Juliet.
Dia gila, dia adalah pria gila dan brengsek yang pernah ku temui, entah kenapa wajah brengsek nya selalu terngiang dikepala ku, seringaian meledek nya membuat ku ingin membogem seseorang, kadang aku suka bertanya kenapa ibu nya bisa melahirkan pria seperti itu? Sok tampan, menyebalkan, brengsek.Dan saat dia memegang bokong ku lalu meremas nya, dia pikir aku akan tergoda dan akan meminta lebih pada nya seperti gadis lain? Oh bung maaf, aku tidak tergoda, bukan karna aku tidak normal tapi memikirkan aku bercinta dengan nya membuat asam lambung ku naik dan ingin memuntahkan isi perut ku.
Oke guys, sekarang lupakan tentang si brengsek Romeo, sekarang lanjutkan yang sedang ku lakukan yaitu.
BERTATAP TAJAM.
DENGAN SEPUPU KU.
LILY PRINSLOO.
double shit untuk bulan ini, pertama aku bertemu dengan pria bodoh, kedua aku kalah tender dan ketiga aku bertemu dengan sepupu ku yang iri karna aku mendapat perusahaan.
"Aku dengar kau kalah tender" Lily slut menyeringai kemenangan pada ku, ingin ku sobek saja mulut itu.
Tunggu! Dari mana dia tau aku kalah tender? Padahal aku berusaha menutupi hal ini pada nya, tidak aku tidak boleh mengatakan 'ya Lily, aku kalah tender, terima kasih sudah mengingatkan'. Bisa bisa dia mengejek ku dan membuat ku menjadi gadis brutal.
"Tidak, aku tidak kalah" aku menjawab dengan suara yang elegan.
"Benarkah? Wow" Lily memasang wajah sok terkejut nya yang sok cantik itu.
Yaa sok cantik karna memang begitu kenyataan nya, saat High School dulu aku adalah yang paling populer, bukan nya sombong tapi memang begitu, aku populer, cantik dan pintar, dan Lily tidak populer, sok cantik dan bodoh, lalu dia berusaha untuk menjadi sepopuler diri ku dengan bertingkah seperti gadis tidak beradab.
Dia pernah menarik rok ku disekolah hingga celana dalam ku terlihat.
Dan kau tau rasa nya? Malu sekali! Tapi lupakan tentang masa lalu, sekarang aku lebih sukses dari nya.
"Ya tentu saja Lily, aku memenangkan tender" aku tersenyun kemenangan, rasakan itu Lily dada besar.
"Oh congras, aku lupa kalau aku ingin memberi ini juga untuk mu" Lily mengacak ngacak isi tas nya mencari sesuatu.
Semenit, dua menit, tiga menit, empat menit, lima menit. Demi tuhan apa isi tas nya begitu banyak hingga mencari sesuatu saja selama itu?
"Oh maaf, aku lupa bukan di tas yang ini, sebentar" dengan gerakan anggun yang berhasil membuat kepala ku pening Lily mengambil tas lain yang berada disamping nya.
Sekarang aku mulai bertanya tanya, apa dia membawa dua tas untuk kerumah kakek?
"Kau membawa dua tas?" aku mengajukan pertanyaan ku.
"Ya tentu saja, kau tau kan banyak make up mahal yang harus ku bawa"
"Oh ya aku tentu saja tau, karna sudah jelas dari wajah mu yang bedak nya setebal 5 centi" aku terkekeh geli, dia tidak menjawab ejekan ku, aku tau kalau aku menbahasa tentang bedak nya yg 5 centi pasti dia terdiam
Kalian tau kenapa? Memang begitu kenyataan nya! Entah kenapa kadang aku suka bingung dengan wanita yang memakan bedak tebal di wajah nya.
"Oh aku mendapatkan nya, ini untuk mu" Lily mengeluarkan sebuah benda persegi berwarna baby blue.
"Apa ini" aku menerima nya dan mulai membaca nya.
Oh ini adalah surat undangan pernikahan milik nya, aku mulai membaca nya dan melirik kearah si dada besar itu, dia sedang tersenyum menyindir dan menatap ku seperti berkata 'haa! Kau memang hebat dalam berbisnis tapi kau tidak hebat dalam percintaan, dasar gadis single forever'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo and Juliet
RandomBertemu dengan pria seperti seorang Romeo cukup menyebalkan bagi Juliet, sikap Romeo yang terbilang banyak berbicara, humoris dan ramah sangat berbanding balik dengan sikap Juliet yang pendiam, tegas dan dingin, berawal dari pertemuan meeting tender...