Separuh_19

1K 110 6
                                    

A fanfiction

.

Separuh Utuh.

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
.
.
JANGAN BAWA CERITA INI KE RL KALIAN
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, comen, jan lup kasih bintang >_<
.
.

Semalaman penuh Jaemin menghabiskan waktunya didepan layar laptop, cup kopi berjejer di sebelahnya membuat mejanya sedikit kotor dan menjadi tempat rekreasi untuk semut.

Sepertinya sudah cukup untuk revisian, lelah sekali, Jaemin merasa menjadi mahasiswa jompo, dia perlu membeli koyo cabe setelah menyelesaikan acara nanti sore, yap sepertinya ada acara untuk nanti sore.

Setelah membereskan segala macam bentuk kertas, laptop dan mengcopy file skripsinya di beberapa tempat, akhirnya Jaemin keluar kamar, aroma cat tercium cukup pekat, perkakas milik Renjun masih ditempatnya belum dibersihkan, tak ayal jika meninggalkan aroma khasnya.

Dan lukisan indah milik hyung tertua sudah jadi, dengan santai Jaemin menghampiri, mengabadikan lukisan itu dengan ponselnya, sepertinya lukisan ini punya harga selangit, lebih indah, lebih mendetail dan memiliki tekstur, sepertinya Jaemin bisa minta traktir jika lukisan ini benar-benar laku terjual.

Jaemin mengusap permukaan lukisan itu dengan jari telunjuk, ia ingin tau bagaimana tekstur dari sebuah lukisan, rupanya seperti pasir yang dicampur dengan cat, jarinya meninggalkan noda tak pikir panjang Jaemin mengusapnya di baju, lukisan Renjun benar-benar indah.

Dan untuk kegiatan selanjutnya.

Cowok ini berbelok pada ruang cuci, baju-baju kering masih tergantung ditempatnya tak terurus, termasuk pakaian miliknya, Jaemin sampai lupa kapan terakhir kali mencuci, pakaian kotornya sudah menggunung.

Yang pertama Jaemin lakuan adalah mencolokan setrika, selagi menunggu panas, ia menurunkan beberapa bajunya dari gantungan, pagi ini dia ada acara dengan teman kampus, tidak perlu mewah, hanya butuh rapi saja, alakadar mahasiswa pada umumnya.

Kegiatanya cukup santai membuat cowok yang sudah 3 menit di ambang pintu tak bisa sabar lagi.

"bisa cepet nggak sih?" kesalnya dengan suara khas baru bangun tidur, tanganya menggenggam gantungan baju dengan jas hitam menggantung dibawahnya.

Masih dengan gerakan menyetrika, Jaemin menoleh sekilas "apa perduli ku"

"gerakan mu itu lambat" komentar Jeno.

Jaemin mengangguk paham "sini biar aku setrikakan jas hitam mu itu, sekalian ku lubangi lebar-lebar"

"oh balas dendam" Jeno maju selangkah "sini biar punggung mu yang aku lubangi"

Cowok satunya refleks melepas sertika ditangan tepat ketika Jeno mendorongnya kasar, tidak sampai jatuh ke lantai tapi cukup membuatnya kesal.

"BAHAYA tau!!" kali ini Jaemin balas menendang pinggang cowok satunya, membuat Jeno ikut terdorong "kamu pikir aku tidak akan membalas perbuatan mu" Jaemin menatap cowok didepanya dari atas sampai bawah "tapi ya sudah lah, ngajak ribut orang bodoh itu menjengkelkan"

Jeno menghela nafas panjang sesaat setelah Jaemin menarik bajunya yang sudah selesai ia setrika, tapi baru sampai ambang pintu Jeno lebih dulu menarik kaosnya kuat "kamu pikir kamu tidak menjengkelkan"

Jaemin menepis tangan Jeno dari bajunya "punya nyali juga pegang-pegang baju ku, dengan kamu menyentuh baju ku, kamu meninggalkan jutaan kuman, ingat kamu itu kuman"

Separuh Utuh-Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang