LDR-an (2)

837 80 10
                                    

Di sebuah kamar apartemen nomor 173, atau lebih tepatnya apartemen tempat Cyno dan Tighnari tinggal selama sebulanan ini. Terdengarlah suara rengekan dari seorang pria dewasa dari dalam apartemen tersebut

Dan suara itu membuat tetangga apartemen mereka reflek menutup telinga saking tak ingin mendengarnya. Kira kira seperti inilah suara yang di dengar sang pemilik kamar sebelah

"Aayaanggg Ariii~~ huaa" Rengek Cyno manja sembari memeluk pinggang istri cantiknya itu

Sang istri menghela nafas dengan tingkah suaminya yang kekanak-kanakan ini. Dia pun mengelus lembut kepala yang ada pada pangkuannya

"Kenapa?" Tanyanya singkat

"Dingin banget responnya, padahal besok kita udah mulai LDR loh" Ucapnya seraya dengan manja menduselkan wajahnya pada perut sang istri

"Terus?" Tanya Tighnari tak tertarik (berawalan T semua ya)

"Aku gak relaa~ mending aku gausah ikut ke Fontaine buat ketemu klien. Mending disini aja sambil peluk kamu"

Dari sudut pandang Tighnari, kini Cyno yang sedang merengek padanya nampak seperti bayita yang merengek hingga menangis karena tak ingin pergi ke sekolah. Melihat bayangan sang suami dalam imajinasinya, Tighnari menghela nafas

"Jangan gitu, lagian cuman seminggu. Kalau gak ketemu klien bisa bisa kamu gak digaji, nanti kalau udah sampe sana aku gak bakalan lupa buat ngasih kabar dan telfon kamu kok" Bujuk Tighnari, berharap suaminya ini bisa berlapang dada

"Gamau, gabisa meluk ayang nari" Ucapnya seraya mempererat pelukannya, tak ada niat sedikitpun untuk melonggarkan pelukannya. Menganggap jika ia melepaskannya Tighnari akan kabur dan tak pernah kembali lagi

Padahal seharusnya dia yang pergi untuk perjalanan bisnis

Ketika Cyno tengah merengek tak ingin pergi sembari bermanja bersama istrinya. Orang yang menjadi pemilik apartemen di sebelah Cyno pun ikut merengek, meratapi nasibnya yang hidup sebagai seorang lajang (alias jomblo)

Tighnari yang kesabarannya telah diujung tanduk pun memaksa Cyno untuk melepaskan pelukannya. Sungguh, setelah dipikir-pikir bagaimana dirinya bisa menyukai orang modelan Cyno ya

Tighnari memang tak memiliki anak, dan belum berencana memiliki seorang anak. Tapi kini dia dihadapkan dengan bayi besar yang manja dan selalu ingin menempel padanya, ayolah Tighnari juga perlu ruang untuk sejenak bernafas lega

"Huehuehuehue, gamau pergi. Gamau ninggalin ayang ari" rengeknya

"Cyno, ntar kalau gajimu dipotong gimana? Kita makan pake apa? Kamu gak mikir apa, udah aku cape. Kamu hari ini tidur di luar" Omel Tighnari yang berujung meninggalkan Cyno menangis sendirian di sofa

"Ayang ari jangan pergii~~" Ucapnya lebay melihat punggung Tighnari yang kian menjauh hingga akhirnya tak terlihat lagi karna tertutupi pintu kamar

Cyno menghapus air matanya dengan slay, dan kini ekspresi wajahnya kembali datar seperti saat dirinya bekerja. Cyno menghela nafas, yahh dia gabisa manja manja lagi

Kalian pikir Cyno itu adalah pemuda dengan selera jokes bapak bapak dan suka alay doang? Kalau author sih iya. Tapi kenyataannya tydack masbro

Lagian mana ada perusahaan yang mau menerima orang alay yang cuman bisa bucin istri. Mana gajinya tinggi lagi, Cyno pun menyalakan ponselnya dan mengetik pesan pada atasannya bahwa ia berniat tak ikut dalam perjalanan bisnis ini

 Mana gajinya tinggi lagi, Cyno pun menyalakan ponselnya dan mengetik pesan pada atasannya bahwa ia berniat tak ikut dalam perjalanan bisnis ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pasutri Masa Gitu (Ft Cynonari & Haikaveh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang