4

6K 95 0
                                    

Happy reading.





Diranda sedang bersiap untuk ke kantor merasa kalau dirinya sangat di perhatikan oleh lianka membuat nya salah tingkah dengan tatapan dan senyuman manis lianka.

"Kenapa dia menatap ku seperti itu? Apakah ada yang salah dariku? tidak ada ah ya tuhan dia kenapa menatap ku terus menerus" batin diranda. Diranda membalik badan dan mendekati lianka dengan wajah yang sok cool.

"aku akan pergi ke apartment gennia"

"aku akan mengantar mu"

"tidak usah, aku akan di jemput oleh gennia"

"baiklah, kalau begitu aku akan berangkat sekarang"

"oke, berhati-hati lah"

Diranda pun berjalan keluar apartemen nya, di depan gedung sudah ada 3 mobil, diranda menyuruh 2 mobil nya untuk mengikuti diranda sedangkan ia di antar oleh mobil yang satunya.

Lianka mendegar pembicaraan diranda dengan anak buah nya, ia tersenyum, di apartemen itu lianka tidak bisa melakukan yang membuat bahaya dirinya, ia akan terlihat seperti gadis lugu yang tidak tahu apapun.

Lianka sudah bersiap, di depan pun sudah ada gennia dan mila yang menunggu di dalam mobil, tentunya dia tau kalau ada mobil anak buah diranda yang terparkir di sana.

Mereka bertiga langsung melajukan mobil nya, hari ini diranda akan sangat berhati-hati dalam pergerakan lianka namun sepertinya diranda akan kehilangan banyak momen.

Lianka tidak ke apartment gennia melainkan ke apartment zenio, benda kecil milik diranda pun ia simpan di mobil gennia, bukan hanya benda itu tas, dan ponsel nya ia simpan disana.

Mereka bertiga pun masuk ke dalam apart zenio, lianka duduk di dekat zenio dan mengambil alih laptop yang berada di atas paha zenio dan manaruh nya di atas meja.

"so, gimana caranya kita masuk ke perusahaan papa nya diranda"

"besok kita ada kerja sama bukan, pastikan vivian dan diranda gak tau ini semua, zenio lo ke ruangan ceo nyamar jadi ob, milla tunggu di mobil matikan semua cctv, dan gennia lo ikut gue ke ruangan meeting bareng sekretaris gue"

"trus gimana diranda sama vivian?"

"emm gen, lo ikutin vivian sementara gue bakal minta bantuan sepupu gue untuk minta kerja sama dengan diranda"

"oke siap, ayo pulang"

"gue pulang duluan, lo bertiga siap-siap"

"Yoi, hati-hati"

"kunci motor?"

"nih.." zenio memberikan kunci motor lianka yang sudah ia siapkan di basement apartment zenio, lianka segera turun dari lift menuju basement.

"anterin gue ke mall dulu, cuma anter gue pulang nya naik taxi tenang"

gennia mengantar milla ke mall, namun gennia tidak meninggalkan mila sendiri ia ikut masuk kedalam mall itu menemani milla.

"lo mau ngapain kesini?"

"gue mau beli kamera, kamera gue rusak"

"ohh, nanti temenin gue beli sepatu ya sekalian pilihin"

"ok siapp"

Hari semakin malam, lianka tidak pulang apartment diranda sudah menunggu lianka dari tadi sore namun tidak kunjung pulang, diranda sudah memerintahkan kepada bodyguard nya untuk mencari keberadaan lianka, handphone nya tidak aktif sementara alat kecil itu berada sedikit jauh dari apartment miliknya.

Lianka sedang bersantai menikmati angin malam di balkon kamar nya, dengan kaos yang kebesaran dan segelas wine di tangan nya angin malam membuat pikiran lianka sangat tenang.

Lianka meneguk minuman di gelas nya sampai habis, ia segera masuk kedalam kamar dan menutup pintu nya, lianka baru ingin duduk namun ada yang mengetuk pintu kamar nya, ia membuka kan pintu itu ternyata salah satu maid.

"permisi non, anu non rana tidak mau minum obat karena non tidak menjumpai non rana"

"wanita itu, baiklah aku akan kesana sebentar lagi"

"baik..."

Lianka keluar dari kamar nya, menuju lantai 3 untuk menjumpai rana, sesampainya di depan kamar ia mendengar rana sedang menangis dan teriak tidak ingin di dekati oleh siapapun kecuali lianka.

Lianka masuk, ia menyuruh maid maid yang berada di kamar rana untuk keluar, ia menutup pintu nya lalu mendekati rana, lianka duduk di tepi kasur dan menatap rana dengan datar.

"minum obat"

"tidak, mengapa kau tidak menjumpai ku bukan kan kau pulang kerumah sejak tadi siang"

"aku menyuruhmu minum obat bukan mengomel seperti ini, minum obat mu aku akan tidur" lianka mengecup kening rana lalu keluar dari kamar rana menuju ke kamar nya, lianka pun menyuruh maid memberikan obat itu lagi kepada rana.






Tbc.

Pemuas Nafsu || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang