1. SISTEM BERANTAI

270 36 1
                                    

Welcome to the first chapter.

Vote and coment this chapter♥️

Geneva Memorial School dikenal sebagai sekolah buangan. Banyak murid yang bermasalah dibuang ke sekolah ini dengan berbagai macam kasus. Namun, tak ada yang tahu dibalik sisi GMS. Sekolah ini bukan sekolah biasa. Murid yang dikatakan buangan itu memiliki prestasi di setiap kemampuan yang dimiliki. Akan tetapi, tak banyak juga orang yang bisa bertahan di sekolah ini. Karena mereka harus menghadapi sistem sekolah yang mengerikan.

Geneva Memorial School terletak di tengah hutan yang jauh di pemukiman. Banyak juga orang yang mengatakan kalau sekolah itu adalah istana penyihir. Bagaimana tidak, bangunannya pun di domisi warna abu-abu pekat. Begitupun dengan asrama murid yang terletak kurang lebih 5 meter dari sekolah dengan cat berwarna sama.

Nasib sial pun kini harus menimpa Shailendra yang terpaksa pindah ke GMS. Di mana ia di buang oleh orang tuanya sendiri karena menganggap Shailendra bodoh, tak seperti kembarannya yang memiliki otak genius. Shailendra selalu membuat kasus di sekolah, dan itu membuat orang tuanya tambah malu.

Shailendra menatap gerbang yang menjulang tinggi dengan besi runcing di setiap ujungnya. Ia mendesah kasar, lalu melangkahkan kakinya masuk seraya menggeret kopernya. Hal pertama yang Shailendra dapatkan adalah penjaga asrama yang langsung menyambutnya dengan wajah datar.

“Kamu murid baru di sini?” Shailendra mengangguk membenarkan. “Silakan tunjukan id card kamu sebagai murid GMS.”

Shailendra mengeluarkan id card yang diberikan oleh pihak sekolah ketika orang tuanya mendaftarkannya ke sekolah ini. Sang penjaga Asrama pun membacanya dengan serius, lalu ia mengembalikan id card itu pada sang pemiliknya.

“Ikut saya. Kamar kamu ada di nomor 67,” ucapnya.

Sebuah anggukan Shailendra iyakan. Setiap langkahnya membuat matanya memperhatikan setiap sudut asrama ini. Asrama ini tampak terawat, tapi entah mengapa aura asrama ini terasa mencengkam.

“Ada satu peraturan yang harus kamu terapkan.” Suara penjaga sekolah itu mampu menginterupsi perhatian Shailendra. “Tidak boleh mencari tahu dan ingin tahu tentang GMS jika kamu ingin terus bertahan hingga lulus nanti.”

“Memangnya kenapa?” tanya Shailendra penasaran.

“Sudah saya katakan, jangan ingin tahu tentang apa pun menyangkut GMS!” bentaknya keras. “Ini kamar kamu, dan satu kamar ini di huni oleh empat orang. Jika kamu butuh apa-apa panggil saya. Nama saya Pak Ageng.” Pak Ageng memberikan satu kunci kamar untuk Shailendra pegang. Setelah itu Pak Ageng langsung membalikkan tubuh dan berjalan meninggalkan Shailendra.

Kunci kecil itu langsung saja di putar hingga pintu terbuka. Cahaya yang temeram langsung disuguhkan di depan mata dengan besar ruangan yang cukup luas. Langkahnya kini berusaha masuk, ada empat ranjang susun yang sudah di pastikan tiga di antaranya sudah ada yang mengisi. Karena beberapa ranjang itu terlihat ada yang rapi juga berantak oleh barang-barang sang pemiliknya.

Shailendra mendudukkan diri di salah satu ranjang kosong. Ia menghela napas, lalu mulai merapikan barang bawaannya dengan rapi. Di situ juga sudah di sediakan satu meja nakas, juga lemari untuk setiap masing-masing penghuni.

“Abis ini gue duluan yang bakal mandi,” suara seseorang itu terdengar samar. Namun, seseorang itu juga tampak terkejut ketika pintu kamarnya terbuka. Lebih terkejutnya lagi saat ia menemukan orang asing berada di kamarnya. “Woi maling lo, ya!”

“Anjir, iya, ada maling, cok!” seru salah satu dari mereka.

Shailendra bangkit. Wajahnya menunjukkan tanpa ekspresi. “Gue bukan maling, tapi gue murid baru di sini. Dan ini kamar gue.”

SISTEM BERANTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang