8

2K 166 7
                                    

" zee jangan lari-lari nak" teriak shania dari dalam rumah.

Melihat anaknya berlari-lari ditaman samping rumahnya, dia menghampirinya.

"stop" ucap shania dihadapan zee

Zee menatap shania dan tersenyum menampakan giginya.

"selu" ucap zee

Shania mengangkat zee kegendongannya.

"mamah turunin, aku udah gede" ucap zee memberontak.

"udah diem, kamu masih kecil" ucap shania membawa zee masuk.

Shania berjalan ke sofa dan menurunkan zee.

"sebentar lagi ada yang 10 tahun nih, mau kado apa" tanya shania

Zee tersenyum.

"nanti zee pikir-pikir dulu" ucap zee mengetuk dagunya.

Membuat shania terkekeh.

*kalo kalian belum tau,, zee umur nya masih kecil namun saktia memasukannya ke sekolah miliknya yaitu SMA nusantara angkasa, karena zee sangat-sangat pintar maka itu saktia memasukkanya langsung ke SMA, meloncati SMP, ya bisa di bilang anak aksel.*

"mau tema apa dek" tanya shania

"mau, mau tema dino mom" ucap zee senang

"okey sayang, nanti bilang papah ya" ucap shania mencium pipi zee.

"mamah, zee mau main lagi" ucap zee turun dari sofa dan berdiri dihadapan shania.

"pliss" ucap zee memohon

Shania mengulum senyum

"yaudah, tapi hati-hati ya" ucap shania mengusap kepala zee

"okey mah"

"mamah kedapur" ucap shania

Zee berlari ke taman disamping rumahnya, shania menggelengkan kepalanya, diapun berjalan menuju dapur untuk memasak sup untuk makan malam, dibantu bibi.

Sesekali dia menoleh ketaman samping, mepihat sang anak yang bermain sendiri, sampai tiba-tiba shania membelalakan mata melihat zee tersungkur.

Brukk

Belum sempat shania sampai disana, zee sudah mencium tanah rumput.

"Huaa mamahh" teriak zee

Shania berlari mendekati zee dan menggendongnya.

"ihh kamu mah, mainnya gak hati-hati kan jadi jatuh" ucap shania membawa zee masuk.

"bibi" panggil shania

"iya bu"

"tolomg ambilkan p3k sama kompres ya bi" ucap shania saat sudah duduk disofa.

"baik bu" ucap bibi

Shania memangku zee yang menangis.

"sini mamah liat muka dedek" ucap shania

"hiks..hiks..cakit mamah" ucapnya lirih

"ya ampun dek,, bibir dedek berdarah " ucap shania

"hiks..hiks.. Sakit.. " tangisnya semakin kencang

"udah-udah jangan nangis sayang, mamah obatin ya" ucap shania memeluk anaknya

Bibi datang dengan kompresan dan p3k.

"ini bu" ucap bibi

"makasih bi, tolong lanjutin supnya ya bi" ucap shania

"iya bu" ucap bibi

Shania mengambil kompres dan memerasnya

"boleh mamah kompres bibirnya, sini liat mamah dulu" ucap shania lembut

"cakit gak" tanya zee menatap shania

Shania tersenyum menggelengkan kepalanya

"enggak, mamah pelan-pelan" ucap shania

Diapun membersikan darahnya terlebih dahulu, lalu meng tap-tapnya pelan agar sang anak tidak kesakitan.

"enakkan" tanya shania

"sakit mamah" ucap zee kembali ingin menangis.

"dah, gak boleh nangis nanti tambah sakit sayang" ucap shania mengusap air mata zee

"mamah kasih obat ya" ucap shania

"biar gak infeksi"

Shania sangat hati-hati melakukannya, dalam hatinya di merutuki kebodohannya tidak memperhatikan anak yang sedang bermain.

"dah, udah selesai, jangan main lagi ya" ucap shania memeluk anak satu-satunya itu.

"iya mamah" ucap zee memeluk erat perut shania.

"ngantukkan? Jangan bobo dulu dek, kan belum mam malam" ucap shania

"zee ngantuk" ucap zee

"papah pulang" ucap saktia menghampiri shania.

"loh adwk kenapa mah" tanya saktia duduk disamping shania.

Zee menatap saktia.

"papah" ucap zee merentangkan tangannya minta digendong.

"eh kok nangis lagi, tadikan udah berenti" ucap shania

Saktia menimang zee.

"bibir zee sakit papah" ucap zee menunjukkan lukanya.

"mana sini papah liat" ucap saktia duduk disamping istrinya.

"inii papahh humm hiks..hiks" ucap zee

"udah sayang jangan nangis, nanti tambah sakit" ucap shania mengusap kepala anaknya.

"iyaa mamah" ucap zee mencoba menghentikan tangisnya.

"pinter anak papah" ucap saktia mencium gemes pipi zee.

"yuk adek sama mamah dulu, papah mau mandi" ucap shania mengambil zee dari gendongan saktia.

"papah mandi dulu ya sayang" ucap saktia mencium kepala zee.

Zee hanya mengangguk.

"nanti dikompres ya bibirnya, atau mau sekarang" ucap shania melepaskan pelukannya.

"mau sekarang, bibir zee jelek" ucap zee melengkungkan bibirnya.

"enggak, nanti juga sembuh,, jangan main lari-lari lagi oke?" tanya shania

"iya mamah, zee gak mau lari-lari" ucap zee

"selain bibir, ada yang sakit lagi gak" tanya shania sambil mengecek kaki tangan zee

"sini zee sakit" ucap zee memegang dadanya

Shania mengusap dada sang anak dengan perasaan khawatir dan sedih.

"nanti mamah usap-usap ya" ucap shania mencium kening zee

"iya mah" ucap zee

"yuk dedek mandi juga, biar wangi" ucap shania menggendong zee masuk kekamarnya diatas.

AziziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang