Prolog

148 7 0
                                    

Melipir sebentar dari hiruk-pikuk Ibu Kota, udara sejuk berhembus tat kala rindangnya pepohonan menghalangi terik matahari. Kaki itu terus melangkah menyusuri trotoar dengan sepatu hitamnya. 

Dalam langkahnya itu ia tidak berhenti mengedarkan pandangan, Kota yang ia tinggal betahun-tahun itu mengalami banyak perubahan. Meski tanpa gedung pencakar langit seperti Kota sebelumnya, Kota ini memiliki ciri khas tersendiri.

Salah satunya : gerombolan pemotor. Dia terpaku termenung saat mereka menguasai hampir seluruh jalan. Namun yang membuatnya semakin termenung adalah, mereka menepi kemudian parkir dengan tertib, setelahnya membeli dagangan seorang kakek. Gerobak bertuliskan cendol itu dikerubungi orang-orang berjaket leather hitam.

Senyum merekah dari penjual cendol itu mendamaikan hati, sebelumnya dia khawatir karena mereka menghalangi jalan kemudian berhenti tepat di depan gerobak. Dia pikir akan terjadi kasus pemalakan, tapi ternyata tidak. Jika iya pun, dia tidak akan sanggup melawan mereka sendiri untuk membantu pedagang cendol itu.

Fokusnya masih pada gerobak cendol yang dikerubungi pemotor itu.

"Keren kan a mereka?"
Seseorang yang berbicara disampingnya tidak dihiraukan.

"Mau gabung RW?"

"A bangun, sore-sore gini jangan tidur!"

Dia terus membuka mata karena terkejut, "Astaga.." menguap, mengucek mata, kemudian menggaruk kepala. "Cuma mimpi ternyata."




















To be continued..






















Selamat datang di Skyscraper, cerita baru dari pemain ekstra di A-teenage dan Be My Rain. Meski ngambil salah satu pemain dari cerita tersebut, cerita ini gak berkaitan kok. Jadi kalau mau langsung baca ini boleh saja. Enjoy

SkyscraperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang