Warning! 18+
"He cheated on you."Lagi, lagi, dan lagi. Entah sudah berapa lama aku tenggelamkan kepalaku yang tak ingin berhenti membuat otak ku bak memutarkan radio rusak yang mengulang kata-kata yang tak lagi sanggup ku telan mentah-mentah seperti biasanya.
Sampai-sampai aku tak sadar air mata ku mengalir saat ku sibukan tenggelamkan diriku.
Sunyi, tenang, dan yang terpenting, tak ada seorang pun disini. Itu semua yang aku butuhkan sekarang. Tapi, otak maupun hati ku berkata lain. Kalimat perempuan itu terus terputar di otak ku, aku-
Mata ku terbuka lebar dan segera ku ambil pasokan oksigen saat merasakan nafasku tercekat, membuatku terbatuk akibat aksiku yang tiba-tiba.
Saat terbatuk samar-samar aku mendengar seseorang terengah- tunggu... bukankah tadi aku di kolam renang? Mengapa sekarang aku berbaring di pinggir kolam?
Buru-buru aku bangun dari keterbaringanku, "Kalo gabisa berenang, gausah sok-sok an berenang."
Aku menoleh, tersadar ada pria di sampingku- yang bersender dengan nafas terengahnya, baju yang ia pakai pun basah kuyup bak tsunami menerjangnya.
"Gu-gue kenapa?" Bukannya menjawab, pria itu berjalan melewatiku dan luncurkan tubuhnya ke kolam renang setinggi 2 meter itu. Aku masih memandang kepergiannya, tapi tak lama ia kembali dengan lengannya ia letakkan pada pinggir kolam sambil menatapku. Satu tangannya terulur ke arahku. Aku masih tetap pada posisi duduk ku. Menatap uluran tangannya penuh ragu, tapi saat ku beranikan diri menatap matanya, entah sihir apa yang pria itu pancarkan hingga aku menerima uluran tangannya.
Kini, aku berhadapan dengannya. Suara air yang menggelombang penuhi sunyi antara pria itu dengan ku.
Aku menatap samar tanganku yang masih digenggam erat dengannya. Lagi-lagi, entah sihir dari mana, aku tak berinisiatif melepaskannya sedetik pun.
Hening terpecah saat ia menghela nafas, refleks aku menatap matanya yang juga menatapku. "You passed out. There." Jelasnya tiba-tiba sambil melihat area yang tak jauh dari sini. Aku melotot tak percaya, aku benar-benar sadar bahwa tadi aku hanya menenggelamkan diri sebentar untuk hilangkan suara berisik di kepala ku.
Pria itu kembali hubungkan kontaknya dengan mataku, "Untungnya, God says it's not time for you to go to heaven yet. I saw you. Mungkin pingsannya belum lama, jadi cuma gua kasih nafas buatan-" Lagi-lagi aku melotot tak percaya.
Pria itu buru-buru berdeham, "W-want to compete?" Ucapnya sambil melihat ujung kolam. Tak mendengar jawaban, ia menatapku lagi. "Ah, lupa. Lo gabisa renang." Pria itu tersenyum mengejek ke arahku.
Ku lemparkan tatapan tajamku ke arahnya, "Gue bisa!" Senyum pria itu sirna tergantikan dengan wajah penuh telisik. "Oke, ayo."
Ia perlahan pindah ke sampingku- yang mengakibatkan kaitan tangannya dengan ku- akhirnya terlepas. Aku meneguk ludah kala melihatnya bersiap seperti ia menunjukkan bahwa ia sudah ahli.
Aku mengikuti arah pandangnya ke arah ujung kolam, lagi-lagi meneguk ludah saat melihat jaraknya yang cukup jauh- tidak, ini malah sangat jauh untukku.
"Satu, dua," Aku maupun dia melakukan ancang-ancang. Lalu, saat itungan ketiga, pria itu sudah melenceng jauh. Sadar aku hanya bisa terpaku melihat kecepatannya, mau tak mau aku berusaha mengimbanginya dengan nafas pendek yang ku punya.
Ah, bahkan semenit pun tak ada saat aku lagi-lagi kembali mengambil nafas dan mulai berenang.
Aku tak tau pria itu sudah sampai mana, penglihatanku tertutup oleh air, ditambah nafasku tak beraturan hingga fokusku jadi terpecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT AS
FanficIn this universe, you are the main character! Feel free to leave a comment for request. Pict cr. to Pinterest ©illusionic 2023