afnan! Apa kata orang kalo ternyata kamu punya istri yang masa lalunya buruk seperti dia!"

"Umi, semua orang pernah melakukan khilaf nya masing-masing. Kita tidak berhak ikut campur." Bela Afnan.

"Kata Afnan benar umi, jangankan menantu kita. Kita saja pasti pernah melakukan kesalahan. Umi, hargai keputusan anak kita untuk mempertahankan rumah tangganya. Menikah itu ibadah, menikah itu sakral, menikah itu satu kali seumur hidup. Kalau umi menyuruh Afnan bercerai sama saja umi menodai pernikahan orang lain, menodai pernikahan anak umi sendiri." Sahut kiyai Husein.

"Kalian sama aja! Umi ga sudi punya mantu seperti dia!" Diakhir kata, Maryam pergi meninggalkan kiyai Husein dan Afnan.

Afnan sedikit kaget, ini seperti Maryam yang ia kenal. Padahal ibunya itu dulu sosok ibu yang lembut dan rendah hati.

Kiyai Husein menepuk pundak Afnan. "Nak, biarkan dulu umi mu. Sekarang kamu temani istri kamu yaaa? jangan tinggalkan dia sendiri pasti dia juga masih syok dengan kejadian tadi."

"Baik abi"

Sesampainya di kamar, Afnan menatap iba kepada istrinya yang meringkuk lemas di atas tempat tidur.

"Sayangg, tidur?"

Safira menoleh untuk melihat Afnan. "Engga mas"

"Mas aku boleh tanya?" Ucap Safira sambil mengubah posisinya menjadi duduk.

"Boleh, sini sayangg" Jawab Afnan sambil tersenyum.

"Mas, emang seorang pendosa seperti aku ga berhak bahagia ya?"

Afnan menatap Safira yang sudah berkaca-kaca. "Semua manusia itu pendosa sayang. karna kesempurnaan hanya milik Allah. Dan semua manusia itu berhak bahagia hanya saja Allah memberikan kebahagiaan tersebut dengan cara yang berbeda."

"Tapi sekarang umi benci aku mas."

"Dulu kamu juga benci sama mas kan? Tapi buktinya sekarang jadi istri mas." Ucap Afnan sambil sedikit tertawa.

"Kok?"

"Anjani yang bilang sayaaang, mas ga masalah kok kalau kamu dulu benci sama mas. Yang penting kan sekarang udah sayang. Iya ngga?"

Ingin sekali rasanya Safira menenggelamkan suaminya itu ke laut. "MAS JANGAN GITU IH!"

Afnan tersenyum. "Sayang, jangan sedih lagi yaaa? mas janji kita bakalan secepatnya untuk melalui ujian yang satu ini."

Safira tersenyum kemudian memeluk erat tubuh Afnan.

•••

Seperti biasa, Safira akan membantu memasak untuk makan malam walaupun ia hanya bisa membantu sedikit karena jujur saja Safira tidak pandai memasak.

"Kamu ngapain disini?"

"Fira mau bantu masak umi."

Maryam tersenyum mengejek. "Bantuin masak? Ngerebus air aja pasti ga bisa."

"Nabila sayanggg ini udah di potong?" Tanya Maryam pada Nabila.

"Belum umi, Bila masih goreng ikan iniii"

sehangat cinta gus afnan [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang