"Anjierrrr babang Jeprik ganteng buanget lochhhh Uhuyyy....!!!!""Semangat Jefriii, Aku pada mu eaakkk"
"I LOVE YOU JEPRIK!!"
Demikianlah teriakan sorak-sorak bergembira, bergembira semua dari kelas 12 IPA 1. Hari ini adalah matapelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bagaimana tidak teriak? Penampilan Jefri yang sangat energik dan memukau bertanding basket bersama teman-temannya membuat semua kaum hawa yang meyaksikan lesu, lemah, loyo, lop you Jeprik.
Pelajaran kali ini digabung dengan kelas 12 IPS 3, dikarenakan sedang diadakannya evaluasi tengah semester.
Di sudut lapangan basket, dua siswi duduk sambil termangu dan saling berpaku tangan. Violin dan Sheina. Tak henti-henti nya Violin menatap crush kesayangan nya membuat Sheina bosan.
"Keren banget dia. Kok bisa ya ada cowo sekeren dia."
"Mengagumi elit, Confess sulit. Jangankan confes, minimal ajak ngomong lah..." balas Sheina menyenggol badan Violin yang masih berpaku tangan. Membuat gadis itu nyungsep ke samping karena kehilangan keseimbangan.
Sheina yang meyaksikan itu tertawa lebar. "HAHAHAHAHAHA LUCU BANGET LOO!!"
Violin kemudian langsung membenahi penampilannya takut dilihat Jefri. Matanya memandang Sheina sinis tak terima, "apaan siii, nanti kalau jejep liat gua gimana?? Gua harus jaga image tau gaa?!"
Sheina hanya mengangguk lemah dan mengangkat kedua tangan nya menandakan minta maaf. Si jahil itu masih lelah tertawa sambil memukul pahanya, menirukan Violin nyungsep berkali-kali. Lalu tertawa lagi.
Violin memutar bola matanya malas menghiraukan sahabat nya yang masih aktif bergerak menggeliat seperti ulat sayur. Gadis itu kembali menyaksikan pertandingan basket antar kelas. Tak sengaja dia menatap mata Jefri yang juga menatap dirinya. Mereka saling menatap hampir lebih 5 detik. Jantung Violin berdegup sangat kencang, membuatnya keringat dingin, menjadi diam terpaku.
Sheina kembali normal, melihat Violin diam menatap ke arah Jefri. Gadis jahil itu tersenyum smirk. Sheina tau apa yang harus dia lakukan.
Evaluasi telah selesai dan sebentar lagi istirahat jam kedua.
Semua siswa hendak buru-buru keluar lapangan untuk mengganti pakaian nya masing-masing. Jefri dan teman-temannya masih tinggal di lapangan mengurus beberapa peralatan olahraga untuk dikembalikan ke gudang. Tinggalah Sheina dan Violin. Dua siswi ini juga hendak keluar dari lapangan, dan pastinya akan berpapasan dengan Jefri.
Jefri menepi ke pinggir lapangan dekat tiang basket. Tangannya menarik botol aqua dari kantong celananya, menenggak air itu satu persatu. Jakun nya bergerak naik-turun mantap membuat Violin yang menatap tak henti berdetak kencang. Hampir sejengkal mereka berpapasan, Sheina yang jahil lagi-lagi menyenggol bahu Violin lalu mendorong nya ke Jefri.
Violin yang lemah lunglai tak bisa mengelakkan pertahan, tak sengaja tangan nya mendorong aqua itu masuk ke mulut Jefri. Lelaki itu spontan terkejut hampir tak bernafas sesaat karena disumpel, lalu dengan sekuat tenaga menghemburkan air itu mengenai Violin. Menahan diri agar tidak jatuh, rupanya tangan Violin yang satu, untung saja sigap menggenggam tiang basket dengan kuat. Oke akhirnya selamat.
Violin lupa sesuatu, namun akhirnya sadar. Sesuatu yang agak menyeket lehernya, yang membuat nya harus ikut terhuyung kebawah. Ternyata kerah nya ditarik juga oleh Jefri yang hampir jatuh karena kehilangan keseimbangan. Sedikit lagi Jefri bergerak, bisa sobek baju Violin. Untuk itu, Jefri mengusahakan dirinya agar tidak bergerak, walaupun dirinya hampir menyentuh tanah.
Violin yang malang. Sudah jatuh ketimpa tangga, malah ditimpa rumah lagi. Rip harga diri mu Olinnn☺️
Hening. Semua yang ada dilapangan melotot dan mengaga tak sadar karena melihat kejadian yang lumayan absurd itu. Jangan tanya bagaimana ekspresi Sheina jahil. Si pelaku itu malah lebih syok, karena posisi mereka tidak sesuai dengan ekpektasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violin De Oliveira
Fantasy[ON-GOING!!] 👺👺👺👺👺 [Update setiap hari!] [Jangan lupa follow!] Saling mutualan yok hehe:> "Mama capek ngurus anak yang engga berguna seperti kamu!" Bentak Agnes. Violin De Oliveira, remaja 17 tahun mampu bertahan hidup diatas penderitaan yang...