Mark as a walking red flag

138 26 0
                                    

Sudah seminggu semenjak aku dan Bara berperang dingin. Aku maupun Bara bak tak pernah kenal, tak ada telfon saat malam, tak ada mengirim pesan walaupun isinya yang tidak penting, tak ada gurauan yang terlontar saat kita bertemu. Benar-benar seperti tidak pernah mempunyai hubungan sebelumnya.

Aku menatap ponselku lagi dan lagi. Tertera tampilan pesan seminggu lalu- lebih tepatnya foto yang dikirim oleh temanku Tiara saat ia tidak sengaja melihat Bara yang duduk di cafe. Tidak hanya itu, lengannya melingkar di pundak sang puan yang duduk di sampingnya. Senyuman riang tak lupa ia pamerkan. Melihat itu, tentu saja Tiara geram, ia langsung memotret dan mengirimnya kepadaku.

Reaksiku tentu saja tidak langsung berpikiran negatif, aku hanya berspekulasi itu hanyalah teman tongkrongannya saja. Lagi pula yang ku tahu semua teman-temannya sudah memiliki kekasih. Tetapi balik lagi, itu semua hanya spekulasi positifku sebelum aku memvalidasi dengan menanyakannya pada Bara.

Baraaaa

Bar
Kamu dimana?

Kala itu, 5 menit tak ada jawaban. Aku menunggunya dengan santai, karena hal seperti ini beberapa kali terjadi dan aku percaya Bara tidak melakukan apa apa.

Aku lagi nongkrong, Sayang

Dimana?

Di tempat makan biasa

Ada cewek?

Iya, Gia doang

Aku mengerinyit melihat jawabannya. Aku kembali melihat foto yang dikirim Tiara, perempuan itu jelas-jelas bukan Gia. Aku tahu persis wajah Gia walaupun dari jauh.

Aku mengetik di ruang pesan pribadi Tiara dengan perasaan cemas dan tidak percaya.

Tiara

Ra, lo masih disana kan?
Lo bisa videoin Bara?

Masih. Oke.
📸Video sent

Mataku memfokuskan dengan apa yang direkam Gia dengan teliti. Aku bersumpah itu benar-benar Bara dengan perempuan yang aku tak tahu itu siapa, tapi jelas-jelas itu bukan Gia.

Makasih, Ra

Baraaaa

Beneran cuma Gia doang?

Yaiya? Kenapa sih?

Terus ini siapa?
📸Video sent

Setelah mengirim itu, aku lempar ponselku dengan asal. Jemariku terulur menghapus air mata yang sedaritadi menetes pada pipiku.

Aku benar-benar tak menyangka. Kejadian teman-temanku yang memergoki Bara dengan perempuan lain sudah beberapa kali terjadi. Teman-temanku pun sering kali menyuruhku untuk memutuskan hubunganku dengannya, tetapi aku memilih untuk percaya pada Bara. Pasalnya, aku benar-benar percaya bahwa dia tidak akan melakukan hal murahan seperti itu. Aku benar-benar merasakan kasih sayang dan perhatian yang penuh darinya. Bahkan seringkali ia berjanji dirinya tidak akan pernah meninggalkanku.

Aku tertawa sarkas karena pikiran bodohku. Sekarang aku benar-benar seperti gadis bodoh yang dibohongi pria bejat sepertinya. Harusnya saat itu, aku mendengarkan ucapan Tiara yang menyuruhku putus dengannya.

Nada dering terus terdengar dari ponselku. Masa bodoh dengan itu, saat ini aku tak ingin lagi-lagi mendengar alasan dari pria itu.

-

Sudah 2 minggu sejak kejadian Bara, aku benar-benar tidak menggubris telfon maupun pesannya.

Aku terbangun dari tidurku. Aku meringis kala merasakan pening menjalar di kepalaku.

NCT ASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang