Separuh_35

1K 117 16
                                    

A fanfiction

.

Separuh Utuh

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
.
.
JANGAN BAWA CERITA INI KE RL KALIAN
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, comen, jan lup kasih bintang >_<

Aroma roti panggang membangunkan Jisung dari tidurnya, mata yang masih mengantuk itu reflex terbuka seutuhnya, ia buru-buru menyibak selimut kemudian membuka pintu kamarnya, aroma roti bakar ini disusul suara denting perkakas masak dari arah dapur...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aroma roti panggang membangunkan Jisung dari tidurnya, mata yang masih mengantuk itu reflex terbuka seutuhnya, ia buru-buru menyibak selimut kemudian membuka pintu kamarnya, aroma roti bakar ini disusul suara denting perkakas masak dari arah dapur, ini adalah suara dan aroma yang sudah lama tidak Jisung dengar, ini adalah hal-hal yang ia rindukan.

Anak ini berjalan menuju dapur tapi langkahnya terhenti di lorong, dari posisinya ia bisa melihat Jaemin sedang menyiapkan sarapan, Jaemin tampak santai dengan kegiatannya, ia memakai apron sedangkan bajunya digulung sengah sampai siku.

Siapapun yang akan mendapatkan hati Jaemin suatu saat nanti, kata Jisung kamu adalah perempuan beruntung dan Jaemin pasti beruntung juga memiliki mu.

"sudah bangun?"

Suara dari arah dapur membuat Jisung menoleh, akhirnya ia mendekat, duduk di pentri supaya bisa melihat apa yang sedang Jaemin lakukan "pagi" kata Jisung.

Jaemin mengangguk sebagai jawaban.

"sudah lama nggak denger orang buat sarapan, lumayan exsited* pas denger suara wajan" Jisung terkekeh atas ucapannya sendiri.

"benarkah" kata Jaemin.

Jisung menggenggam tangannya ragu "kalau pergi jangan terlalu lama, Jeno hyung memang kelewatan, tapi kita semua selalu khawatir kalau Jaemin hyung nggak pulang dan jangan pulang terlalu larut juga"

Jaemin terkekeh sembari meletakan piring kecil ke atas pentri tepat di depan Jisung "benarkah?" goda Jaemin lagi.

Yang lebih muda menunduk "aku sama Renjun hyung coba cari kertas yang sudah Jeno buang, tapi sayangnya kita nggak dapat apapun, aku benar-benar takut hyung nggak pulang karna kertas itu, setiap hari aku nunggu hyung pulang, dan ketika hyung pulang rasanya begitu lega"

Jaemin tersenyum mendengar itu "apa benar-benar melegakan?" Tanya Jaemin.

Jisung mengangguk kuat, lagi-lagi Jaemin terkekeh "apa kamu akan kesusahan jika tidak ada aku?"

Sekali lagi Jisung mengangguk.

"tapi aku juga manusia, aku seperti mu Jisung-a" Kepala Jisung miring bertanda ia tidak mengerti apa yang Jaemin katakan "aku juga manusia, jangan berekspektasi apapun, aku bisa membuat mu kecewa kapan saja, entah dari perbuatan ku maupun perkataan ku, aku bukan orang baik, aku hanya manusia yang sedang belajar menjadi baik" jelas Jaemin.

Separuh Utuh-Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang