6

3.7K 75 0
                                    

Diranda dan lianka sudah pulang ke apartment diranda, diranda sudah mencari tau tentang nama yang berada di papan nama kamar lianka, ya tentu saja nama asli lianka.

dretttdretttdrettt.

"aku angkat dulu"

"hemm" diranda menurunkan lianka dari pangkuan nya ke sofa, ia berjalan keluar apartment untuk mengangkat telepon ntah dari siapa, sebenarnya lianka penasaran siapa yang menelpon diranda namun ia acuhkan karena ia malas untuk menghampiri diranda di luar.

Setelah mengangkat telepon, diranda masuk ke dalam apartment nya dan duduk di sebelah lianka seperti semula, namun lianka tidak ingin duduk di pangkuan diranda saat diranda ingin memangku nya lagi.

Diranda heran, ia pun menatap mata lianka yang sedang menatap nya kembali, tatapan mereka semakin dalam namun lianka memalingkan wajahnya dan menatap ke arah lain, diranda hanya terkekeh kecil ia mengangkat tubuh lianka dan menaruhnya di pangkuan.

"turunin.."

"kalo aku gamau gimana?"

"ck, terserah"

"kamu 2 hari tidak pulang, mabuk-mabukan dengan teman mu sampai lupa pulang"

"ah itu ak eumhh....." Belum selesai berbicara diranda langsung mencium dan melumat bibir lianka yang sangat menggoda dirinya untuk melahap bibir itu, lianka memukul pundak diranda namun sayang nya diranda tdiak kunjung melepaskan lumatan tersebut, lama-kelamaan lianka menikmati ciuman itu mereka saling melumat dan memainkan lidah satu sama lain.

Lianka melepaskan ciuman itu karena nafas nya sudah hampir habis, ia mengatur napas dan memeluk diranda dengan erat, begitupun dengan diranda tidak kalah erat dengan lianka.

Di sore hari, diranda memesan beberapa makanan untuk lianka karena di apartment nya tidak ada bahan masakan satu pun, hanya minuman dan yogurt di dalam nya, mereka makan dengan lahap, setelah makan lianka mencuci sendiri bekas makan nya lalu ia pergi ke kamar untuk istirahat.

Sementara diranda, setelah makan ia mengabaikan lianka begitu saja, ia sibuk dengan laptop yang di depannya ntah apa yang ia kerjakan namun ia sangat kesal.

Diranda masuk kedalam kamar, melihat lianka yang sedang memakai pakaian dalam hanya pakaian dalam lianka berteriak dan memasang handuk nya kembali, diranda yamg melihat itu langsung mendekati lianka dan menempelkan tubuh lianka ke dalam pelukan nya.

"kalo mau main bilang aja sayang, gak usah mancing kayak gini"

"gila, aku gak mancing aku habis mandi ya kamu juga ngapain masuk tanpa ketik pintu"

"udah biasa kan sayang, aku harus pergi sebentar maybe pulang malam"

"okey" diranda meninggalkan lianka dan mengecup bibir lianka dengan lembut, diranda selesai mengganti bajunya ia segera turun ke basement apartment nya.

Lianka sendirian di dalam apartment diranda, sudah malam dan cuaca sangat dingin, tiba-tiba saja saat lianka diam di balkon dengan segelas bir di tangan nya hujan turun begitu deras, lianka masuk dan menutup pintu balkon itu, ia duduk diam di sofa mencoba untuk menghubungi diranda.

Handphone diranda tidak aktif sama sekali, lianka masuk kedalam kamar dan menyembunyikan dirinya di dalam selimut dan memeluk guling untuk menghilangkan rasa takutnya perlahan, namun petir terus menggelegar membuat lianka semakin takut, sejak keci...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Handphone diranda tidak aktif sama sekali, lianka masuk kedalam kamar dan menyembunyikan dirinya di dalam selimut dan memeluk guling untuk menghilangkan rasa takutnya perlahan, namun petir terus menggelegar membuat lianka semakin takut, sejak kecil lianka sangat takut kepada petir sampai sekarang ia masih takut dengan itu.

Tengah malam, hujan, angin dan petir yang masih bergemuruh lianka sama sekali tidak bisa tertidur ia menangis dan menangis di tempat tidurnya, diranda pulang sekitar jam 1 malam, pintu nya di kunci untung saja ia mempunyai kunci cadangan, diranda masuk suarana apartment yang cukup gelap membuat diranda langsung berlari ke kamar.

"hiks diraa..." Air mata yang masih mengalir dengan memeluk selimut yang menyelimuti nya hangat, diranda menghampiri lianka dan memeluk nya dengan erat, badan nya yang sangat menggigil, gemetaran, diranda terus memeluk lianka dengan erat, ia menyalakan lampu nya agar terang.

Terlihat lah wajah lianka yang seperti anak kecil, air mata mengalir, mata sembab membuat lianka sangat menggemaskan di mata diranda, ia menidurkan lianka di kasur dan kembali memeluk nya dengan erat.

Tangisan itu akhirnya reda, lianka tertidur dengan pulas sudah sekitar jam 3 pagi diranda tidak kunjung tertidur, ia terus menatap wajah lianka dengan lekat, wajah cantik lianka mata sembab, pipi yang sedikit mengembang itu ingin sekali diranda makan saat itu juga.

"maaf..."

09.56 lianka terbangun, sudah tidak ada siapapun di kamar, lianka berdiri dan berjalan ke arah luar, diranda yang sedang memasak makanan membuat lianka tersenyum, ia menghampiri diranda dan memeluk nya dari belakang.

"sudah bangun? maafkan aku, aku pulang terlambat"

"iyyaa, aku mandi dulu"

"oke.."

Setelah mandi, lianka langsung ke meja makan, rambut yang sedikit basah membuat diranda terkekeh kecil melihat lianka kesusahan makan karena rambut nya yang panjang, diranda mengikat rambut lianka dan kembali makan.

Selesai dengan makan siang, lianka duduk dengan tenang di depan tv dengan handphone yang selalu di tangan nya, diranda sedang berada di kamar ntah sedang apa, saat diranda sudah keluar ia memakai pakaian rapi, lianka yang melihat itu langsung memperhatikan diranda dari ujung ke ujung.

"aku ada urusan"

"cuaca malam nanti akan sangat buruk, kamu pulang cepat ya?"

"aku usahakan ya? aku berangkat" diranda mengecup kening dan bibir lianka sebelum ia keluar dari apartment nya, lianka menidurkan dirinya memainkan handphone sampai ia tertidur lelap di sofa.

18.27 lianka terbangun karena hujan dan petir bergemuruh, lianka terkejut dengan itu saat lianka melihat sekitar ia berada di kamar dan di sampingnya sudah ada diranda yang menemaninya tidur, lianka tersenyum dan mengecup pipi diranda.

"peluk lagi, kamu takut petir kan ayo peluk" lianka terkekeh, ia mulai membaringkan tubuhnya dan di peluk dengan erat oleh diranda.




tbc.

Pemuas Nafsu || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang