Pasar malam

855 29 0
                                    

Happy reading.



Sore menjelang malam, sio menghampiri darsyina yang sedang duduk di sofa ruang keluarga.

"Mama!! Sio ingin pergi ke pasar malam!!" teriak sio. Darsyina terkejut menaruh buah yang berada ditangannya.

"Sio ingin pergi? Mama tidak mengijinkan sio untuk pergi, kamu tanya kenapa? karena disana berbahaya tidak boleh mama tidak akan mengijinkan"

"Mama, ingin pergi kesana" ucap sio. Ia menggoyangkan tangan darsyina, itulah cara sio untuk membujuk darsyina namun darsyina tetap akan mengutamakan keselamatan anak nya.

Darsyina mengangkat dan mendudukkan sio dipangkuan dirinya. "Mama tau kamu ingin pergi tapi mama tidak ingin kamu kenapa kenapa"

"Tapi tapi, sio sudah menelepon Tante zekeo untuk ikut bersama kita, ayo ma ayoo tante zekeo sebentar lagi datang" kata sio. Darsyina menghela nafasnya, belum sempat ia untuk berdiri sudah ada yang mengetuk pintu rumah darsyina maid pun membukakan pintu itu, dan ternyata zekeo, membawa bingkisan.

Sio berlari dan menghampiri zekeo di pintu depan, memeluk kaki zekeo dengan erat. Zekeo jongkok dan mengelus pipi sio dengan lembut.

"Sio belum bersiap?"

"Belum, ayo antar sio untuk bersiap"

"Baiklah jagoan, mari kita ganti dan pergi ke pasar malam, tapi sebentar tante harus bertemu mama dulu, okay?" ucap zekeo. Sio mengangguk dan menarik zekeo keruang keluarga.

"Selamat malam madam, saya izin ke kamar sio apakah boleh?"

"Ya silahkan saja, turuti saja sio"

"Baik madam, saya permisi mari jagoan" sio mengangguk. Mereka berdua pergi ke kamar sio dan darsyina pun pergi ke kamar untuk bersiap.

Mereka telah di pasar malam yang meriah, banyak berbagai jajanan yang sama sekali darsyina tidak pernah coba, walaupun sebagian sudah mencoba itu olahan restauran atau pun cafe.

Sio ingin bermain trampolin, darsyina hanya mengikuti zekeo dan sio di belakang, darsyina sama sekali tidak membawa uang cash ia hanya membawa handphone.

"Mama!! Ayo main" ucap sio sedikit teriak kepada darsyina. Ia hanya tersenyum melihat sio bahagia bersama zekeo yang ikut bermain trampolin.

Selesai main, sio ingin membeli makanan yang tentu saja belum pernah darsyina makan seperti bakso bakar dan yang lain nya.

"Mama tidak makan?"

"Ah tidak sayang, kamu saja yaa" sio mengangguk dan melanjutkan makan nya, sementara zekeo sedang membeli ice cream, ia menghampiri darsyina dan sio.

"Silahkan madam" ujar zekeo dengan senyuman yang manis. Darsyina menerima ice cream dari zekeo dan memakan nya begitu pun dengan sio mereka seperti keluarga yang bahagia walaupun begitu darsyina khawatir dengan keadaan sio, ia sama sekali tidak pernah memakan jajanan seperti itu.

Pukul 11 malam, mereka pulang zekeo mengantarkan darsyina dan sio, sio tertidur lelap di kursi belakang, darsyina pun menggendong sio untuk dibawa kedalam.

"Saya permisi madam"

"Ah iya, terimakasih untuk ini semua saya akan ganti uang mu"

"Tidak usah madam, saya senang bila sio senang"

"Baiklah, hati-hati" zekeo tersenyum, melajukan mobilnya, darsyina masuk kedalam rumah malai menaiki anak tangga menuju kamar sio dan kamar dirinya.

Setelah menaruh sio di kamarnya, darsyina masuk kedalam kamar membuka pakaian nya memasukkan kedalam keranjang cucian, ia menyiapkan air hangat untuk berendam.

Berendam didalam bathub di jam 11 malam sangat menenangkan, setelah berendam dengan nyaman ia membilas badan nya, menggunakan piama tanda dalaman, menuang bir di gelas nya dan menikmati malam yang sunyi.

Membuka pintu balkon, cahaya bintang dan lampu kota yang menyinar terang, angin menghembus kepadanya, melepaskan lelah untuk kesekian kalinya.

Pagi hari darsyina terbangun, ia duduk dan menyadari ia tidak memakai apapun piama yang berada di lantai dan 3 botol bir yang berserakan.

Darsyina tersenyum, sangat kesepian sampai ia melakukannya sendiri, ia langsung pergi untuk mandi dan membersihkan kamar nya.

Setelah membereskan semuanya, darsyina turun kebawah menuju meja makan, betapa terkejut nya ia melihat diranda yang duduk bersebelahan dengan sio.

"Sio ingin apa sayang?"

"Sio?"

"Mama!!" teriak sio. Ia langsung turun dari kursi menghampiri darsyina yang berdiri didepan meja makan.

"Aku hanya berkunjung, tidak perlu terkejut begitu, ohya ini anak kita kan sayang?"

"Anak lo? Enggak ini anak gue, lo ga berhak sebut dia anak lo"

"Ayolah, aku cuma berteman dengan hersy jangan seperti ini syina"

"Bacot! Gue ga butuh lo kita udah akhiri semua ini"

"Aku udah bilang, aku gak akan pernah akhiri ini semua" diranda mendekat memegang dagu darsyina dan menarik kehadapan nya.

"Jangan sakiti mama sio!!!"

Diranda tersenyum, melepaskan tangan nya dan sedikit menjauh, ia mengambil kunci mobil dan handphone dan pergi dari rumah darsyina.

Pagi yang sangat menyebalkan bagi darsyina, sio yang tampak murung memegang tangan darsyina dan memeluk nya dengan erat, tidak ingin mama nya disakiti oleh diranda.

"Sio minta maaf, sio tidak tau dia"

"Tidak papa sayang, sio harus menjauh dari wanita itu"

"Baik ma, sio tidak akan pernah mendekati orang itu lagi" darsyina mengangguk dan kembali memeluk sio dengan erat.

Sore menjelang malam, zekeo datang membawa pesanan sio, darsyina heran mengapa anak nya sangat menyukai zekeo bahkan baru aja kenal.

"Yeeyy, ayo ma kita makan, makasii tante"

"Sama sama jagoan, malam madam"

"Iyaa, kamu besok tolong jagain sio di sekolah tadi pagi diranda kemari, saya takut dia akan apa apakan sio"

"Udah gila ngapain dia dateng kesini, awas aja klo sekali lagi datang kesini" batin zekeo. Ia mengangguk dan masuk kedalam rumah, mereka tampak bahagia.



Tbc.

Pemuas Nafsu || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang