Kompetisi bagian 1

13 1 0
                                    


"Ingat, jangan kecewakan mama. Kamu tau, mama sayang kamu kan?"

"I..iyah ma."

"Jawab yang tegas dong. Biar mama tau kamu itu beneran siap atau enggaa!"

"Iya ma! Vio engga akan kecewain mama. Vio janji!" Seru Violin semangat membalas perintah Agnes, seraya melirik Arthur duduk dibelakang dengan keadaan santai melipat tangan, menikmati indah nya Kota Bandung dari dalam mobil.

Violin dan mamanya, bersama Arthur yang tak terlihat, sedang berada di dalam mobil hendak melakukan perjalanan menuju ke lokasi pertandingan biola.

Hari ini adalah D-Day kompetisi Biola besar-besaran tingkat nasional yang dilaksanakan antar sekolah.
20 menit telah berlalu, akhirnya mereka sampai. Masih ada waktu setengah jam bagi Violin untuk berlatih.

Di siang hari, kota Bandung terlihat bersemangat dan riuh dalam kemeriahan pertandingan biola tingkat nasional. Sebuah gedung megah dengan arsitektur klasik menjadi tempat pergelaran yang memukau.
Bangunan itu dikenal dengan "Harmony Hall" yang terletak di tengah-tengah kota, diapit oleh pepohonan rindang yan menawarkan angin sejuk bagi para tamu dan peserta.

"Whuhhh daritadi gue gugup terus. Takut demam panggung anjayy." Gumam Violin khawatir sambil menggenggam kuat gigbag biola yang dibawanya.

"Apanya demam panggung? Aku merindukan suasana ini. Take it easy," Sahut Arthur santai menerobos masuk ke dalam gedung, disusul Violin yang gugup, serta Agnes yang sibuk menatap ponsel dibelakangnya.

Harmony Hall, dengan pintu masuknya yang kokoh dan ornamentasi artistik yang memukau, memberikan kesan kemewahan dan keanggunan.

Di dalamnya, terdapat ruangan besar yang dipenuhi dengan lampu-lampu Kristal yang memantulkan sinar matahari, menciptakan efek cahaya yang anggun dan indah.

Violin hanya menganga kagum tak sadar memandang seisi gedung yang sungguh mewah. Namun, kesadaran Violin kembali mengingat dirinya akan bertanding hari ini. Dia merasa hatinya berdebar-debar dan perutnya penuh rasa gugup ketika berjalan menuju panggung yang megah.

"Kau sungguh memiliki tekad yang sangat kuat ya, Violin De Oliveira." Ucap Reina yang muncul tiba-tiba ditengah perjalanan mereka. Mendengar namanya disebut, gadis itu hanya menunduk menelan kegugupannya sendiri. Reina memandang gadis didepannya dengan tatapan penuh intimidasi.

Agnes hanya tersenyum tipis menanggapi celoteh Reina. Meskipun Agnes akui perlakuannya buruk sebagai seorang ibu, dirinya tak terima bila putrinya diremehkan seenak jidat oleh oknum seperti Reina.
"Seperti yang kau lihat sendiri, nyonya Reina. Putri ku ini memiliki jiwa tekat dan ambisius yang sangat tinggi." Sahut Agnes.

"Sayang, jangan menunduk. Dia bukan lagi coach mu, jadi tak usah kau ladeni. Fokuslah untuk pertandingan ini, pergilah ke backstage untuk latihan." Lanjut Agnes mengelus kepala putrinya.

Belum saja Violin hendak hengkang dari tempatnya, lagi-lagi perkataan Reina membuat langkahnya terhenti seolah dirinya dipaksa untuk menyaksikan perseteruan kecil antara Agnes dan Reina.

"Aku yang akan tertawa keras begitu penampilan putri mu selesai. Membayangkannya saja, sudah cukup membuat ku tertawa brutal."

"Cukup omong kosong mu! Tak ku sangka orang seperti kau ternyata berpola pikir dangkal. Bagaimana seroang maestro musik seperti mu pantas mengatakan itu kepada putri ku?!"

"Aku mengatakan hal yang fakta! Putri mu tidak mahir bermain biola!"

"Ada apa ini? Mengapa ada keributan?" Sahut seorang wanita berumur 48 tahun seusia dengan Reina dan Agnes, tapi wajahnya masih kelihatan awet muda.

Namanya adalah Aulia Sanjaya, wanita pemilik perusahaan terbesar dan hampir tersebar luas di tiap Pulau Indonesia. Beliau juga adalah pemberi donasi terbanyak disetiap kompetisi maupun kontes musik terutama musik biola.
Aulia sangat cantik membuat semua wanita seumurannya terkadang merasa iri atas penampilan dirinya.

Banyak yang bertanya rahasia resep muda ala Aulia, dan dirinya selalu menjawab ramah, "Saya rajin olahraga dan mengonsumsi makanan yang sehat. Dan jangan lupa, Treatment adalah sesuatu yang sangat penting juga, ibarat nya 4 sehat 5 sempurna."

Tips tersebut memang sudah banyak dilakukan oleh wanita penggemar Aulia, walaupun hanya sebagian wanita melakukan treatment karena biayanya yang sangat mahal bombastic side eye!! Karena apa? Lu punya uang, Lu punya Wajah Cantik Shining, shimmerling, splendid!!

Padahal, alasan yang mungkin masuk diakal, mengapa Aulia awet muda adalah dikarenakan wanita karir itu masih menjomblo sampai sekarang. Dirinya masih tetap menjadi Independent Woman, dan tetap selalu ingin menjadi Rich Aunty.

"Eh, nona Aulia. Maaf sepertinya kami mengganggu kenyamanan anda. Hanya perselisihan kecil tadi." Jawab Reina sopan.

"Anda Aulia Sanjaya kan? Kebetulan, ini momen yang tidak boleh dilewatkan. Maukah anda berfoto dengan saya?" Seru Agnes semangat, karena dirinya sangat menggemari Aulia.

Aulia menanggapi dengan senyum manis "Tentu saja, mari silahkan."

"Terimakasih! Vio, fotoin mama dong." Vio menerima ponsel mamanya semangat dan memotret mereka berdua. Sungguh keduanya terlihat sangat berbeda. Aulia sangat cantik disetiap tubuhnya. Langsing, tinggi semampai, kulitnya putih mulus mengkilat seperti lilin, dan tentu saja wajahnya terlihat menyegarkan, sangat berbeda dibandingkan dengan ibunya seperti remahan rengginang.

Usai melakukan swafoto, mata Violin menelusuri setiap sudut gedung di tempatnya berdiri mencari keberadaan Arthur. Lagi-lagi menghilang. Baiklah, Violin tak menggubrisnya, lebih baik dia bergegas cepat ke backstage untuk latihan.

*****

Violin De OliveiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang