19

1.9K 149 9
                                    

"adek kamu dimana, zee" panggil shania mencari zee di seluruh ruangan.

"pah adek dimana" ucap shania khawatir.

Saktia menggenggam tangan shania dan tersenyum.

"kita cari ya..kayaknya dia ditaman belakang deh" ucap saktia

Mereka berdua langsung berjalan ketaman dan benar, zee ada disana sedang jongkok membelakangi mereka.

"adekk" panggil shania

Zee menoleh kebelakang menatap kedua orang tuanya.

"mamah khawatir sama kamu..kamu kemana aja sih" ucap shania membawa zee ke kursi diikuti saktia.

"ini kenapa kotor gini hm? Adek main tanah ya" ucap shania

Zee menatap shania mengangguk

"zee mau main lagi" ucap zee turun dari kursi namun dengan cepat saktia menggendong zee dan membawanya masuk kerumah.

"sekalian mandi aja yuk, udah sore juga" ucap shania

Saktia menurut membawa zee yang tantrum digendongannya.

Setelah dimandikan zee masih saja tantrum nangis sampai sesegukan.

"udah udah adek mau apa sih hm" ucap shania membawa zee kepangkuannya namun zee tidak mau dia memberontak menendang apa saja di kasur.

"enggakkhkkrg hmm..hiks..gak mauu!!..hiks..enggalkkrgghh..huhu.."

Zee menangis mendudukam dirinya lalu menghempaskan tubuhnya lagi dikasur berkali-kali.

Mau tak mau shania mengambil paksa zee lalu memangkunya.

"zee hey syuutt.. Dengar bunda sayang zee..boleh dengar bunda gak.." tanya shania pelan-pelan.

Zee menatap shania dengan wajah yang merah dan keringat dimana-mana.

"adek kenapa?? Kenapa kayak tadi hm?" tanya shania memegang kedua tangan zee.

"a-adek mau ma-main..huuu..hiks..a-dek ma-mau ma-in bun-bunda..hiks" zee kembali ingin memukul namun dengan cepat shania menahannya.

"syuutt dengar bunda boleh sayang..? Hmm" ucap shania sambil mengusap pipi zee yang basah.

Saktia sedari tadi diam tidak ingin ikut campur.

"kan sudah sore sayang..waktu mainnya sudah selesai, dan waktunya zee mandi okey? Tadi juga zee kotorkan? Main tanah, banyak kuman loh, ditangan zee banyak kuman..besok, besok adek bisa lanjut mainnya..iya sayang? Dengar bunda nak" ucap shania lembut memberikan pengertian kepada zee.

"ta-tapi zee ma-mau main..huu..pa-papah ge-gendong hiks..zee ma-mau main..huhuu" ucap zee kesal dia mendorong dirinya agar terlepas dari pangkuan shania.

"ehh tadi mamah bilang apa?? Kan sudah sore sayang..waktu main adek diluar sudah selesai" ucap shania memperhatikan anaknya yang berbaring membelakanginya, zee hanya diam tak menjawab ucapan shania

"yaudah kalo adek belum mau ngomong, adek tenangin dulu diri adek yah..nanti baru ngomong lagi.." ucap shania mengusap kepala zee menciumnya lalu dia turun dari kasur, duduk disofa bersama saktia.

"adek kenapa tumben banget kayak gini" tanya saktia digelengi shania.

"aku juga gak tau mas" ucap shania menyandarkan kepalanya dipundak saktia.

"masih anak-anak biasa gak sih kayak gini" ucap shania sambil memperhatikan zee yang masih diposisinya namun sesekali menendang kasur.

"udah ah biar dulu istirahat kasian" ucap saktia  mengusap kepala shania.

Setelah 20 menit shania beranjak menghampiri zee.

"adekk..sudah tenang nak" tanya shania sambil mengusap kepala zee.

Zee sudah tak menangis dia diam sambil memainkan tali sarung guling.

"sudah boleh bicara gak? Adek " panggil shania  mengusap pipi zee.

Zee membalikan tubuhnya kearah shania menatapnya.

"haus" ucap zee shania tersenyum mengangkat zee kepangkuannya.

"sak tolong ambil air putih" ucap shania sambil  mengelap keringat zee di kening.

"ini" saktia duduk disamping istrinya sambil tersenyum.

"aduhh haus banget ya" ucap shania

Zee memberikan gelasnya kembali, lalu turun dari pangkuan shania, dia membaringkan tubuhnya.

"mau bobo? Adek mau bobo yah" ucap shania mengangkat zee untuk tiduran disampingnya.

"zizi ngantuk" ucap zee mengucek matanya.

"sini dengar mamah dulu ya" ucap shania sambil mengusap kening zee.

"adek gak boleh kayak tadi yah..kan mamah udah bilang mainnya besok lagi, tadi udah sore adek juga kan kotor main tanah yah..adek main tanahkan tadi..papah gendong adek biar lantainya gak kotor.." ucap shania lembut.

"besok adek boleh main lagi, tapi kalo mamah bilang udah dedek stop mainnya okey" ucap shania hanya di angguki zee.

"maafin mamah yah, maafin papah tadi udah bikin adek kesel ya..adek sekarang masih kesel" tanya shania sambil mengusap tangan zee.

"iyah kesel adek" ucap zee shania mencium pipi zee.

"maaf yah..sekarang adek mau bobo? Kita makan malam dulu yuk, kan belum mamam" ucap shania

"enggak gak mau adek mau bobo" ucap zee mencari posisi nyamannya.

Shania menoleh ke arah saktia yang tersenyum.

"mas ambil cemilan adek di laci mas, roti gandum yang rasa vanilla pisang" ucap shania

Saktia mengambil satu bungkus dan memberikannya ke shania.

"ini adek mam ini yah..biar perutnya gak kosong" ucap shania meletakkan roti ditangan zee, dia menerimanya memakannya dengan mata yang sayu.

Saktia mencium pipi zee gemas.

"gemes banget sih anak papah" ucap saktia.

Shania tersenyum menatap zee yang makan roti dengan mata mengantuk, sesekali shania membantu memasukan roti yang keluar dari mulut zee

"emang bayi ini anak papah" ucap saktia

"badan aja gede"

Shania terkekeh mendengar ucapan saktia.

"mamam mah udah" ucap zee dengan mata tertutup melihatkan tangannya yang berantakkan dengan roti.

Shania bangun mengambil tisu basah dan mengelap tangan zee dan mulutnya.

"udah?  Adek minum susu mau" tanya shania diangguki zee.

Shania langsung memberikan asi kepada zee.

AziziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang