Bab 27 : Ketemu

1.4K 151 3
                                    

Raka menghentikan motornya di tengah perjalanan mencari Mala.

"Terakhir lo lihat Mala dimana?" tanya Raka kepada Dewi. Karena terlalu panik ia sampai lupa menanyakan titik terakhir Dewi melihat Mala.

"Di sekolah kak" ujar Dewi.

"Kalo gitu kita ke sekolah"

Raka kembali melajukan motornya disusul Dewi dibelakangnya.

"Pak bukain pak!" teriak Raka melihat satpam yang masih berjaga di pos.

"Iya den ada apa?" tanya satpam menghampiri Raka.

"Temen saya kayaknya masih didalem deh pak!" serobot Dewi.

"Saya sudah keliling tapi tidak ada siapa-siapa tuh neng, semuanya sudah pulang tadi sore"

"Tolong bukain aja pak biar kami cari dulu" pinta Raka yang akhirnya dibukakan pintu gerbang.

Tint..

"Udah ketemu belum Rak?" tanya Vano keluar dari mobilnya. Ia bergegas membantu Raka setelah mendengar kabar tentang Mala darinya.

"Belum.."

"Ya udah ayo kita cari" ajak Vano

"Malaa, lo dimana?" teriak Dewi yang mengendap-endap karena keadaan sekolah yang gelap.

"Terakhir lo bareng Mala dimana?!" tanya Raka.

"Dia sih bilangnya ke perpustakaan kak tapi, setelah itu dia ga balik lagi ke kelas"

Mereka berjalan menuju perpustakaan.

"Malaaa" panggil Raka memasuki perpustakaan.

"Mala lo disini ga?" ucap Dewi

Gubrakk...

Suara buku yang jatuh membuat Dewi refleks memegang tangan Vano yang berjalan didepannya.

"Apa sih lo pegang-pegang!" ucap Vano menyingkirkan tangan Dewi dari tangannya.

"Sorry ga sengaja!" jawab Dewi ketus beralih memegang ujung jaket Vano. Yang hanya dilirik sinis olehnya. Vano membiarkan Dewi memegang jaketnya karena melihat wajah Dewi yang takut.

Raka yang tidak menemukan Mala di perpustakaan kembali meneleponnya tapi lagi-lagi teleponnya tidak tersambung.

"Pak boleh izin lihat cctv?" tanya Raka kepada satpam sekolahnya.

"Boleh den ayo" mereka menuju ruang pengontrol cctv.

Diputarnya video cctv di layar monitor yang mampu memperlihatkan semua video yang terekam cctv seluruh tempat secara bersamaan. Mereka terus fokus memperhatikan layar monitor.

"Itu Mala!!" teriak Dewi yang melihat Mala disalah satu video.

"Tolong besarin pak" suruh Raka.

"Sialan si Vania itu!" ucap Vano kesal melihat Mala berjalan menuju lorong bersama Vania.

"Kemungkinan neng Mala dibawa ke belakang perpustakaan. Karena cctv hanya di pasang sampai lorong saja" jelas pak satpam.

"Ya udah kalo gitu gue sama Vano ke lorong, lo tunggu depan gerbang aja!" titah Raka kepada Dewi yang dianggukinya.

Raka berlari menuju lorong disusul Vano. Satu per satu diintipnya tiga ruangan yang ada di belakang perpustakaan.

Vano mengintip ruang yang ada di tengah dengan senter handphonenya. "Rak itu Mala!"

Raka yang melihatnya kemudian berusaha membuka pintu. Karena pintu yang terkunci membuatnya harus mendobrak pintu secara paksa.

"Malaa" teriak Raka berhasil membuka pintu lalu menghampirinya yang sudah terkapar di lantai.

"Mala bangun. Bangun La!" Raka mengangkat tubuh Mala menepuk-nepuk pipinya secara lembut.

"Ra-Raka..." ucap Mala lemah yang perlahan membuka mata.

Darah segar tiba-tiba mengalir dari hidung sebelah kirinya yang membuat Raka panik, segera mengusap dengan ibu jarinya dan mengendong Mala didadanya. Mala terus memperhatikan Raka dengan mata yang sayu dan sembab, lemah tak berdaya didekapan Raka.

"Mala lo kenapa?" panik Dewi menghampiri Vano dan melihat Raka mengendong Mala keluar dari gedung sekolah.

"Van gue pinjem mobil! Lo pake motor gue" izin Raka yang melihat mobil Vano. Karena kondisi Mala yang tidak memungkinkan dirinya pergi menggunakan motornya.

"Iyaa bro" jawab Vano sambil membukakan pintu mobil.

"Makasih pak" ucap Vano dan Dewi seraya meninggalkan sekolah menyusul Raka yang sudah jauh melajukan mobilnya.

Sampai di dalam kamar, Raka yang melihat penampilan lusuh Mala akibat kena siraman air bekas pel membuat tatapannya menangkap kejadian buruk.

"Lo diapain sama dia?" lirih Raka merasa iba melihat keadaan Mala sekarang.

Ia meminta tolong Dewi untuk membantu Mala membersihkan diri dan mengganti pakaiannya.

"Kalo gitu gue pulang dulu kak" pamit Dewi melihat Mala tertidur setelah dibantunya membersihkan diri.

"Gue juga bro, masih ada urusan sama bokap" timpal Vano.

"Makasih udah bantuin gue hari ini"

"Sama-sama, kalo gitu kita pamit" ucap Vano meninggalkan kamar bersama Dewi.

Raka duduk disamping Mala, menatapnya lurus dengan tidak terbaca. Tangannya mulai membelai wajah Mala, menyingkirkan sehelai rambut yang menutupi wajah cantiknya.

"Lo diapain? Pasti lo disakitin kan sama dia?!" gumam Raka berdialog sendiri, merasa kasihan melihat wajah polos Mala.

Raka melirik ponselnya yang bergetar lalu mengangkatnya.

"Rak lo dimana? Katanya mau nongkrong-nongkrong di cafe?!" sapa Dito di seberang sana.

Raka masih sering berkumpul dengan teman-teman gengnya, meskipun tidak sesering dulu karena kesibukan masing-masing.

"Di rumah. Mala sakit.." Raka memijat pelipisnya. "Gue ga bisa kesana, tapi kalo kalian mau kesini gapapa. Sekalian titip makanan gue laper".

Mala yang hilang seharian membuatnya tidak menyiapkan makan malam untuk Raka.

"Ya udah kesitu aja. Kita langsung ke rumah lo!" Dito pun memutuskan sambungan tanpa menunggu balasan Raka.

"Raka..."

Raka menoleh, menatap Mala yang tampak pucat. Ia kembali dihinggapi rasa kasihan.

"Mana yang sakit?" suara Raka terdengar dingin, Mala sontak menelan ludahnya yang pahit

"G-ga, cuma haus.." Mala mengerjap gugup. Tatapan Raka begitu tajam, wajahnya tampak serius dan suaranya yang dingin membuat Mala merinding.

Raka meraih gelas di meja membantu Mala mengubah posisi menjadi duduk bersandar.

"Ini minumnya" Raka membantu Mala minum. Mala menerimanya dengan sedikit bingung, ada apa dengan ekspresi wajah Raka? Mala benar-benar tidak paham.

"Mau makan?" Raka menahan wajah Mala yang hendak mengedarkan pandangan, membuat Mala semakin bingung. Ia pun hanya menatap Raka yang juga menatapnya.

Cukup lama keduanya saling menyelami perasaan masing-masing.

"Gue bakal bales orang yang udah nyakitin lo!" gumam Raka di telan angin, tanpa ditangkap pendengaran Mala terlebih dahulu.

Bersambung...

Teman-teman yang budiman....yang belum pernah vote, jangan lupa vote dulu yuk🌾

AMALA  [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang