~12

244 36 7
                                    




"Kak Yohan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Kak Yohan...." lirih Mahesa membuka matanya.

Yohan yang awalnya sedang menatap kosong kini berubah menjadi raut wajah khawatir, menatap Mahesa.

"Ada yang sakit ga Dek?" tanya Yohan memegang punggung tangan Mahesa.

"Tangan..." balas Mahesa dengan lemah, Yohan semakin khawatir dengan keadaan Mahesa.

"Ke Rumah Sakit yuk...." ajak Yohan, jujur saja Ia tidak ingin melihat Adik-adiknya kesakitan dengan lirihan lemahnya, itu membuat Yohan semakin ketakutan Adik-adiknya pergi untuk selama-lamanya.

Mahesa menggelengkan kepalanya dengan pelan, Ia tidak ingin di operasi atau sebagainya, Mahesa tidak suka dengan bau-bau obat.

"Tapi ini demi kesehatan Kamu Dek, Sehat itu mahal." bujuk Yohan mengelus surai coklat Mahesa.

"Gue takut di suntik atau di operasi, Kak." kekeuh Mahesa, Yohan menghela napasnya pelan.

"Kalo gamau, Kakak panggil dokternya aja yaa untuk kesini."

Mahesa mengangguk pasrah, Ia lebih memilih di rumah karna alat-alat kedokterannya terbatas.

"Kak Yohan!" panggil Areksa dengan napas yang tidak beraturan, Ia baru saja dapat kabar dari Sang Kakak bahwa Kembarannya di culik oleh Manusia licik itu.

"Areksa...." Mahesa tersenyum saat melihat kembali Kembarannya, Mahesa pikir hidupnya sampai sini saja karena ancaman Delvin itu.

"Lo ada luka? Gimana keadaan Lo?" sekarang Areksa mempunyai seribu pertanyaan untuk Mahesa.

"Gue baik kok, buktinya Gue disini."

Areksa menghela napasnya lega.

Yohan yang awalnya menyimak kini membuka suara.

"Kakak telfon dulu Dokternya yaa." Yohan keluar dari kamar Mahesa untuk menelfon Dokter yang sudah profesional.

"Apa yang Lo takutin Sa?" tanya Mahesa, sedari tadi Mahesa melihat Kembarannya yang tampak takut dan khawatir.

"Gue....takut kehilangan Lo...."

Mahesa terkekeh, mau bagaimana pun Areksa suka kesal padanya pasti ada rasa Kasih Sayang yang sangat besar di Hatinya.

Mahesa menggenggam tangan Areksa lalu tersenyum.

"Kita akan terus bersama kok, tidak ada yang bisa memisahkan ikatan Saudara ini...."

Areksa tersenyum kecil sembari menganggukkan kepalanya.

"Lo benar,"

Tidak lama kemudian Yohan masuk kembali ke kamar Mahesa, Ia duduk di sebelah Areksa.

I'm not him!✔️ (Baca Desk - Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang