Artemis Dan Benang Takdir Troya (Hiatus)

Bab 18. Panah Asmara Cupid

Happy reading, jangan lupa vote dan ninggalin komentar ya untuk cerita ini. Makasih banget para readers yang Budiman🙃🥰
.
.
.

Dewa Eros atau Cupid adalah putra dari Dewa Ares dan Dewi Aphrodite, ia adalah Dewa cinta yang memiliki sayap.
Ia mewarisi keindahan paras orang tuanya, ia digambarkan sebagai lelaki muda yang berambut cokelat keemasan serta mata berwarna cokelat hazel.
Dia Dewa yang riang, sensitif, dan suka menjahili manusia ataupun Dewa.

Pernah ia bersitegang dengan Dewa Apollo, karena Apollo mengejeknya sebagai anak kecil yang sok-sokan membawa busur panah.
Karena tersinggung, Eros pun mengambil 2 anak panah yang berbeda, anak panah emas yang tajam (anak panah rasa cinta) ditembakkan tepat di jantung Apollo, sedangkan anak panah lainnya yaitu anak panah timah yang tumpul (anak panah kebencian) ditembakkan ke arah Dafne. Akibatnya Apollo menjadi sangat mencintai Dafne sedangkan Dafne menjadi sangat membenci Apollo, dan dimulailah kejar-mengejar antara Apollo dan Dafne.
Bahkan sampai ke ujung dunia sekalipun Apollo terus mengejarnya.

Dewa Eros lebih dekat dengan ibunya ketimbang ayahnya Dewa Ares, walaupun begitu bukan berarti dirinya tak menginginkan perhatian ayahnya. Kadang ia cemburu dengan Phobos dan Deimos yang selalu disisi ayahnya,
dan sekarang ia sangat iri pada Paris yang merebut perhatian ayahnya, bahkan ayahnya kini lebih dekat dengan Paris ketimbang putra kandungnya.

Apalagi kini Ibunya Dewi Aphrodite sering memuji-muji kehebatan dan ketampanan Paris membuat telinga Eros memerah saking panasnya.
Dengan rasa iri yang tak mampu ia bendung akhirnya iapun mendatangi Paris yang sedang berjalan-jalan di taman Kerajaan Troya.

Sang Dewa Asmara itu membidik Paris menggunakan panah emasnya, Eros membidik tepat ke jantung Paris sambil menutup matanya.
Memang sudah biasanya ketika Cupid sedang membidikkan panah asmaranya, ia selalu menutup matanya dengan kain sebagai simbol bahwa cinta tanpa pandang bulu dan tanpa syarat apapun.

Lalu selanjutnya Eros membidikkan panah timah pada Artemis.
Tapi hal aneh terjadi padanya, ketika panah timah itu menyentuh sang Dewi, panah itu langsung berubah menjadi panah emas, seakan-akan sudah ada seseorang yang mengisi hati sang Dewi Alam itu lebih dulu, apalagi Artemis tak memiliki kebencian di hatinya.

Eros menatap kejauhan pada Pangeran mahkota Troya yang baru saja dia bidik, terlihat di kejauhan Paris langsung memegang dada kirinya, pemuda itu terus bergumam,
"Ahh Artemis aku rindu padamu sayang, cintaku~" gumam pemuda itu

Dia langsung memangkas beberapa mawar merah dengan pedangnya dan membawanya pergi bersamanya,
"Tunggu sayang, aku akan melamar mu dalam waktu satu jam.." ucapnya sambil berlari terburu-buru.

"Pftt hahaha" Eros tertawa terbahak,
"Maaf bibi Artemis, sepertinya aku akan membuatmu kesusahan." Katanya lagi.

***

Sang Dewi alam liar itu menarik selimutnya, dia merasa tubuhnya menggigil dan merinding tanpa sebab.
"Sebenarnya pertanda buruk apa ini?"

Apa karena saat ini sedang musim gugur, Artemis menatap langit dari jendela, terlihat langit itu sudah nampak kemerahan, tanda bahwa matahari sudah di penghujung hari.

Pintu kamar Artemis terbuka, seseorang itu masuk dengan penampilan yang berantakan dan bersimbah keringat, Artemis menatap pria itu dengan alis yang berkerut.

"Ada apa Paris?" Tanya Artemis, pria itu tak menjawab dia hanya menatap malu-malu pada Artemis.

"Nona Artemis, aku sudah tidak mampu menahannya lagi." Ucapnya sambil duduk di sisi ranjang, dengan gerakan kaku Paris duduk mendekat ke sisi Artemis.

"Aku mencintaimu nona Artemis." Ucap Paris, matanya menampilkan kejujuran yang begitu dalam, dia mengeluarkan mawar merah yang disimbolkan sebagai cinta yang tulus.

"Aku ingin meminangmu dan menjadikanmu sebagai pasanganku." ucapnya lagi, nadanya penuh dengan kelembutan.

Artemis bagaikan disambar petir saat siang bolong, mengapa bocah ini tiba-tiba datang dan langsung melamarnya.
"Hah, ka-kau gila?" Ucap Artemis, ada raut kebingungan dan kengerian di wajahnya.

Bagaimana bisa anak yang sudah ia besarkan sejak kecil kini malah jatuh cinta padanya?
Paris yang telah ia anggap sebagai putranya kini malah ingin menikahi ibu angkatnya, ibu asuhnya?
Ini pasti akan tercatat dalam sejarah sebagai anak angkat durhaka yang ingin menikahi ibu angkatnya yang telah merawat dan mengasuhnya sejak kecil?

"Aku serius nona Artemis, menikahlah denganku. Jadilah tempatku untuk berkembang biak! Jadilah ibu untuk anak-anakku, Dewi ku tercinta." Kata Paris frontal, mata obsidian itu menatap cinta dan obsesi pada Artemis.

"Rupanya benar kau sudah gila! Siapapun tolong antarkan Paris ke kamarnya, ia perlu istirahat." Teriak Artemis.

Paris mengunci pintu dan melemparkan kuncinya ke luar jendela, dia segera melepaskan bajunya untuk menampilkan tubuhnya yang kekar serta banyak bekas luka di sana membuatnya terlihat semakin jantan.

Pipi Artemis tersipu, anak angkatnya ini sedang bertelanjang dada di depannya.
Anak ini sedang memamerkan kemolekan tubuhnya padanya?!
Anak ini sungguh tidak waras!

Dengan gerakan malu-malu, Paris memegang celananya yang sebagai penutup terakhir pada tubuhnya.
"Apa Dewi juga ingin melihat benda ini? Milikku jauh lebih perkasa ketimbang milik Orion." tanyanya malu-malu,

Paris bergerak untuk melepaskan celananya,
"PARIS!! PAKAI BAJUMU DAN KELUAR DARI KAMARKU!" teriak Artemis.

"TIDAK MAU! kalau anda menolak lamaran saya, maka saya akan menyerahkan keperjakaan saya pada anda. Setelah itu saya akan menuntut anda untuk menikahi saya sebagai bentuk tanggung jawab anda." Kata Paris panjang lebar, ia berniat akan memberikan kesuciannya pada Artemis lalu meminta pertanggungjawaban.

Bocah itu mirip dengan seorang gadis yang sedang gila cinta dan haus pernikahan pada pria nya.

"Aku tidak mau keperjakaanmu! Dasar bocah gila!"
Artemis memerah, dia langsung mendobrak pintu kamarnya dan berlari keluar.

Paris menatap sendu Artemis yang pergi tanpa menoleh sedikitpun padanya,
"Memang apa yang salah dengan keperjakaanku, hingga ia berlari terbirit-birit begitu." kata Paris, dia menundukkan kepalanya sedih sambil menatap miliknya.

Padahal ia belum menunjukkan miliknya, tapi Artemis sudah menolaknya mentah-mentah, Hiks.

"Aku harus berusaha lebih keras lagi." Kata Pria itu penuh tekad.

**"

Sang Dewi itu berlari ke tengah hutan, dia duduk di salah satu pohon pinus,
Ia memegang dadanya yang berdebar tidak karuan, sebenarnya dia sudah mengetahui perasaan Paris padanya.

Bunga Daffodil adalah bunga yang memiliki filosofi mendalam,
Jadi ceritanya ada seorang pemuda bernama Narkissos, dia jatuh cinta dengan dirinya sendiri saat melihat bayangannya di air.
Karena cintanya yang tak berbalas, Narkissos terus mengagumi bayangannya sampai meninggal.
Dikisahkan tempat Narkissos meninggal tumbuhlah bunga yang cantik, bunga itu dikenal sebagai bunga Daffodil/ Narsis.
Bunga Daffodil disimbolkan sebagai cinta tak berbalas.

Dan Artemis mengetahui perasaan Paris karena pemuda itu suka menanam bunga daffodil di tamannya, awalnya itu hanya praduga saja. Tapi semakin lama kecurigaan Artemis semakin meningkat saat Paris terus mengirimkannya bunga Daisy merah, dimana bunga itu merupakan simbol mencintai dalam diam.

Dan kini bagaimana cara Artemis menghadapi Paris yang mulai terang-terangan mencintainya,
disisi lain ia memiliki perasaan yang sulit dijelaskan pada Paris.

Artemis bingung, kalau ia menerima pinangannya apakah dunia ini akan merestui hubungannya dengan Paris?
Apalagi Paris tidak ditakdirkan untuknya?
Ketiga Dewi takdir itu pasti tidak akan diam saat benang takdir yang mereka rajut telah diobrak-abrik oleh Artemis.

"Kau mencintai wanita yang salah Paris, jangan memilihku! Masih banyak gadis yang lain." Gumam Artemis.

Artemis memiliki usia yang abadi, sedangkan Paris memiliki usia seperti manusia biasa. Bagaimana bisa seorang anak manusia ingin hidup bersama dengan seorang Dewi.

.
.
.
.
.

"Kau tahu bahwa setiap keegoisan ada batasannya, dan bila keegoisan itu melampaui batasnya maka ada harga yang harus dibayar!"

To be continue...

Sabtu 17 Juni 2023