7. Kematian David

112 20 0
                                    

Budayakan vote dan komentar di setiap paragraf.

Jangan lupa follow akun wattpad aku dulu, ya, supaya dapet notif hangat dari Mak. Ocha_Amsy16

Instagram : @nuna.chaa
Tiktok : @ocha_amsy16

Salam hangat dari author si predikat 1001 GENEVA MEMORIAL SCHOOL 😂

“Hey kalian!”

Ke empat laki-laki yang baru saja melangkah keluar gerbang asrama kini menoleh. Ia melihat Pak Ageng yang kini berjalan menghampiri dengan wajah tak bersahabat.

“Kalian semalam yang ada di taman, kan?”

Mereka saling melempar pandangan. Berusaha menetralkan kegugupannya dengan bersikap setenang mungkin.

“Kita? Orang kita di kamar terus, Pak. Mana ada kita malem-malem ke taman. Mending kita belajar, iya nggak woi?” jawab Gionino meminta tanggapan pada teman-temannya.

“Betul tuh, Pak. Kalau pun kita ke taman, mending siang-siang, atau nggak pas sore-sore. Baru itu enak. Lah, kalau malem mau liat apaan? Gelap kayak gitu,” sahut Bon-bon membenarkan.

“Ya sudah, kalian boleh pergi sekarang,” ucap Pak Ageng percaya.

“Mari, Pak.” Keempat laki-laki itu berjalan keluar gerbang dengan napas lega. Sesekali mereka terkekeh pelan. Selamat. Elakkan mereka akhirnya mampu membuat mereka terbebas dari kecurigaan penjaga asrama.

Dari jarak kurang 2 meter dari gerbang sekolah, mereka sudah disuguhkan dengan orang-orang yang keluar masuk dengan tampang tergesa. Suara sirene ambulans pun bergema ketika mobil itu memasuki sekolah. Ada apa ini?

Mereka berlari, menghampiri Pak Jaya selaku satpam sekolah. “Pak, ini ada apa, ya? Kok ada ambulans segala?”

“Salah satu siswa ditemukan meninggal di lapangan basket,” jawab Pak Jaya dengan air muka yang terlihat cemas.

“Siapa, Pak?”

“Aduh, Bapak kurang tahu namanya siapa.”

“Ayok, kita ke sana,” ajak Shailendra penasaran.

Gegas mereka berlari tergesa. Menyusuri lorong sekolah yang dipadati oleh murid-murid lain yang tengah membicarakan soal kematian murid GMS yang terdengar misteri. Banyak bisik-bisik kecil yang mengatakan kalau siswa itu mati lantaran serangan jantung. Semakin di buat penasaran, ke empat laki-laki itu akhirnya sampai di lapangan basket yang sudah dipadati oleh kerumunan orang.

Garis polisi membentang. Jenazah murid itu hendak dievakuasi. Ke empat cowok itu lantas menerobos kerumunan agar bisa lebih dekat untuk melihat. Tubuh Bon-bon seketika menegang saat melihat siapa murid yang sudah meregang nyawa tersebut. Dia adalah teman sebangkunya, David.

“David!” Bon-bon hendak menerobos garis polisi tersebut, tapi dengan sigap ditahan oleh para staf guru agar tidak mendekat. “Lepasin, Pak. Itu temen saya!”

“Tenang, biarkan mereka menangani temanmu untuk segera di bawa ke rumah sakit,” ucap Pak Luki.

Gionino menepuk bahu Bon-bon untuk menenangkan. “Bener apa kata Pak Luki, Bon. Lo tenang dulu.”

Air mata kini menjadi saksi betapa terpukulnya Bon-bon saat mengetahui teman sebangkunya sudah tiada. Baru kemarin ia saling melemparkan candaan dengannya. Tapi sekarang? Justru David ditemukan sudah tidak bernyawa.

Bon-bon memang baru mengenal David saat keduanya masuk di kelas Master 1. Perkenalan yang singkat itu meyakinkan kalau David adalah orang baik. Pasalnya, David selalu merespons ucapan Bon-bon dengan ramah.

SISTEM BERANTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang