"That's how it all happened." Jelas Arthur menceritakan semua kejadian buruk yang telah menimpanya sejak 31 tahun yang lalu. Violin mengangguk paham di setiap kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut Arthur. Mau tidak mau, Violin benar-benar harus percaya dengan kutukan dahsyat yang telah dialami Arthur.
"And now you're free." Sahut Violin. Arthur menggeleng pelan menolak pernyataan itu. Dia menghela nafasnya kasar, tangan nya mengambil batu kerikil kecil dan melemparkan batu itu ke sungai.
"Yes, at least I'm free. My body isn't perfect yet though. Only you can communicate with me."(Ya, setidaknya aku telah bebas. Meskipun tubuh ku belum kembali sempurna. Hanya kau yang bisa berkomunikasi dengan ku). Jawab Arthur.
"How can you still stay young like now? 31 years have passed. You should be the same as age my mother." (Bagaimana kau masih bisa awet muda seperti sekarang? 31 tahun telah berlalu. Seharusnya kau seusia dengan ibuku.)
Tanya Violin yang masih di ambang kebingungan, melihat wajah Arthur yang tidak memiliki kerutan sama sekali. Memang terlihat masih muda, seperti remaja SMA pada umumnya.
Arthur menaikkan bahunya menandakan tidak tahu, lalu berusaha menjawab, "I also don't know. Maybe it's because of being cursed, all my activities, or my life has stopped, even though I'm still alive inside that silver block. Really, I'am really bored inside. Or maybe the magic contains a spell that makes my soul immortal." (Aku juga tidak tahu. Mungkin karena diktuk, segala aktivitas, ataupun umur ku berhenti, meskipun aku tetap hidup didalam balok silver itu. Sungguh, aku sangat bosan sekali berada di dalam. Atau mungkin sihirnya mengandung mantra yang membuat jiwaku abadi.)
Violin mengangguk pelan, lalu ingin bertanya lagi. Dirinya memang suka sekali banyak bertanya. Atau mungkin Violin adalah manusia kepo. "Since you've come out that silver block or your curse has been released, has your age returned? And at what age did you get cursed?" (Karena kau sudah keluar dari balok silver itu atau kutukan mu sudah lepas, apakah usia mu kembali berjalan? Dan diusia berapa kau kena kutuk?).
"I think so. My last age was just turning 20 years old on May 5, 1992. I was cursed right on my birthday. And that's where a promise should go, but I broke a promise from the someone I love, my little sister." (Sepertinya iya. Terakhir usia ku adalah baru menginjak 20 tahun pada 5 Mei 1992. Aku dikutuk tepat dihari ulangtahun ku. Dan disitulah aku seharusnya pergi pada sebuah janji, namun aku telah mengingkar sebuah janji dari seseorang yang ku saying, adik ku).
"May 5th? Today is May 5th !! Happy Birthday, Arthur! Now you are 21 years old..!" Sahut Violin senang, lalu menjabat tangan Arthur lagi.
"Hahaha really? I didn't expect today be the 5th of May. Hahaha thanks Violin." Jawab Arthur senang.
"Yeah, you're welcome! Btw, can I call you Dean? Arthur's name is too English for you who live in Indonesia." (Yapp, sama-sama! Btw, bolehkah aku memanggil mu Dean? Nama Arthur terlalu inggris untuk kau yang tinggal di Indonesia.)
Arthur mendadak diam dan terkejut mendengar pertanyaan itu. Sudah sekian lama dia tak pernah dianggil oleh nama itu. Nama yang biasa dipanggil oleh keluarga kecilnya di rumah. Dia merindukan nya. Arthur mengangguk sebagai jawaban.
"How about you? Why are you here? Aren't you afraid your parents are looking for you?" (Bagaimana dengan mu? Apakah kamu tidak takut jika orangtua mu cemas mencari mu?). Tanya Arthur kemudian. Sudah saatnya dia ingin mendengar tentang Violin. Sebenarnya dia risih selalu ditanya dengan ribuan pertanyaan yang membuatnya lelah untuk bercerita panjang kali lebar. Baru kali ini dia berbicara banyak dengan orang asing. Itu bukanlah sifat Arthur yang mau berkomunikasi dengan orang asing. Tapi untuk saat ini, dia harus menerima, tidak boleh angkuh seperti seorang Arthur yang biasanya sombong. Karena Violin telah menyelamatkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violin De Oliveira
Fantasi[ON-GOING!!] 👺👺👺👺👺 [Update setiap hari!] [Jangan lupa follow!] Saling mutualan yok hehe:> "Mama capek ngurus anak yang engga berguna seperti kamu!" Bentak Agnes. Violin De Oliveira, remaja 17 tahun mampu bertahan hidup diatas penderitaan yang...