Separuh_05

1.1K 107 3
                                    

A fanfiction

.

Separuh Utuh.

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
.
.
JANGAN BAWA CERITA INI KE RL KALIAN
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, comen, jan lup kasih bintang >_<
.
.
.
-


Apakah impian itu harus menjadi orang sukses?

Tak bisakah hanya menjadi seseorang?
-

Mobil sedan hitam keluaran terbaru terlihat memasuki kawasan perumahan mewah. Sebuah jalan aspal yang diapit tanaman hias di kiri-kanan bahkan sudah menyambut jauh sebelum mobil melewati gapura megah bertuliskan nama perumahan itu. Dan tanaman-tanaman itu terlihat jelas ditangani oleh orang-orang yang mempunyai keahlian di bidang pertamanan.

Sebuah kata asing terpahat di gapura megah itu. Dengan bentuk huruf yang penuh dengan ukiran cantik yang rumit tapi harus diakui, sangat cantik.

Sejauh ini Jaemin tidak pernah penasaran dengan ukiran cantik di gerbang menuju rumah keluarga besarnya itu, entah sejak kapan Jaemin tidak pernah tertarik dengan apapun lagi, seperti ada yang mati dari dalam dirinya.

Mereka telah memasuki kawasan perumahan mewah itu. Dulu saat papa pertama kali membawa Jaemin ke kediaman keluarga Na ia sangat-sangat terpukau. Takjub. Tapi sekarang mungkin muak.

Deretan rumah yang dilewatinya benar-benar mewah. Arsitekturnya beragam. Bahkan tidak ada dua rumah yang punya model sama. Setiap rumah berbeda!

Hampir setiap rumah juga memiliki petugas sekuriti pribadi. Dengan model pos jaga yang juga sama kerennya dengan rumah sang majikan.

Rumah keluarga Na berada di sisi kiri jalan, Pagarnya hitam. Temboknya bata krem, tidak ada kata yang tepat yang bisa digunakannya untuk menggambarkan rumah keluarga Na itu. Keren banget. Sumpah!

Ada sebuah taman di halaman depannya. Penuh dengan bunga aneka jenis dan warna. Indah, tertata. Jelas terlihat, pemilik rumah mempekerjakan orang yang ahli di bidang pertamanan. Karena selain terbentuk harmoni dalam warna, juga tercipta keselarasan dalam bentuk dan tata letak dari setiap jenisnya.

Skurity langsung membuka pintu gerbang rumah megah itu, jangan samakan dengan rumah siska kol, masih bagusan rumah keluarga Na.

Para pekerja rumah itu kemudian berjejer di pintu masuk, membungkuk sedikit, Jaemin yang memang tidak membawa apa-apa langsung melangkah menuju ruang tengah, disana sudah berkumpul seluruh keluarga besar. keluarga Na, termasuk mama yang duduk di salah satu kursi.

Jaemin tersenyum tipis lalu membungkuk 15 derajad, memberi hormat tradisi orang korea, lalu kembali berdiri dengan gagah.

Nenek Na bangkit dari kursinya, berjalan pelan menghampiri cucu laki-laki pertama keluarga ini, cucu pertama dan laki-laki ditambah satu-satunya. benar-benar harus di didik dengan baik, harus di tempa dengan baik, untuk meneruskan kejayaan keluarga.

Cowok itu balas memeluk neneknya erat "bagaimana bisa cucu kesayangan ku berpakaian seperti ini?" Jaemin tidak sempat dandan tadi, dia hanya mengenakan jaket dan celana adidas kesayangan.

"tapi Jaemin tetap terlihat tampan kan?" kekehnya.

Nenek Na memeluk cucunya sayang, membuat keponakan-keponakan yang lain sedikit iri.

"bagaimana kuliah mu?" perkataan kakek Na dari ujung tempat duduk mengalihkan perhatian semua orang, tempat duduk keluarga pun di tata sedemikian rupa, semakin dekat duduknya dengan Kakek berarti stratanya semakin tinggi.

Separuh Utuh-Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang