14. Hurt

364 47 5
                                    

Saat ini Rosie masih bergelut dengan ramuan aneh yang diperintahkan Jay, Sebelumnya ia memiliki rencana untuk membuat ramuan itu dengan asal  namun ia urungkan  karena takut terjadi apa-apa pada Betris dan Mia. Sudah satu bulan ia di tempat gelap ini. Jay menyuruhnya membuat ramuan sebanyak-banyaknya.

"Gue disuruh bikin ginian dicoba sama dia juga kaga" keluh Rosie

Jay hanya menyuruh Rosie membuat semua ramuan yang ada di buku itu, ketika salah satu ramuan sudah selesai maka ia akan mengambilnya dan memberikan kepada hewan untuk mengetahui apakah ramuan tersebut benar berkhasiat untuk menjadikannya abadi. Satu demi satu hewan terbunuh Jay terus melakukan hal yang berulang dengan selalu memberi ramuan pada hewan kemudian ia memanah hewan tersebut untuk mengetahui apakah ramuan itu berhasil atau tidak tapi nyatanya tidak ada yang berhasil hewan itu selalu mati.

Pak Tua sang pemimpin preman pasar raya tak hentinya memikirkan nasib Rosie, Betris dan Mia yang tak kunjung kembali. Seminggu setelah menghilangnya Rosie para preman mencoba mencarinya di hutan.

Pak Tua mengusap wajahnya dan melepaskan topinya  "Aku merasa sangat bersalah pada mereka"

Para preman pasar raya tertunduk sedih, toko roti pun sudah berdebu tak ada orang yang membersihkannya.  Salah satu preman mengangkat tangannya meminta untuk ia berbicara preman itu bernama Brees yang memiliki badan yang paling kecil diantara yang lainnya.

"Ada apa?" tanya Pak Tua

"Bagaimana jika kita melaporkannya pada penjaga kerajaan"

"Memangnya mereka akan percaya? Rosie, Betris dan Mia tidak tercatat di buku penduduk!

"Jika tidak coba bagaimana kita tau mereka akan membantu atau tidak"

Pak Tua mendekat dan memasang wajah amarah pada anggotanya kemudian 

PUK

Ia memukul kepala Brees  dan berkata "Kau benar ayo kita pergi untuk melaporkan hal ini"

Brees pun tersenyum lantaran Pak tua menyetujui idenya tersebut.

Jade dan dewan yang lainnya sangat sibuk, setiap harinya mereka bisa pergi kesana kemari karena ada masalah mengenai tanah dan pajak, hal ini memang sangatlah rumit bagi Jade. patut diingat bahwa Jade sama sekali tidak pernah melakukan kegiatan seperti ini tapi syukurnya ada dewan yang siap membantu.

Jade saat ini sedang berada di ruangannya memandang halaman dan daun yang tertiup angin mencoba menghilangkan rasa penatnya sesaat karena tentu selanjutnya akan ada hal yang harus ia urus kembali.

"JADE!" 

tiba-tiba saja Garnet masuk ke ruangannya dan berteriak dengan sangat lantang

"Maaf Garnet aku sangat lelah saat ini, bisakah kau memberikanku waktu untuk istirahat" 

Hal ini merupakan kebiasaan Garnet setelah Rosie menghilang, ia akan selalu datang pada Jade untuk menceritakan orang menyebalkan yang baru saja ia temui. Jade tentu saja akan mendengar dengan seksama  karena sang adik sudah kehilangan teman dekatnya. Namun kali ini ia sangat letih.

"Begitu, baiklah aku akan cerita besok saja kau istirahatlah di kamar kenapa di ruangan kerja"

"Aku malas"

"Aneh"

Tok tok tok

Garnet mengernyit ada penjaga kerajaan yang akan masuk ruangan, "Biar aku saja yang bertemu mereka" 

Jade mengangguk lalu Garnet keluar, ia dipandu oleh para penjaga untuk bertemu dengan beberapa orang yang ingin membahas keluhan. Saat memasuki ruangan Garnet terkejut karena yang berada dihadapannya adalah kumpulan preman berpenampilan sangar juga badan yang kekar.

21st Century WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang