Bab 3. Mengasuh Anak

2.6K 136 8
                                    

Selamat membaca
jangan lupa vote dan komentar ya makasih🥰
.
.
.
.
.

12 tahun yang lalu...

Kediaman Artemis

Seorang gadis cantik itu menatap tak terima pada seorang wanita dewasa yang duduk bersebelahan dengan seorang anak laki-laki.

Anak laki-laki itu berusia sekitar 8 tahun, ia memiliki paras yang menawan serta kulit putih bercahaya.
Wajahnya cukup tegas untuk anak seusianya, pipinya pun berwarna putih kemerahan.
Rambutnya bergelombang berwarna hitam kelam seperti arang, dan matanya berwarna gelap bersinar bagaikan sepasang kejora. Ia bagaikan keindahan Aurora di langit malam.
Ia bagaikan Dewi Aphrodite dalam bentuk laki-laki.

"Jadilah ibu angkat untuknya, asuhlah dia Artemis! Biarkan ia tumbuh di bawah bimbinganmu." perintah seorang wanita berambut Pirang.

"Apa maksud dari Dewi Demeter yang terhormat ini?!" Tanya Artemis.

"Aku adalah Dewi alam liar bukan Dewi pengasuh anak! Rumahku juga bukan tempat penampungan anak."
Timpal Artemis tak terima, ia terlalu sibuk dan tak memiliki waktu luang untuk mengurus bayi.

Dewi Demeter memegang dahinya pusing, memang cukup sulit menghadapi Dewi alam liar, yang sikapnya pun liar pula.

"Aku adalah ibu asuhmu Artemis.
Bila kau ingin membalas jasaku maka asuhlah anak ini. Aku tahu kau bukan seseorang yang tak tahu balas budi." Balas Dementer.

Artemis sejak kecil berada dibawah asuhan Dewi Dementer, Bibinya. Karena ibunya Leto disingkirkan akibat kecemburuan Dewi Hera, istri sah ayahnya, Dewa Zeus.

Apalagi Dewi Demeter juga merasa kesepian semenjak kepergian putrinya, Persefone yang dijadikan istri oleh Dewa Dunia bawah/ Hades.
Untuk mengobati kerinduannya, Demeter pun mengasuh Artemis kecil.

Anak laki-laki itu menundukkan kepalanya melihat kedua wanita itu bertengkar karenanya, ia mencoba membuka suara,
"Maaf kalau aku melepotkan Dewi Altemis, Bila kau tak mau mengasuhku. Kau bisa mengembalikanku ke hutan. Sejak kecil aku sudah hidup disana dan diasuh oleh beluang." Ucap bocah itu.

Bocah laki-laki itu memasang wajah sedih, tidak ada yang mau menerima dirinya di dunia ini. Bahkan orang tua nya pun membuangnya di tengah hutan berharap dirinya mati dimakan hewan buas.

Artemis mengerutkan keningnya, bagaimana bisa kata-kata seperti itu keluar dari mulut bocah 8 tahun, Sebenarnya kehidupan seperti apa yang telah ia lewati?
Ini mengingatkannya akan dirinya waktu kecil.

Demeter menjadi iba, iapun memeluk bocah itu dan menenangkannya,
"Ohh nak, tenanglah. Artemis pasti akan merawatmu dengan baik, ia saja sanggup merawat hutan liar dan isinya dengan sangat baik, apalagi merawat anak manis sepertimu." Sindir Demeter ia menatap menyala pada Artemis, lalu kembali menatap lembut pada bocah itu.

"Benalkah Dewi?" Bocah itu menggembungkan pipinya, lalu dengan jurus poppy eyes nya ia menatap Artemis, bagaikan anak anjing kehujanan yang minta diadopsi.

Hati Artemis tergelitik melihat keimutan bocah ini, bocah licik ini tengah merayunya dengan memanfaatkan paras lucunya.

"Berhenti memasang wajah begitu! Baiklah aku akan mengasuh anak ini. Lagi pula merawat satu anak tidak akan membuat ku jatuh miskin."
Timpal Artemis sambil memalingkan mukanya.

"Nak jangan takut dengan Artemis!
dia memang suka berkata kasar dan bersikap seenaknya. Tapi dia memiliki hati yang lembut, dia hanya sedang trauma dengan cinta karena kehidupan masa kecilnya yang pahit." Bisik Demeter pada Bocah itu.

Bocah itu menggelengkan kepalanya, dengan malu-malu ia berbisik,
"Tidak macalah, aku cangat cuka Dewi Altemis. Kalena ia cangat kelen dan antik."

"Astaga kau lucu sekali." mereka berdua tertawa bersama.

Artemis Dan Benang Takdir Troya (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang