Boleh kan sebelum baca VOTE dulu.
Bismillah..
Mimpi Jadi Nyata.
Sore hari ba'da Ashar.
Di tempat ini, kini ada 2 orang pemuda tampan yang sedang mengobrol dengan sesekali tertawa.
"Emm, Alif. Bagaimana? Kemarin lancar?" Sebenarnya Alwi sangat tidak ingin menanyakan itu, tapi dirinya sangatlah penasaran.
"Apanya?" Tanya Alif yang belum paham.
"Lamarannya" jawab Al.
"Oh. Alhamdulillah lancar, Al. Syukran ya uda bantu do'a" jawab Alif tulus.
Al tersenyum lalu mengangguk, "Semoga lancar ya sampai hari-H nya" ujar Al.
"Aamiin.."
Al kini sudah menerima takdir nya. Ia sadar, bahwa ia terlalu berharap kepada manusia. Kini ia lebih mendekatkan diri lagi kepada Sang Pencipta, agar kehidupannya lebih baik.
"Ohya, boleh bertukar nomor?" Tanya Al.
"Maa Syaa Allah.. serius?"
"Na'am"
"Boleh, boleh.."
Lalu Al dan Alif pun saling bertukar nomor WA.
--
Tadi setelah shalat Shubuh, Ana dan kedua sahabatnya tertidur lagi karena kemarin sore mereka dan kelompoknya membantu membersihkan kawasan desa Kamboja.
Dan kini Ana terbangun kembali pukul 05.00 WIB pagi. Ia melihat kedua sahabatnya masih tertidur pulas, ia pun membangunkannya.
"Hasna.. Salma.. bangun"
Salma pun langsung terbangun. Tetapi Hasna tidak.
"Heh Hasna.. bangun!" Ujar Ana lagi.
"Apasih, Na..!" Erang Hasna.
"Bangun, Has.. udah jam tujuh loh"
Dan seketika Hasna terbangun dengan mata yang terbuka lebar.
"Serius udah jam tujuh?" Tanya Hasna panik. Ana hanya mengangguk saja.
"Ih! Kok baru dibangunin sekarang, si! Kan telat" ujar Hasna kesal.
"Lah, salah kamu sendiri gak bangun-bangun!"
"Yaudah, minggir. Aku mau siap-siap dulu" Hasna pun beranjak dari tempat tidur nya.
Tak lama Salma masuk ke dalam kamar. Tadi setelah bangun, Salma keluar untuk ke kamar mandi.
"Lah, Has.. kenapa buru-buru gitu" heran Salma.
"Lah Sal. Kok kamu masih santai aja" lalu Hasna pun melihat Ana, "Lah Ana. Kok kamu masih santai juga" heran Hasna. Saking paniknya Hasna, sampai tidak melihat Ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Jadi Nyata || Alwi Assegaf
FanfictionAna Khairun Nisa, seorang perempuan yang mengagumi seseorang dalam diamnya. Namun ia harus merelakan perasaannya demi berbakti kepada orang tuanya. Ia harus menerima perjodohan dengan seorang laki-laki yang bahkan belum ia temui sebelumnya. Alwi Al...