Panas terik senin itu terasa menusuk, ditambah lagi dengan barisan murid yang berdempetan membuat cuaca terasa pengap.
"Ah, anjir! Panas banget gila! Ini lama banget dah upacaranya. Lagian cuma buat penerimaan siswa baru aja lama banget!" Kanaya hanya tertawa mendengar Hara yang daritadi sibuk mengoceh.
Senin ini adalah upacara penerimaan siswa baru. Tak heran jika diadakan upacara dengan waktu yang cukup lama. Lebih lagi, mereka baru memulai ajaran baru dari libur panjang setelah akhir semester kelas 11.
"Sabar, Ra. Lagian udah lama loh kita gak upacara seangkatan gini, biasanya cuma kelas 10 sama 11 doang, karena kelas 12 sibuk ujian."
"Ya justru itu, Nay! Sekarang gue gabisa cuci mata lagi karena kelas 12 udah lulus." Kanaya memutar bola matanya malas. Ternyata sedaritadi ia mengoceh adalah itu alasannya.
-
Saat ini jam istirahat, Kanaya dan Hara sedang mengantri dikantin. Baru mereka menduduki salah satu meja, Kanaya menyadari sesuatu. "EH, d-dompet gue!"
Hara mendengar itu tentu saja ikut panik."HAH?! GIMANA SIH LO? JATOH KALI!"
"T-tadi gue pegang, Ra. Sumpah!"
"Terus giman—"
"Misi, kak." Suara itu menginterupsi kepanikan mereka berdua.
Seragam yang rapih, serta name tag dibagian kantongnya yang melengkapi, peluh keringat terlihat pada dahinya seperti habis marathon, tapi masih tercium parfum berbau musky pada tubuhnya.
"Kak? Anu... ini..." Kanaya tersadar dari lamunannya. Ia melihat apa yang disodorkan tangan besar pria yang memanggilnya dengan 'Kak' itu.
"E-EH?! DOMPET GUE!"
"Iya kak, tadi saya liat gak sengaja jatuh." Kanaya mengambil dompetnya dengan hati lega. "Makasih ya! Maaf, ceroboh banget ya gue." Kanaya tersenyum manis tanda terima kasih sambil menggaruk kepalanya.
Pria itu terlihat mengalihkan pandangannya dengan muka terkejut yang ditutupi. Ia mengusap rambutnya kebelakang, sebelum menatap Kanaya lagi.
"Gapapa kak, saya—"
"Gausah pake saya dong! Santai aja gapapa." Lagi-lagi Kanaya tersenyum membuat pria itu hanya terdiam menatap perempuan itu dengan sesekali mengalihkan pandangan.
Kanaya melirik bet yang berada bagian lengan seragam pria itu. "Kelas 10 ya?" Tanya Kanaya sambil memiringkan kepalanya menatap pria dihadapannya. Ia bingung, pasalnya pria itu terus saja mengalihkan pandangan, jadi ia mengira mungkin pria itu tak tertarik berbicara dengannya, membuat ia segera ingin menyudahi percakapan ini.
"Iya, kak."
"Oalah, okay! Semangat MPLSnya! Aku mau makan dulu laper hehe, kamu juga jangan lupa makan!"
Pria itu hanya mengangguk, dan berlalu. Begitu juga Kanaya, ia kembali duduk di kursinya.
"Cakep tuh."
Kanaya hanya menghela nafas tak menanggapi ucapan Hara. "Gebet dong! Jomblo terus lo, gue yang bosen liatnya."
Kanaya berdecak, "Gue juga bosen liat lo gamon ama kakak kelas buaya lo. Udah gak setia, masih aja di gamonin."
"Anjrit lo, Nay!" Hara melempar tisu dengan kesal ke arah Kanaya.
"Sialan, bekas mulut lo!" Yah, lalu terjadilah perang dunia ke 3.
-
His PoV
Tak terasa sudah 3 bulan terakhir semenjak masuk ke sekolah ini. Dan sudah 3 bulan juga tak melewatkan pagi di hari kamis, jam 8 pagi, radarku mencari sekeliling lapangan yang dipenuhi murid tengah berolahraga.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT AS
FanficIn this universe, you are the main character! Feel free to leave a comment for request. Pict cr. to Pinterest ©illusionic 2023