Adhitya tak butuh sosok ayah !

525 7 0
                                    

Lanjutkan bab sebelumnya

Setelah sampai di rumah Inayah segera membaringkan Adhitya di box bayi

Inayah sebetulnya masih syok atas pertemuan tak terduga dengan Abi

"Aku tidak akan pernah menyebut Abi sebagai ayah Adhitya karena Adhitya adalah putraku hanya putraku ayahnya telah tiada ,sudah cukup kalian mengatakan aku perempuan mandul " ucap Inayah sambil menangis tersedu

Tak lama bi Yayat tetangga Inayah datang

"Nay "
Karena pintu terbuka langsung saja bi Yayat masuk

"Nay kamu kenapa "ucap bi Yayat saat melihat Inayah menangis sambil memeluk lututnya

"Nay ,ada masalah apa "

"Bi ...Inayah ketemu sama ayah Adhitya hiks hiks hiks"

"Ya bagus dong nay, Adhitya itu memang masih butuh seorang ayah nay "

"Bi ,Adhitya tidak butuh sosok ayah ,ada aku ,aku akan menjadi ibu sekaligus ayah untuk Adhitya"!

****
Di rumah Mewah Abi

Ia pulang saat sudah menjelang malam

Ia disambut oleh Omelan ibunya karena pulang larut malam

"Abiiiiii ,kamu kemana aja hah ,apa kamu lupa kamu sudah punya anak ,dia nanyain kamu terus "teriak sang ibu

Memang setelah hadirnya Nabil ,ibu Ratna lebih sering dirumah anaknya

"Aduh ibu , gak usah teriak juga Bu "

"Ya kamu gak tau diri udah punya anak juga "omel sang ibu

"Iya Bu aku tau kok ,di cafe lagi banyak kerjaan Bu ini baru selesai"

"Halah alasan ,pasti kamu sengaja nongkrong dulu "

Abi tidak menghiraukan Omelan ibunya ia memilih pergi saja ke kamar karena nyatanya memang sedang banyak kerjaan di cafe

Saat sampai di kamar atas ia langsung merebahkan tubuhnya ke ranjang yang empuk itu

Kamar itu adalah kamar yang dulu ditempati Inayah sekarang kamar itu milik Abi

Abi masih kepikiran dengan pertemuannya dengan Inayah tadi

"Siapa bayi itu ,apa dia buah hati kita nay ,bila bayi itu buah hati kita kenapa kamu harus menyembunyikannya dariku nay
Bila dia bayiku aku akan mengambilnya dari Inayah,aku akan bertanggung jawab menghidupi kebutuhannya gumam Abi"

*****
Pagi harinya di kantor perusahaan Anggara

Saat jam makan siang Anggara buru buru keluar untuk menjemput putra kesayangannya

"Pak mau kemana "ucap Dian asisten Anggara

"Seperti biasa saya akan menjemput putra saya '

Anggara ini memang sama siapa aja ketus Mulu bila ditanya

Segera ia buru buru mengendarai mobilnya karena bila Anggara telat menjemput putra kesayangannya Bian akan ngamuk

Setelah sampai di sekolah segera Anggara berlari mencari sang putra ternyata Bian sudah cemberut karena sang ayah telat 20 menit menjemputnya

"Sayang ,ayo pulang "

"Ayah telat hups "ucap Bian sambil manyun kelakuan Bian ini mengingatkan Anggara pada sosok mendiang sang istri

"Maaf Bian "

Anggara ini akan kelihatan serem ketika bersama orang lain namun ketika bersama sang putra Anggara akan menjadi kucing anggora yang lemah lembut

Kesabaran seorang istri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang