TE | Chapter 42

111 7 0
                                    

Berita antara hubungan Erlangga dan Viola tersebar pesat secepat kilat. Berita itu menjadi topik trending di sekolah SMA Trisatya. Pagi ini, kericuhan murid SMA Trisatya yang mengetahui adanya sebuah hubungan yang baru terjalin kemarin, antara seorang most wanted dengan gadis berprestasi di sekolahm

Seantero sekolah pun sudah mengetahui berita trending ini. Beberapa dari murid mendesah kecewa dan patah hati, karna kakak Erlangga yang mereka kagumi, kini sudah dimiliki cewek lain. Beberapa dari murid bersorak kegirangan, karna kapal mereka bisa berlayar hingga jadian.

Kedua kaki jenjang Erlangga melangkah melewati parkiran motor setelah selesai memarkirkan motor besarnya. Jari-jari cowok itu menyapu helai demi helai rambutnya ke belakang.

Gila, keren banget gue. Batinnya berkata sombong.

"Kak Er!"

Kedua kakinya yang melangkah terhenti seketika kala mendengar seseorang yang meneriaki namanya. Cowok berperawakan gagah itu membalikkan badannya menemukan seorang gadis yang tengah berlari kecil mendekatinya. Kening Erlangga mengernyit bingung.

"Ya?" tanya cowok itu saat gadis yang memanggil namanya tadi ada di hadapannya.

"Anu, gue cuman mau balikin hoodie lo," ujar gadis dengan namateg 'Lea freyshya'. Kedua tangan gadis itu bergerak membuka resleting tas-nya dan mengambil sebuah totebag yang berisi hoodie berwarna hitam milik Erlangga.

Masih ingat dengan Lea? Gadis yang pernah Erlangga pinjamkan hoodie, karna seragam cewek itu yang basah akibat dibully oleh Rula, Fany, dan Dena.

"Nih, maaf baru bisa balikin hoodie-nya sekarang. Makasih, ya."

Tangan putih nan mukus milik Lea menyodorkan sebuah totebag berisi hoodie kepada cowok yang ada di hadapannya.

Erlangga menerima apa yang disodorkan oleh Lea. "Sama-sama. Lo keliatan beda banget, ya," cetus Erlangga.

Kedua remaja itu melangkahkan kakinya dengan beriringan memasuki gedung sekolah SMA Trisatya. Lea yang berada di sebelah Erlangga menampilkan senyuman manisnya.

"Gue berubah berkat ucapannya Kak Er waktu itu, loh ...," beritahu Lea. Nada gadis itu terdengar sagat ceria.

Cowok yang ada di sebelah Lea mengerutkan keningnya bingung. Menerawang ke atas, mengingat-ingat ucapan yang diberitahu oleh Lea.

"Ucapan yang mana? Gue gainget," ujar Erlangga pada akhirnya. Cowok itu menatap balutan kedua kakinya yang dibungkus sepatu hitam. Satu tangannya terangkat menggaruk ceruk lehernya yang tak gatal.

Lea terkekeh merdu di sebelah Erlangga. Kedua iris kecoklatannya menerawang ke atas, memutar balik kejadian di mana ia ditolong oleh Erlangga.

"Kalo misal lo dibully lagi, jangan takut buat ngelawan, ya. Selagi lo ga salah, ga perlu ada hal yang harus lo takutin. Jangan ragu buat ngelawan orang-orang yang udah nge-bully lo. Dan jangan sampe gara-gara kejadian tadi, lo jadi cewek pendendam, ya. Apapun yang mereka lakukan, jangan pernah ngebuat lo punya rasa dendam ke mereka. Dunia itu adil, kok. Cuman butuh waktu aja buat ngebalikin keadaan, karna roda kehidupan terus berjalan. Ga akan selamanya lo ada di bawah dan dipandang rendah oleh mereka."

Lea mengulang kembali perkataan Erlangga dengan lugas itu. Perkataan cowok itu masih tersimpan rapi dalamm benaknya. Mana mungkin akan Lea lupakan. Sebuah senyum indah terukir diwajah cantiknya. Menatap kembali Erlangga, yang terkekeh dengan renyah di sebelahnya.

Lea memandangi wajah teduh Erlangga. Tanpa sadar ia terus memandangi Erlangga yang tertawa tanpa kedipan mata. Kedua bola matanya tak bisa dan tak mau berhenti menatap sosok manusia bak pangeran yang sedang terkekeh di sebelahnya.

Transmigrasi ErlanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang