Bab 5

1K 33 0
                                    

Romeo.

Suatu penyesalan menerima ajakan si wanita ular Juliet, dia mengajak ku ke club malam itu dan aku menerima nya karna dia meminta nya dengan suatu ancaman rahasia yang bisa membuat masa depan ku hancur kalau dia menyebarnya, maka dari itu aku ikut ajakan nya. Awal nya aku tidak menyesal karna bisa bertemu teman baru yaitu Revan sepupu dari si Juliet, Revan orang yang menyenangkan, tenang guys aku sudah bukan gay lagi, jelas aku tidak akan menyukai si Revan.

Setelah ketidak penyesalan itu datang, tiba tiba saja rasa menyesal menimpa ketidak menyesalan itu, Juliet mabuk dan membuat ku repot, gadis itu mabuk benar benar seperti orang gila, dia menampar pipi ku dan berteriak mengatai aku gay, demi tuhan malam itu aku benar benar ingin menyumpal mulut besar nya dengan kaos kaki bau ku.

Dan sekarang, setelah dia bangun di pagi hari dan sudah sadar sepenuh nya dia masih saja merepotkan! Dia memuntahi ku, tadi nya aku tinggal saja dia dipinggir jalan biar dia di pungut oleh pemulung.

"Apa makanan nya sudah jadi? Aku lapar sekali!" suara teriakan Juliet dari meja makan terdengar.

Menyebalkan sekali gadis itu, sudah bagus aku tampung dirumah ku dia malah mengeluh lapar dan mengatai ku tuan rumah yang jahat karna tidak memberi nya sarapan pagi, lihat saja nanti kita lihat apa yang akan terjadi.

"Sudah bagus aku tampung kamu disini, berisik tau tidak?"

"Bagus apa nya, kau lama sekali memasak nya, ayolah cepat"

Aku hanya diam dan menyediakan spagetti ala masakan ku, aku melirik kearah Juliet dan mendapati diri nya tengah menatap pelayan rumah ku yang sedang membersihkan gucci besar di sudut ruangan, aku tersenyum licik dan menambahkan dua sendok garam ke dalam spagetti milik nya.

Eat that, Juliet!

"Ini spagetti mu" aku menaruh spagetti milik nya diatas meja dan ikut duduk di hadapan nya.

"Apa ini enak?" dia menatap spagetti buatan ku.

"Tentu saja, makanlah" aku mulai menyantap spagetti milik ku.

Dia mengangkat bahu nya dan mulai menyendok spagetti, aku menahan tawa ku mengingat wajah nya nanti, ayolah July, makan spagetti balas dendam ku. Dia memasukan spagetti itu ke dalam mulut nya, aku melirik kembali ke arah nya, kunyahan nya mulai melambat dan ekspresi wajah nya mulai berubah.

"Apa yang kau campur?" tanya Juliet dengan spagetti yang masih ada didalam mulut nya.

"Campur? Emm... Garam dua sendok" aku memasang wajah tanpa dosa ku.

Mata nya membulat kaget dan langsung lari ke dalam kamar mandi, aku mendengar suara muntahan nya dan memaki nya, aku tertawa keras mengingat ekspresi wajah bodoh nya itu, mengingat apa yang terjadi selanjut nya aku langsung menutup kuping ku, aku tidak ingin datang ke dokter THT habis ini.

"ROOOMEEOOOOOOO!!!!"

Suara teriakan Juliet terdengar ke seluruh penjuru rumah ku, para pelayan menghentikan aktivitas nya dan menoleh kearah kamar mandi. Aku mendorong piring spagetti ku lalu berdiri dan berlari memasuki kamar dan mengunci nya, aku yakin Juliet pasti akan membogem wajah ku setelah ini.

**

Benarkan seperti dugaan ku, Juliet pasti akan membogem wajah ku setelah memberi 2 sendok garam pada spagetti nya, tadi sehabis dia keluar dari kamar mandi dia meminta kunci kamar cadangan ku pada pelayan rumah dan pelayan memberi nya, dia masuk kedalam kamar ku saat aku sedang memakai dasi kerja ku, lalu dia menampar wajah ku lalu mengatai ku brengsek.

Tamparan yang bagus untuk seorang perempuan karna dia berhasil membuat pipi ku sedikir membiru.

"Kau brutal" aku bergumam kesal sambil meenyetir mobil.

Romeo and JulietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang