Separuh_42

449 82 5
                                    

A fanfiction

.

Separuh Utuh

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
.
.
JANGAN BAWA CERITA INI KE RL KALIAN
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, comen, jan lup kasih bintang >_<

-baca chapter sebelumnya ya, siapa tau udah lupa alur -

Pagi harinya Jaemin sudah hilang dari asrama, membuat sunyi tempat itu, dan mungkin hanya Jisung yang bisa merasakan perbedaanya, suara perkakas tidak ia dengar dan entah sejak kapan itu menjadi hal yang Jisung benci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi harinya Jaemin sudah hilang dari asrama, membuat sunyi tempat itu, dan mungkin hanya Jisung yang bisa merasakan perbedaanya, suara perkakas tidak ia dengar dan entah sejak kapan itu menjadi hal yang Jisung benci.

Percakapannya dengan Jaemin dua hari lalu belum habis dicerna, semakin ia melihat Jaemin semakin ingin tahu tentang semua hal tentangnya, rahasia apa yang sengaja disembunyikan, dan kenapa harus disembunyikan, Jisung ingin tau tentang hal itu.

Dia tidak punya wewenang apapun, dia tidak punya banyak kenalan, ia hanya tau menyanyi, menari dan berlatih, jadi ia tidak punya orang yang bisa untuk ditanya.

Ruang-ruang di asrama tampak kosong, itu karna penghuninya belum bangun, dan melihat salah satu loker sepatu terbuka, Jisung semakin yakin jika yang pergi beberapa saat lalu itu Jaemin hyung.

Pagi itu Jaemin pergi ke kakampus bertemu dengan teman-temannya, persiapan pendaftaran wisuda, Jaemin hanya berkumpul beberapa saat saja, selanjutnya ia harus mengikuti kegiatan valunter keluarga, masih di depan perpustakaan ketika mobil keluarga menjemputnya, benar sekali menjemput di depan perpustakaan membuat atensi orang-orang langsung tertuju padanya, tidak banyak yang tau jika Jaemin mengambil study di univ ini, jadi Ketika mobil nyentrik itu muncul area di sekitar perpustakaan sedikit heboh ingin tau apa yang mereka lihat itu Jaemin betulan atau bukan.

"ku bilang tunggu di depan" ucap Jaemin ketus.

Bryan hanya melirik dari sepion kecil diatasnya "membutuhkan waktu lama jika menunggu di depan, tuan Jean sudah menunggu, keluarga besar sudah menunggu, sepertinya aka nada pesta"

Jaemin berdecih sembari merotasikan matanya ia sama sekali tidak bisa tenang, sudah susah payah ia meyembunyikan identitasnya selama ini, lantas akan kacau begitu saja jika kakek mulai bertindak sembrono.

"jangan terlalu khwatir, tuan Jean maupun tuan besar sudah memperhitungkan semuanya, kehormatan keluarga masih jadi yang utama, tuan besar tidak akan menunjukan secara gambling jika anda cucu laki-laki satu-satunya yang akan mewarisi sebagian besar hartanya"

Jaemin menggaruk tengkuknya kasar "kamu bisa membantu ku?" Tanya Jaemin tiba-tiba.

Bryan mengangguk "dengan senang hati, meskipun saya harus merahasiakannya dari tuan Jean"

Separuh Utuh-Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang