Separuh _18

984 116 5
                                    

A fanfiction

.

Separuh Utuh.

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
.
.
JANGAN BAWA CERITA INI KE RL KALIAN
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, comen, jan lup kasih bintang >_<
.
.

Jeno duduk di atap perusahaan pagi ini, tangganya menggenggam cup kopi, cowok ini melewatkan sarapan bersama anak-anak, terlebih dia tidak ingin melihat wajah Jaemin setelah ia menunjukan hoodie mint miliknya.

Apa perdulinya dengan hoodie sialan itu apalagi dengan si jalang brengsek itu, hanya saja, bagaimana bisa.

Satu helaan nafas kembali terdengar, membuat cowok satunya yang diam-diam berdiri di sebelahnya mengerutkan dahi heran.

"sudah 7 kali kamu menghela nafas"

"akh" Jeno menoleh keget, cup di tanganya nyaris saja jatuh jika ia tidak sigap, kini Jeno mengelusi dadanya pelan. "ya hyung" protes Jeno pada Doyoung.

Doyoung terkekeh "makanya jangan ngalamun disini, kalau jatuh gimana?"

Jeno mengerucutkan bibirnya "kalau jatuh Hyung yang tanggung jawab lah, lagi pula ganggu aja"

"tumben-tumbenan nyepi disini" heran Doyoung sembari menyesap kopinya di tangan.

"soalnya hari raya waisak udah lewat" kata Jeno sembari merotasikan matanya.

Dan Doyoung terkekeh mendengar itu, humor Jeno memang buruk, tapi tidak seburuk itu kok, Doy merasa ucapan Jeno barusan lucu. "bisa aja, jadi kenapa--?"

Jeno menengadah, di tatapnya langit pagi hari, awan putih bak kapas menggantung indah, kilau sinar matahari yang perlahan mengenai tubuhnya membuat tubuhnya merasa hangat, dan yang paling penting, suara burung-burung di udara, lengkap sudah pagi hari yang cerah ini.

"aku baik-baik aja, nggak ada yang terjadi, semua terkendali"

Doyong menumpukan tanganya pada pembatas "lalu kenapa kamu menghela nafas seperti itu"

Jeno terdiam, memutar otaknya untuk mencari kata-kata yang bisa ia gunakan untuk mengelabui hyungnya itu, tapi anehnya tidak ada.

"kenapa diem, pasti ada sangkut pautnya sama Jaemin, di ruang latihan wajah Jaemin keliatan kacau juga"

Jeno menoleh cepat "dia dateng kesini" wajahnya tampak kaget.

Tapi malah membuat Doyoung terkekeh "bener karna Jaemin ya, yang tadi bohong padahal"

Yang lebih muda menghadiahi Doy dengan satu tonjokan pelan di lengan "aku pikir ada musuh dalam selimut"

Dahi Doy perlahan berkerut, masih mode menyimak.

"saking seringnya aku berkelahi dengan si jalang itu, aku bahkan tau saat-saat dia bohong atau tidak, , karna kita sering berkelahi, ku pikir itu Jaemin yang membuat berantakan, tapi sepertinya bukan, dia tidak akan menyangkal sekeras itu, dan kemarin jam tangan dia hilang, dia menuduh ku, tapi aku tidak melakukan itu"

Doyoung manggut-manggut kecil "jadi kamu pikir ada orang lain yang mengacau?"

Jeno mengangguk "tapi siapa, perkelahian ku dengan Jaemin itu murni, aku tidak akan membiarkan orang lain ikut campur urusan ini"

"ada yang kamu curigai?" Doy kembali menyesap kopi ditanganya.

"aku tidak tau" Jeno ikut menyesap minumanya "kejadianya terlalu cepat, kebetulan asrama sedang kosong, jadi tidak ada yang tau, mau curiga pun curiga sama siapa?"

Separuh Utuh-Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang