~2

953 58 0
                                    

"Kak Yohan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Kak Yohan ... ingat foto ini?" tanya Mahesa sambil menunjukkan bingkai foto berisi dirinya bersama saudara-saudaranya. Lantas Yohan tersenyum, sorot matanya terus fokus kepada wajah manis Si bungsu yang sudah lumayan lama meninggalkan Mereka untuk Selama-lamanya.

"Harfian ...," gumam Yohan sambil mengingat-ingat kembali kenangan yang telah dirinya buat bersama Sang adik, kala itu.

Mahesa menepuk pundak Yohan, bermaksud untuk memberikan rasa semangat. Dia sangat tahu betul perasaan Si sulung, karena diantara Mereka semua, Yohan lah yang paling dekat dengan Harfian saat itu.

"Sabar Kak ... You know? People come and go, kalau memang rindu sama Dia, Kita kesana lagi sekalian lihat Ibu."

Yohan menganggukkan kepalanya sebagai persetujuan, semenjak Sang adik pergi, salah satu dari mereka tidak ada yang mau ke tempat istirahat terakhir Harfian. Karena saat mendatangi tempat itu hanya ada kenangan buruk yang selalu diingat oleh Mereka. Dan hanya membuat rasa bersalah itu datang kembali.










Angin berembus begitu kencang serta langit yang mulai mendung, seakan-akan mengerti dengan perasaan seseorang kali ini. Pada akhirnya Mereka akan datang ketempat ini mau cepat ataupun lambat.

Ketiga pemuda itu dengan perlahan berjalan melewati banyaknya pemakaman orang-orang, tatapan mereka semua tidak bisa berbohong. Rasa sedih pasti masih ada dalam lubuk hatinya yang paling dalam.

Hingga tujuan Mereka kali ini pun sampai.

Beberapa kali Areksa berusaha mengambil napas dalam-dalam agar tidak mengeluarkan air mata lagi, walaupun rasa sesak masih ada, tetap saja Dia tidak akan menumpahkan air matanya pada pemakaman Harfian atau Ibu.

Yohan—si sulung mulai berjongkok dan tersenyum tipis, satu tangannya bergerak untuk mengelus batu nisan yang tertulis Adnan Harfiandra Biantara.

Nama yang tidak akan terlupakan.

"Apa kabar? Maaf lama tak mengunjungi ...," ujar Yohan, tatapannya sendu seketika saat mengingat perlakuannya dulu pada Sang adik.

Mahesa yang berada di sebelah Yohan, lagi-lagi kembali memberikan kekuatan kepada Sang kakak. Walaupun dia merasa yang sama seperti Yohan.

Hanya ada keheningan disana, Ketiga pemuda itu masih sibuk dengan berkunjung sembari mendoakan yang terbaik untuk Adik dan Ibunya.

I'm not him!✔️ (Baca Desk - Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang