Janda Meresahkan

1.7K 263 30
                                    





Melki dengan penuh kelembutan bawa Caca ke dalam ciuman yang selalu Melki berikan cuma buat Caca. Dan gak akan pernah Melki bagi ke orang lain.

Caca yang kaget itu perlahan menerima semua yang Melki lakukan sama bibirnya. Caca mejamin matanya dan menikmati lumatan yang Melki lakukan sama bibir bawah dan atasnya secara bergantian.

Ciuman tanpa nafsu itu mengalir begitu saja dan tanpa kata untuk membuktikan rasa kasih sayang yang tidak akan pernah digantikan sama siapapun di hati Melki, ya walaupun dulu sempat ada kebodohan sedikit.

Melki lepasin tautan mereka secara perlahan karena Caca udah nepuk dadanya karena kehabisan nafas. Efek hamil besar kali ya bikin Caca lebih cepat lelah.

Ciuman aja capek apalagi nganuuu

"Jawaban aku cuma satu. Kamu bisa percaya lagi sama aku. Walaupun si janda itu punya kelebihan beribu kali, kamu jutaan kali lebih menarik dari apapun di dunia ini. Jangan takut ya? Aku punya kamu, punya Lio dan punya dedek bayi ini" kata Melki sambil ngelus perut Caca yang buncit itu.

Caca langsung ngehambur ke pelukannya Melki "makasih ya? Aku takut banget kehilangan kamu. Walaupun kamu nyebelin tapi aku cinta mati"

Melki ketawa terus balas pelukannya Caca gak kalah erat "aku juga udah mentok di kamu. Gak kemana-mana lagi. Cuma kamu pokoknya yang aku mau sampai mati"

Caca nyamanin diri di pelukan Melki yang hangat. Walaupun Melki belum mandi tapi Caca gak mau jauh-jauh dari Melki yang makin hari makin ganteng katanya menyambut dedek bayi biar si dedek tau kalau papinya tuh gantengnya di luar nalar.

Tok! Tok! Tok!

Pelukan mereka harus ter-interupsi karena ada ketukan pintu dari pintu utama.

Caca lepasin pelukannya karena sebel acara lovey dovey nya terganggu disaat Caca lagi kangen setengah mampus setelah ditinggal seharian kerja sama melki "siapa sih?"

"Bentar aku cek dulu" kata Melki sambil ngelus rambutnya Caca.

Melki jalan ke ruang tamu diikuti sama Caca di belakangnya. Melki buka pintu dan nemuin si tetangga baru ada di depan pintu rumahnya.

"Mas Melki bisa tolong saya gak? Lampu kamar saya mati dan saya gak bisa pasangnya" kata si janda dengan nada mendayu manja.

Caca yang ada di belakangnya Melki itu mendelik karena selain nada suaranya yang centil itu pakaian yang digunakan si janda kegatelan itu juga kurang pantas.

Mana ada orang bertamu minta tolong ke tetangga cuma pakai jubah tidur doang?! Mana malem-malem begini lagi.

Melki noleh ke belakang karena kemeja bagian belakangnya diremet sama Caca. Kode buat Melki. Semoga Melki paham sama maunya Caca.

"Maaf ya Bu Mirna saya gak bisa. Mending Bu Mirna panggil aja satpam atau gak petugas PLN nya" kata Melki menolak dengan sehalus mungkin. Melki gak mau durhaka sama orang tua wkwkwk. Emang si janda ini seumuran sama mamanya.

Mata Bu Mirna ngintip ke belakangnya Melki dimana ada Caca disana.

"Pasti gak dibolehin ya sama mbak Caca? Plis deh mbak gak usah ngelarang suaminya berbuat kebaikan. Dapet pahala loh menolong janda kayak saya gini" kata Bu Mirna.

Caca mendelik "minta tolong pasangin lampu apa minta ditemenin tidur?!"

"Jangan suudzon deh mbak eh apa mbak Caca takut suaminya berpaling ke saya? Secara kan bodinya lebih mantep di saya. Pasti mbak Caca merasa tersaingi semenjak saya dateng ke komplek ini iya kan? Makanya kalo punya badan tuh dijaga! Biar suaminya gak lirik perempuan lain karena istrinya gendut!" Sembur Bu Mirna.

Darah Caca rasanya mendidih. Caca berniat maju buat Jambak rambut Bu Mirna tapi ditahan sama Melki.

"Udah ya sayang.. jangan ngeladenin orang gila kayak gini. Nanti anak kita kenapa-napa" kata Melki.

Bu Mirna mendelik "apa maksud mas Melki panggil saya orang gila hah?!"

Melki natap tajam Bu Mirna "cuma orang gila yang ngatain perempuan lain dengan kata-kata rendahan kayak gitu. Ibu juga pernah ada diposisi kayak istri saya jadi ibu harusnya ngerti dong seberapa berpengaruhnya sebuah kalimat buat seseorang yang lagi berbadan dua. Dan asal ibu tau, saya gak akan berpaling ke perempuan lain termasuk ibu disaat saya yang bikin badannya Caca gendut karena mengandung anak saya. Jadi maaf meskipun ibu telanjang didepan saya, saya gak akan pernah tergoda sama perempuan yang sana sini mau. Jadi mending ibu pergi dan minta tolong ke orang lain aja"

Bu Mirna yang udah dipermalukan itu natap Caca dengan penuh kebencian. Menurut Bu Mirna cuma Caca yang bisa disalahkan di situasi ini karena matanya udah terbutakan sama muka gantengnya Melki.

"Awas ya mbak Caca saya gak akan biarin kamu hidup bahagia!" Jerit Bu Mirna.

Melki naikin sebelah alisnya "kalau begitu saya yang akan bikin hidup ibu menderita"

Bu Mirna menjerit frustasi "saya harus gimana biar mas Melki bisa ngelirik saya?! Saya rela pindah jauh-jauh ke sini cuma buat mas melki!"

"Ya itu urusan ibu bukan urusan saya. Lagian ngapain repot-repot ngejar saya yang gak akan pernah tergoda sama orang lain?" Jawab Melki ngeselin bikin Bu Mirna makin histeris.

"Tapi saya maunya mas Melki!!"

"Ya tapi saya maunya Caca wleeeeee!!"

Caca melongo. Ini beneran Melki ngeledekin Bu Mirna kayak anak kecil begini???

"Pokoknya saya gak akan tinggal diam! Saya akan bikin mas Melki berpaling ke saya!!" Kata Bu Mirna sambil teriak-teriak jalan pulang ke rumahnya yang gak jauh dari rumahnya Caca dan Melki.

Caca sama Melki saling bertatapan terus mereka ketawa bareng. Sedikit terhibur sama tingkahnya si janda kegatelan yang meresahkan ini.

"Besok-besok gerbangnya kunci aja ya sebelum masuk. Takutnya dia beneran nekat" kata Caca.

"Nanti aku suruh anak-anak buat nongkrong di pos ronda depan aja biar bisa ngawasin kamu" jawab Melki.

"Emang bisa?"

"Bisa lah, mereka kan cinta mati ke kamu. Sogok makanan dikit juga langsung nurut"

Oanjing emang.

.

Melki gak ngapa-ngapain gaes jangan suudzon dulu napa😡

Rabu, 19/07/2023
01:35 p.m

ʚ Khaleesi ɞTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang