Bab 19. Solusi dari Aphrodite

1.9K 109 7
                                    

Selamat membaca..
Jangan lupa vote dan komen terimakasih banyak 🥰
.
.
.
.
.

Wanita itu duduk diruang tamu dengan pria muda didepannya, dia akan menyelesaikan masalah secara kekeluargaan dan pikiran dingin.
Mengingat anak pendosa ini adalah anak angkatnya yang sedang jatuh cinta dengan ibunya.

Dan lihatlah, pria muda itu sedang menunduk malu sambil mencuri-curi pandang ke arahnya,
"Paris sepertinya ada hal yang harus kita luruskan." Kata wanita itu, dia mencoba bersikap tenang.

"Apanya yang perlu diluruskan nona Artemis, bukankah cintaku padamu juga tidak berbelok?" Protes pria itu.

"Sepertinya isi kepalamu yang harus diluruskan bocah." Sahutnya sebal, wanita itu berulangkali menarik dan menghembuskan nafasnya untuk menekan emosinya yang tersulut.

Paris menekuk wajahnya, apa Artemis masih meragukan perasaannya, sungguh perasaannya nyata pada Artemis.
Apa wanita itu menganggap cintanya hanya fana atau rasa ketertarikan sesaat?

"Paris dengarkan aku, kau adalah anakku dan aku adalah ibumu nak."
Jelas Artemis, dia menekan kata anakku dan ibumu.

"Mengapa saya tidak ingat pernah dilahirkan oleh anda nona? Lagipula anda hanya ibu angkat saya, dan anda pun bukan ibu susuan saya. Jadi tidak masalah bukan bila saya ingin meminang anda." Balasnya tanpa beban.

Artemis membenturkan kepalanya di atas meja, dia merasa hilang akal menghadapi remaja yang sedang kasmaran ini.

Paris tertawa geli melihat tingkah wanita itu, ia sungguh menyukai semua hal yang wanita itu ekspresikan. Kemudian ia teringat akan saran dari Dewi Aphrodite untuknya, ia diperintahkan untuk memberikan serbuk itu pada Artemis, kata Aphrodite bila ia memberikan serbuk itu maka Artemis akan menjadi miliknya.

Dengan sedikit kebohongan pemuda itu berkata,
"Nona, sebenarnya kau mendapatkan hadiah dari Dewi Aphrodite dan ia memerintahkan ku agar memberikannya secara langsung padamu."

"Oh ya? Apa itu?" Artemis menatap malas padanya.

"Tunggu sebentar!"
Pria itu segera keluar dari ruang tamu, lalu beberapa saat kemudian ia kembali dengan peralatan teh dan gelas porselen mahal.

Artemis menarik sebelah bibirnya,
disaat seperti ini Paris malah sempat-sempatnya menyeduh teh hitam minuman khas dari kerajaan Troya.
Dia juga menaburkan sejumput serbuk ke dalam teh itu, serbuk itu memiliki aroma manis nan wangi.

Dengan senyum yang mengembang ia memberikan hasil buatannya pada Artemis,
"Ini adalah hadiah dari Dewi Aphrodite, katanya aku disuruh menyajikan serbuk wangi itu dengan teh hitam."

Artemis berfikir sejenak, apa bocah ini sedang memberikan ramuan cinta padanya. Tapi bila menghirup aroma teh itu sepertinya bukan, warnanya pun juga tidak merah muda melainkan cokelat tua.

Untuk menghargai ketulusan bocah itu yang telah membuatkannya teh khas dari kerajaannya, Artemis meminumnya, ia hanya minum setengahnya.

Rasa teh hitam itu cukup kuat, walau begitu ada rasa daun teh yang khas dan alami. Ada rasa manis tersendiri setelah rasa sepatnya, teh dari tanah Troya ini memiliki rasa yang unik, Artemis mengakuinya sebagai pecinta teh.

Setelah beberapa saat Artemis merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Aliran kehangatan mulai menjalar ke tubuh nya, keringat mulai membasahinya, dan degup jantung yang berdetak lebih cepat dibanding biasanya. Dia merasa sensitif terhadap rangsangan, dia merasa gelisah tanpa sebab.

Pipi Artemis memerah, dia merasa ingin sebuah belaian dan sentuhan yang dalam. Artemis mengesek-gesek pahanya tak nyaman, mengapa area itu begitu sulit dikendalikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Artemis Dan Benang Takdir Troya (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang