17. Another side

255 43 2
                                    

Rosie hanya bisa mematung wajahnya menatap wajah Jade, "Baiklah kalau begitu selamatkan aku, disini sesak air mulai masuk"

"Maksudmu?"

Rosie tersenyum, "jika kau rindu tolong bawa aku ke tempat yang lebih tenang"

Jade pun membuka mata masih penuh dengan kilauan dari mimpi yang baru saja dialaminya.

"Hanya mimpi?"

Dalam diam, ia membiarkan detik-detik mimpi itu menyatu dengan kenyataan. Meskipun tahu bahwa Rosie hanya ada dalam dunia mimpinya, tetapi rasanya begitu nyata.

"Bukankah ini ulah dirimu?" 

"Kau menyebutku seperti orang lain, bukankah aku adalah dirimu?"

"Cepat jawablah"

"Ada hal aneh, ini sama sekali bukan ulah ku...ini mungkin Rosie"

"Maksudmu?"

"Kita terikat olehnya kau memiliki perasaan padanya bukan?"

"A-apa yang kau bicarakan"

"Pria bodoh, kau menyukainya maka dari itu diri kita terhubung dengan nya"

Hari ini Jay memiliki tugas untuk pergi ke wilayah tetangga, bukan wilayah Jade tetapi wilayah yang berada dibalik bukit kerajaannya untuk mendiskusikan kerja sama antara dua wilayah. di awal tentu saja Jay menolak karena ia merasa bahwa wilayahnya tak tertandingi oleh siapapun tapi penasihat berkata bahwa kerja sama ini akan membuat mereka tunduk nantinya pada Jay.

Sebelum pergi, Jay bertemu dengan Rosie untuk memeriksa pekerjaan yang dilakukannya. Jay masuk dengan melemparkan sebuah gelas berisi darah hewan yang menjadi percobaan dalam ramuan penyembuh itu

"Aku akan pergi selama beberapa hari, aku harap ketika aku kembali kau sudah berhasil membuat ramuan itu, jika tidak kau tau akibatnya, kau mengerti bukan?"

Mia, Betris serta pelayan yang dibutuhkan ikut dalam perjalan Jay. "Kau jangan berani kabur dari sini"

Rosie mengangguk

Lagian gimana bisa gue kabur, bodoh!

Rosie membereskan kegiatannya, jika tidak ada Jay para pelayan disini melakukan hal semena-mena pada dirinya. Seperti saat ini ia tidak diberi makan sama sekali, tak kuat menahannya akhirnya Rosie memilih untuk tidur agar rasa laparnya hilang 

Jade mengangkat tangan, memberi isyarat kepada pasukannya untuk berhenti. Angin bertiup kencang, membawa aroma hujan yang mendekat. Langit berubah gelap dan awan hitam tebal mulai menutupi matahari. Jade tahu bahwa badai itu tidak boleh diabaikan setelah apa yang terjadi di dalam mimpinya 

"Persiapkan diri, pasukan!" teriak Jade, suaranya harus bersaing dengan deru angin. 

"Tapi baiknya kita harus mencari tempat perlindungan sebelum badai ini menerjang!"Teriak Cedric. 

Para pasukan segera bergerak dengan cepat, membantu satu sama lain mempersiapkan tenda-tenda dan peralatan lainnya. Mereka bekerja dengan efisien, saling memberi tahu dan berkoordinasi untuk memastikan semuanya aman. Saat badai semakin mendekat, kilat menyambar di kejauhan, diikuti oleh suara guntur yang menggelegar. Jade sendiri berdiri di luar, memantau situasi dengan hati-hati, memastikan bahwa tidak ada yang terluka atau terlantar. Badai menerjang dengan keras.

Di ruangan gelap Rosie merasakan air yang masuk.

"Ada badai besar?"

Rosie memperhatikan sekitar sepertinya ada banjir karena air itu masuk dari arah pintu, air semakin naik, gaun dengan noda darah yang kering pun sekarang menjadi basah. Rosie merasa jantungnya berdegup kencang, dan panik mulai merayap dalam dirinya ketika dia menyadari bahwa dia terkurung di bawah tanah yang banjir. Air yang dingin dan gelap merayap naik, mencapai pahanya.

21st Century WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang