17

256 20 1
                                    

Boleh kan sebelum baca VOTE dulu.

Bismillah..

Mimpi Jadi Nyata.

Ana terus berjalan dengan sedikit menunduk karena sedang memperhatikan layar handphone nya yang sedang ia genggam di tangan kanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ana terus berjalan dengan sedikit menunduk karena sedang memperhatikan layar handphone nya yang sedang ia genggam di tangan kanannya. Hingga tak lama ia tak sengaja menabrak seorang laki-laki, dimana laki-laki itu pun langsung menunduk.

"Maaf" itulah ucapan dari kedua insan itu secara bersamaan.

Kedua insan itu terdiam sebentar sebelum akhirnya mereka sama-sama mendongakkan kepalanya. Saat mata mereka bertemu, mereka tak sengaja saling tatap hingga beberapa detik. Yang pada akhirnya mereka pun tersadar, lalu memalingkan wajah mereka secara bersamaan.

"Eh, e-emm.. ma-maaf, Kak. Aku nggak tau kalo ada Kak Alwi" ujar Ana meminta maaf.

"Ah i-iya. Saya.. saya juga min_ta maaf karna tidak melihat jalan" jawab Al dengan tak tenang.

Al gugup, sangat gugup. Keringat dingin bercucuran di pelipisnya.

"Emm, maaf. Ee sa-saya d-duluan ya. Assalamu'alaikum" pamit Al lalu terburu-buru pergi dari sana meninggalkan Ana dengan berlari kecil.

"T-tunggu, Kak--" ucap Ana tak melanjutkan ucapnya karena Al sudah tak ada di sana.

Lalu ana pun berlirih menjawab salam dari Al.

"Apa yang terjadi dengannya?"

"Kenapa seolah Kak Al menghindariku?"

"Apa salahku? Apa aku ada salah?" Lirih Ana.

Sementara disisi lain, Al sedang mengintip Ana di balik tembok, lalu berlirih pelan.

"Maafkan saya, Na. Saya belum siap untuk menemui mu" lirih Al pelan lalu ia meninggalkan tempat itu.

Kembali dengan Ana. Ana masih terdiam di tempat itu dengan segala pikirannya, hingga tak lama ada seorang gadis kecil yang menyadarkannya.

"Hai, Kak" sapa gadis berkucir satu itu.

Ana membubarkan lamunannya "Ah iya, hai, Dek" balas sapa Ana.

"Emm maaf, Kak. Apa ini milik Kakak? Tadi aku liat jatuh di samping Kakak" ujar gadis kecil itu dengan menyodorkan sebuah buku kecil dengan cover langit senja. Terlihat seperti buku diary.

Ana pun mengambil buku itu, karna ia tak mau ambil pusing "Eumm makasih, ya, Dek.." ujar Ana.

"Sama-sama, Kak" jawab gadis itu tersenyum. Lalu Ana pun mengelus rambut hitam pekat milik gadis kecil itu.

"Siapa namamu, cantik?" Tanya Ana yang sekarang ia berjongkok, menyetarakan dengan tinggi tubuh gadis itu.

"Arsyilla, Kak. Kakak bisa panggil Syila" jawab gadis itu memperkenalkan diri.

Mimpi Jadi Nyata || Alwi AssegafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang