"sak" panggil shania saat dia melihat saktia duduk di ruang tv.
"kenapa hm? Kok kayak lelah banget" ranya shania duduk disamping saktia dambil mengusap kepala saktia
"ini soal zee shan, tapi plis kalo aku kasih tau kamu jangan potong dulu yaa, dengerin aku sampe selesai" ucap saktia sambil menggenggam kedua tangan shania.
Shania diam lalu mengangguk, saktia menghela nafas.
"zee sering dibully disekolahnya, dan bullyan ini sudah kelewat batas banget, dia mencaci dan merendahkan zee, dan yang lebih buat aku marah adalah, mereka pernah pukul kepala zee pake balok dan ngurung zee di toilet" ucap saktia
"kamu ingat kejadian yang zee masuk rumah sakit, dan gracia bilang zee di bully" tanya saktia
Shania mengangguk.
"gracia dan temannya pun bantu zee dan ngelindungi zee disana, dia bilang kalo dia mau jaga zee dan buat si pembuly masuk penjara" ucap saktia
Shania diam menatap saktia
"nama pembullynya siapa" tanya shania pelan
"nina dan teman-temannya" ucap saktia
Shania diam, mereka berdua diam dengan isi pikiran berkecamuk.
Tiba-tiba shania menangis, membuat saktia memeluknya.
"a-aku gak tau harus apa sak hiks.." ucap shania menangis.
"hey-hey dengar aku, dengar aku sayang" ucap saktia memegang kedua pipi shania, merekapun bertatapan.
"dengar aku yahh, aku gak akan biarin ini semua terjadi lebih parah, aku akan bawa kejalur hukum kalau mereka ngebully zee lagi, aku akan lakuin itu sayang" ucap saktia sambil mengusap pipi shania dan menghapus air matanya, mencium kening shania lama.
"aku kasian sama zee" ucap shania
"sak, aku mau kedokter lagi, aku gak tau kenapa zee sering nangis sekarang, aku takut sak, aku takut zee punya gangguan mental" ucap shania menunduk
"aku gagal jadi ibu" ucap shania menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"hey, no-no, kamu gak kayak gitu shan, kamu berhasil jadi ibu, kamu berhasil jadi ibu yang baik buat zee, kamu udah hebat shan" ucap saktia memeluk shania.
"nanti aku temenin ya kedokternya, sekarang aku mau bersih-bersih dulu" ucap saktia melepaskan pelukannya.
"mamah" panggil sang suara kecil itu.
Saktia menoleh dan tersenyum melohat zee berdiri ditangga.
Shania menghapus air matanya, saktia berjalan mengambil zee dan duduk kembali kesamping shania.
"sini sama mamah" ucap shania mengambil alih gendongannya.
"mamah susu" ucap zee
"papah mandi dulu ya" ucap saktia mencium pucuk rambut zee.
"iya pah" ucap shania
Shania membuka sedikit bajunya dan memberikan apa yang zee mau.
"pelan-pelan ya sayang" ucap shania mengusap rambut zee.
"he'em mamah" ucap zee yang sudah memasukan nipplenya ke mulut.
******
"ini gpp shan, zee hatinya lembut banget, gak bisa dibentak, tolong kalian jaga perasaan dia, kalo tidak, itu yang buat dia trauma" ucap jeje
Shania mengangguk.
"iya je, aku usahain yaudah kalo gitu kita pamit ya je" ucap shania
Merekapun pamit pulang kerumah.