2

12.2K 143 1
                                    

Happy reading.








Lianka, gennia and Mila sedang berada di cafe, tidak ada yang aneh namun di dalam tas lianka sudah ada alat merekam suara dan melacak lokasi lianka.

"gila tuh orang, mending lo putusin sepihak aja"

"nah bener tuh, gua setuju sama nia"

"gua pusing, dia cuma butuh badan gua"

"sekarang lo sama si vivian gimana?"

"hubungan gua makin baik, dia juga baik banget sama gua, gua takut kalo diranda tau trus dia apa-apain vivi"

"iya sih, lo tenang aja ya?" lianka mengangguk, ia tersenyum ke arah Mila dan gennia mereka harus menahan ketawa nya agar tidak terdengar oleh perekam itu.

Di perusahaan diranda sibuk dengan komputer dan berkas-berkas di tangan nya, diranda menyalakan rekaman di laptop nya, saat ia mendengarnya emosi nya sungguh meluap.

Diranda keluar dari ruangan nya, karyawan dan sekretaris di dekat nya sungguh merasakan begitu dingin dan takut kepada diranda.

Diranda turun dari lantai 32 menuju lantai dasar, sudah ada mobil nya terpampang jelas di depan ia langsung naik ke kursi mengemudi dan melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi, ia pergi ke cafe tempat lianka tadi, sampai di sana diranda langsung mencari keberadaan lianka, ia menghampiri dan menarik lianka dari kursi nya.

"heh ngapain lo, lepasin temen gue"

"kalian gak usah ikut campur"

"Dir baik baik aja kenapa sih, tangan aku sakit"

"diam!!"

Diranda terus menarik tangan lianka sampai ke parkiran depan, ia memasukkan lianka ke dalam mobil nya dan langsung melajukan mobil itu ke apartment milik diranda.

Sesampainya di apartment, diranda memarkirkan mobilnya di basement, diranda pun menarik kembali tangan lianka, mereka masuk kedalam lift di dalam lift diranda menyudutkan lianka ke sudut lift.

"apa-apa an kamu hah"

"apa-apaan, sejak kapan kamu berhubungan sama vivian!? hah!"

"kamu ga perlu tau"

"putusin vivian sekarang juga!"

"ngga! dia kasih aku yang ga kamu kasih ke aku!"

"Saya sanggup beli apapun, semua yang saya kasih kurang? sampai-sampai kamu harus pacaran dengan vivian? saya minta kamu putuskan hubungan dengan nya"

"kalo gue gamau gimana? lo mau apa? mau udahan sama gue? ayo udah lama gue pengen kata itu dari mulut busuk lo"

"Jaga ucapan kamu, saya tidak akan mengakhiri hubungan ini dengan mu sampai kapan mu, ingat itu"

"Gue gak denger, mau apa lo hah" diranda ingin mencium bibir sexy lianka namun lift nya sudah berhenti, diranda kembali menarik tangan lianka dan masuk ke kamar apartment nya.

Tanpa basa-basi diranda menidurkan lianka di tempat tidur, lianka hanya tersenyum ia akan membuat diranda kelelahan hari ini.

Sore hari, diranda masih tertidur pulas dengan banyak sekali kissmark di bagian dada dan leher nya, tadi siang lianka sangat agresif menjamah tubuh diranda.

Lianka hanya memandangi wajah cantik diranda, saat lianka ingin beranjak untuk mengambil minum tiba-tiba saja diranda terbangun, ia memegangi tangan lianka.

"mau kemana?"

"mau ngambil minum, haus"

"yasudah.."

lianka tersenyum, setelah mengambil minum ia kembali ke kamar dan menyodorkan minum itu kepada diranda, diranda mengambil gelas dan meminumnya namun ia tidak langsung meneguk air yang berada di mulut nya, namun diranda menarik belakang kepala lianka dan menempelkan bibir nya di bibir lianka, lianka meminum air yang di oper ke mulut nya dari mulut diranda.

tidak hanya memberikan air, diranda mencium dan melumat bibir lianka dengan lembut, kini kereka tengah berciuman, tentu saja tangan diranda tidak bisa diam dan terus menjelajahi tubuh lianka.

"euhhh~"

Satu desahan yang keluar dari sela-sela ciuman mereka, diranda semakin liar menjamah tubuh lianka, diranda berhasil membuka pengait bra lianka, diranda tidak hanya membuka pengait bra ia juga membuka rok dan celana dalam nya.

ciuman mereka berhenti saat lianka menangkup pipi diranda dan mencium bagian leher nya, lianka akan menjadi dominan lagi, diranda hanya tersenyum dan menikmati sentuhan dari lianka kembali.

Di pagi hari yang cerah setelah permainan tadi malam diranda dan lianka, kini lianka terbangun terlebih dahulu, ia mandi dan bersiap menyiapkan makanan untuk diranda, saat memasak makanan diranda memeluk secera tiba-tiba dari belakang, ia terus menciumi belakang leher lianka, tangan nya tidak bisa diam ia meremas kedua gundukan milik lianka secera bersamaan.

"belum puas?"

"sun"

"habis masak, mandi dulu"

"gak mau"

"mandi atau aku siram pake minyak panas?"

"oke oke aku mandi sekarang"

lianka hanya menggelengkan kepalanya, selesai masak ia menunggu diranda di meja makan, diranda pun duduk di kursi dengan rambut yang basah.

diranda hanya tersenyum dan memakan masakan lianka dengan lahap, setelah selesai ia mulai mendekati lianka, ia menggendong lianka ke kamar, di kamar diranda mendudukkan nya di atas kasur sementara dirinya tengah duduk di lantai.

"putusin vivian, kembaliin semua barang yg udah dia kasih"

"kamu harus janji dulu, kamu harus anggap aku pacar kamu, kamu pikir ga di anggap itu menyenangkan? nggk dir sakit tau kamu mah enak mikirin kerjaan doang, kalo cape mabuk-mabukan melampiasin nya kek aku, kalo kamu gak setuju biarin aku jadi pacar vivian, dia sayang aku dia kasih aku kasih sayang yang kamu ga kasih"

"kenapa diem? kamu gak setuju? kalo gak setuju juga gapapa, kamu Masi pacar aku tapi aku juga pacar vivian, kamu boleh anggap kamu sesuai keinginan kamu, aku bakal ada di sisi kamu terus" lianka memeluk erat tubuh sang kekasih begitupun dengan diranda ia tidak bisa berpikir, dirinya tidak mencintai lianka mengapa dia harus menganggap nya sebagai seorang kakasih.


Tbc.

Pemuas Nafsu || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang